part 40

1.4K 135 3
                                    


Pagi hari ini begitu cerah. Taeyong berada di rumahnya. Aroma udara yang segar ditambah suara kicauan burung di halaman rumah benar-benar bisa menghilangkan sedikit rasa penat pria itu.

Setidaknya di rumahnya ia bisa melakukan beberapa aktivitas. Seperti sekarang contohnya, Taeyong tengah menyiram tanaman di halaman depan yang tampak sedikit layu.

"Maaf karena tidak memperhatikan kalian sebelumnya, aku begitu sibuk saat itu. Tapi tenang saja, kini waktuku hanya untuk kalian," gumam Taeyong pelan, menatap beberapa tanaman hias mahal yang hampir saja mati, dan bahkan rumput-rumput sudah mulai meninggi. Sebelumnya ada tukang kebun yang rutin menyirami mereka dan memotong rumput. Sepertinya Taeyong harus segera mempekerjakan tukang kebun lagi, dan beberapa pelayan.

Taeyong tidak bisa melakukan semua pekerjaan seorang diri mengingat kondisinya yang belum pulih sepenuhnya. Dan saat ia sudah pulih, ia pasti akan sibuk dengan aktivitas grup.

Masih asik menyirami tanaman, sampai kemudian manik mata Taeyong tiba-tiba menangkap seseorang yang mondar-mandir di depan pintu gerbang yang ia biarkan terbuka.

Siapa? Apa mungkin sasaengnya? Bagaimana orang itu tahu letak rumah Taeyong? Astaga, akhir-akhir ini kelakuan sasaeng benar-benar menyeramkan.

Karena penasaran, Taeyong akhirnya mendekat, meletakkan selang air yang ada di tangannya. Ia mendapati seorang wanita di sana. Wanita itu memunggungi Taeyong, jadi ia tidak bisa melihat wajahnya.

"Maaf, permisi. Ada perlu apa Anda di depan rumah saya?" Taeyong tersenyum ramah, namun senyum itu pudar saat wanita tadi berbalik ke arahnya. Taeyong jelas mengenali wanita ini, karena Taeyong melihat fotonya setiap saat.

"Apa kabar? Anakku?"

Taeyong membatu, dan lidahnya mendadak kelu hingga beberapa saat berlalu.

"Kenapa kau baru muncul sekarang?" Taeyong tidak bisa menahan air matanya, saat mulai bicara.

"Maafkan aku, aku benar-benar ingin menemuimu sejak dulu, tapi aku takut, takut kau tidak akan bisa menerimaku. Dan malah membenciku." Wanita itu menunduk terisak.

"Omong kosong," Taeyong mengusap air matanya. "Apa kau tahu? Aku sangat merindukanmu selama ini. Selalu berharap agar suatu saat aku bisa menemukanmu, Eomma." Taeyong segera memeluk Ibunya yang masih terisak.

"Eomma juga merindukanmu, Taeyong putraku."

***

Taeyong mempersilahkan Ibunya masuk, dan kemudian menyiapkan teh dan beberapa camilan.

"Padahal kau tidak perlu repot-repot. Ngomong-ngomong bagaimana keadaanmu? Eomma dengar kau mengalami kecelakaan," ucap wanita itu saat Taeyong menghidangkan teh untuknya.

"Dari mana Eomma tahu?"
Taeyong duduk tepat di samping Ibunya.

"Tentu saja tahu. Berita soal kecelakaanmu tersebar di televisi dan semua media sosial." Wanita itu tersenyum, kemudian mengusap pucuk kepala Taeyong. "Aku tidak menyangka anakku menjadi idol terkenal."

Taeyong sedikit meringis. "Ah itu sudah lebih baik. Tapi aku masih tidak diizinkan melakukan aktivitas grup selama beberapa bulan."

Taeyong menatap wanita itu yang sedang menyeruput tehnya. "Selama ini Eomma tinggal di mana?"
Karena beberapa tahun terakhir, Taeyong sudah mencari Ibunya hampir ke seluruh penjuru Korea Selatan, tapi ia tidak menemukannya juga.

Wanita paruh baya itu menatap Taeyong. "Sejak bercerai dengan Papamu, Eomma pindah ke Amerika karena kakekmu tinggal di sana, di sana adalah kampung halaman Eomma. Eomma dibesarkan di sana sejak kecil."

[✔] Love is True | Lee Taeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang