1 - Bachelor Party

25.7K 1.6K 173
                                    

"Pagi, Pak Jean."

"Ah... Ya, pagi."

"Selamat pagi, Pak Jean. Bapak mau kopi, Pak?"

"Nggak usah, nanti saya bilang kalau saya mau."

"Pak Jean, schedule hari ini sudah saya input ke agenda bapak."

"Saya akan lihat nanti, terima kasih."

Pagi itu adalah pagi yang sibuk di kantor pusat Nira Amenata Holdings, perusahaan induk yang baru saja lima hari lalu mengalami pergantian pemimpin utama mereka. Semua orang terlihat sibuk saat sang pemimpin baru datang pagi itu, para security di gerbang pun terlihat kewalahan menghalau wartawan-wartawan yang memaksa untuk masuk, hendak meliput sang pemimpin baru.

Si pemimpin itu masih muda, umurnya masih tiga puluh tahun, namun karismanya luar biasa. Tubuhnya tinggi semampai, atletis dan tegap, terlihat dari posturnya yang sempurna. Wajahnya seperti dipahat oleh tangan Tuhan sendiri, rahang yang tegas, mata tajam dengan iris emas seperti serigala, dan hidung mancung dengan tulang yang tinggi. Belum lagi mengingat bahwa ia adalah keturunan dari keluarga terkenal yang hampir seluruh anggotanya adalah Alpha.

Sosok itu berjalan dengan gagah menuju ruang kantornya di lantai atas.

Jean-Rouanet Himadya Azéma, adalah pusat perhatian pagi itu di kantornya. Setelah ia resmi keluar dari karir militernya selama tiga belas tahun dan dua bulan yang lalu, sang Ayah, mengangkat Jean menjadi pewaris sahnya. Sebelum keluar dari kemiliteran, Jean adalah Kapten Penerbang kebanggaan angkatan udara karena talentanya yang luar biasa. Jean menjadi kadet di angkatan udara saat ia berumur tujuh belas  tahun, dan berhenti saat berumur tiga puluh tahun.

Meskipun begitu, di balik senyum percaya dirinya, Jean menyimpan perasaan tertentu.

Jean belum terbiasa dengan semua rutinitas barunya.

"Pak, Pak Jean," panggil laki-laki di sebelahnya, yang tingginya hanya sedikit melewati bahu Jean.

"Pak Jean, semangat! Hari ini saya juga siap bantu bapak."

Senyum Jean mengembang ketika ia melihat laki-laki di sebelahnya sudah penuh semangat pagi itu. Tara, adalah asisten sekaligus sekretaris baru Jean. Tara adalah seorang Beta, ia suportif, ulet, dan cerdas. Ia berdiri di belakang Jean saat mereka berdua menaiki lift untuk menuju ruangan Jean.

Ruangan Jean ada di lantai dua puluh enam, jauh di atas. Sesampainya mereka di ruangan, Jean membelalakkan mata ketika ia baru membuka pintu ruangannya.

Ia mendapati seorang laki-laki di sana yang senyumnya langsung mengembang begitu ia melihat Jean masuk ke dalam ruangannya. Lelaki itu berjalan menuju Jean dengan senyum lebarnya yang tak memudar.

"Astagaaa, Jean!! Gila, hampir gak kenal gue! Pangling!" laki-laki itu memekik setelah mendekat ke Jean, ia mengambil tangan Jean dengan penuh semangat. "Rapi banget lo sekarang. Mereka bener-bener nggak ngasih acara perpisahan buat lo, Jean?"

Oh, tentu Jean kenal orang ini. Ia menyunggingkan senyum, orang inilah yang banyak membantu Jean pasca pengunduran dirinya angkatan udara. Orang ini juga yang berhasil membujuk pengunduran dirinya.

"Nggak, 'Ris. Udah gue ceritain, kan? Atasan nggak ada yang ngebolehin." kata Jean.

Orang ini adalah Harris Yan Atmaja, teman Jean dari masa kecil sampai sekarang. Harris banyak berjasa pada Jean beberapa bulan belakangan, ia banyak sekali mengajarkan Jean apa-apa saja yang diperlukan untuk menjadi seorang CEO dan pemilik perusahaan--posisi Jean sekarang. Harris seorang Alpha dari keluarga old money Atmaja yang lumayan terkenal.

Persona Non GrataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang