part 5

3K 260 12
                                    

Temen-temen, maaf sebelumnya, karena beberapa bulan ini aku lagi sibuk-sibuknya, jadi jarang update😔 tapi makasi banyak buat kalian yang masih nungguin cerita ini❤

Oh iya, aku cuman mau ngingetin kalau sifat, karakter tokoh dalam cerita ini semua cuman fiksi, dan aku harap kalian ga ada yang menyangkutpautkan ini sama dunia nyata yaa.

Salam sayang dari Ran❤❤

Salam sayang dari Ran❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Akhirnya hari yang paling tak Yoonhwa inginkan tiba, sore ini setelah ia baru saja selesai membereskan koper, sopir pria itu sudah tiba untuk menjemputnya. Yoonhwa hanya membawa koper kecil, dan meninggalkan sebagian besar barangnya di apartemennya dan Sujin. Yoonhwa yakin ia tak akan lama di tempat pria itu, walau sebenarnya agak ragu. Tapi bagaimanapun ia harus cepat-cepat pergi dari sana jika tak ingin emosi menguasainya yang lantas ingin menghilangkan pria itu dari muka bumi.

Ia seketika merinding. Bisa gawat kalau sampai itu terjadi, Yoonhwa tidak ingin menghancurkan karirnya, atau lebih buruk membusuk di penjara.

"Sujin..." Bibir Yoonhwa melengkung saat sampai di depan pintu apartemen mereka.
"Aku ingin tetap di sini."

Namun Sujin yang tak mempedulikan Yoonhwa lantaran fokus memakan camilan favoritnya itu hanya melambaikan tangan,
"Sudah sana pergilah, kau bilang hanya sebentar kan?"

"Tetap saja." Beberapa menit bersama pria itu saja sudah membuatnya muak, dan sekarang? Mereka harus tinggal bersama? Cih! Kalau bukan karena karirnya yang diambang batas, Yoonhwa tidak akan sudi.

"Sana pergi saja, hush, hush." Melihat Sujin yang mengusirnya begitu saja, Yoonhwa langsung terperangah. Astaga, sahabat macam apa yang ia miliki ini.

Tiba-tiba suara sopir Taeyong yang membawa koper Yoonhwa mengintrupsi, padahal baru saja Yoonhwa hendak mengajak baku hantam Sujin yang duduk santai di sofa sembari menaikkan kedua kaki di atas meja itu.
"Maaf Nona, tapi Tuan sedang menunggu di bawah. Kalau lebih lama lagi saya bisa dimarahi."

"Jadi dia ikut?" tanya Yoonhwa penasaran karena ia pikir sopir Taeyong datang sendiri.

Pria berusia sekitar lima puluhan itu mengangguk.
"Tadi saya datang dari mengantar Tuan ke lokasi syuting. Dan sekalian menjemput Nona karena tempatnya se-arah."

Menghela napas berat, Yoonhwa pun merelakan untuk tak memberikan Sujin pelajaran hari ini, toh ia masih bisa sering datang mengunjungi sahabatnya itu nanti.
"Awas saja kau nanti, aku tidak akan mengampunimu," ucap Yoonhwa yang malah dibalas Sujin dengan juluran lidah.

***

Tiba di basement, Yoonhwa segera masuk ke dalam mobil mewah milik pria itu, dan duduk di samping kursi kemudi.

"Tsk! Lama sekali." Baru saja hendak memasang seatbelt, wanita itu langsung memutar bola mata, kemudian menoleh pada Taeyong yang memejamkan mata sembari bersidekap dada itu. Astaga, sanggupkah ia bersama pria ini terus-menerus?

"Maaf Tuan Muda," ujar sopir Taeyong yang kemudian menjalankan kereta besi itu. Yoonhwa jadi merasa bersalah, padahal ia yang lama, tapi kenapa malah sopir Taeyong yang meminta maaf?

"Ahjussi, anda tidak perlu minta maaf. Saya yang terlalu lama tadi," ujar Yoonhwa merasa sungkan.

"Itu kau tahu." Suara dari arah belakang membuat darah Yoonhwa mendidih, bisakakah pria itu diam saja? Mendengar suaranya membuat Yoonhwa muak.

"Baiklah maaf," ujar Yoonhwa setengah hati.

Setelah kira-kira 20 menit berada di suasana canggung dan sunyi, akhirnya mobil itu berhenti di depan pintu gerbang besar, rumah pemiliknya yang langsung terbuka saat itu juga.
Yoonhwa tak bisa menyembunyikan kekagumannya melihat halaman yang terbentang luas di sisi kiri dan kanannya saat mobil itu memasuki pekarangan rumah dan kemudian berhenti di depan pintu utama.

Sopir Taeyong turun terlebih dahulu berniat mengambil koper Yoonhwa yang ada di bagasi, kemudian barulah Yoonhwa menyusul.
"Biar Saya saja, Ahjussi," ujar Yoonhwa saat kopernya akan dibawa masuk.

"Tidak Nona, ini tugas Saya." Pria paruh baya itu tersenyum, yang membuat Yoonhwa tak enak untuk menolak.

"Ahjussi, biarkan dia saja yang membawa kopernya sendiri. Dia punya tangan dan kaki yang lengkap kan?" ujar Taeyong yang baru saja keluar dari mobil.
"Kau pergilah dan bawa mobil ini ke garasi."

Sopir Taeyong nampak meringis, kemudian mengangguk dan menyerahkan koper itu pada Yoonhwa.
"Baik Tuan Muda."

Pria itu langsung melangkah menuju ke dalam rumahnya, sementara Yoonhwa yang menatap punggung pria itu merasa tak habis pikir. Ada ya orang seperti itu?
Mengeret kopernya sendiri, Yoonhwa yang merasa sangat asing dengan tempat ini pun akhirnya mengikuti Taeyong.
Kemudian berdiri tepat di depan pria itu yang sudah duduk bersantai di sofa.

"Di mana kamarku?"

"Di atas. Pintu berwarna putih."

Yoonhwa mengangguk, kemudian mengangkat kopernya menaiki tangga.
Setelah tiba di lantai dua dengan cukup kesusahan lantaran kopernya yang kecil ini ternyata sangat berat, Yoonhwa akhirnya menemukan kamar yang dimaksud Taeyong.
Kamar ini memang lebih luas dari kamar di apartemennya, bahkan memiliki kamar mandi dalam ruangan dan balkon yang langsung mengarah ke halaman belakang, tapi baru saja ia menginjakkan kaki di sini, Yoonhwa sudah rindu pada kamarnya sendiri.

Ia langsung merebahkan dirinya yang terasa lelah itu di ranjang, memejamkan mata dan pasrah pada nasibnya yang buruk.
"Kapan ini akan berakhir?" gumam Yoonhwa dengan mata terpejam.




[✔] Love is True | Lee Taeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang