34 - let's make this forever.

6.6K 477 43
                                    

Sri Negara Park
Bandung

.

.

"Aaaa!! M-M-Mbaaak... Ka-kayaknya ini kekencengan...!"

"Sabar, Mas Anri. Namanya juga korset 22 inci. Banyak, lho, cewek-cewek yang pengen banget punya pinggang kayak Mas Anri. Atau muat ke korset ini."

"Sa... Saya rasanya nggak butuh korset kalau begini caranya!"

"Jangan begitu, Mas. Nanti saya dimarahin Matteo kalau Mas Anri nggak pakai korset."

.

.

.

.

.

.

.

Empat bulan. 

Sudah empat bulan lamanya setelah Anri sendiri mengajak Jean untuk segera menikah tanpa membuang waktu lebih lama lagi.

Anri sedang menatap refleksi dirinya di sebuah kaca besar. Seorang laki-laki muda menatap balik dirinya dari sana. Kulit wajahnya bercahaya lembut, rambutnya berkilau halus, pipinya merona, bibirnya ranum menggoda. Ia memakai pakaian yang luar biasa indahnya, mungkin pakaian terindah yang pernah ia kenakan. Atasan berwarna putih yang menyerupai kemeja, tetapi tidak terbuat dari kain, melainkan renda-renda yang rumit nan halus, sehingga atasan itu terlihat menerawang. Di dalam kemeja yang menerawang itu, ia memakai kemban putih yang terbuat dari sutra Mulberry.

Akan tetapi, piece de resistance dari outfit yang dikenakannya hari ini adalah; rok yang berfungsi sebagai gaun--melengkapi atasannya yang indah. Gaun yang ia kenakan berjenis tulle, dengan lapisan dalam berupa sutra berkilauan. Lapisan luarnya yang berupa kain transparan lembut membuat sutra di dalamnya berkilau. Kain transparan luarnya juga bertabur kelap-kelip halus, dan tepat di belakangnya, di area pinggul, terdapat pita besar yang diikat lembut.

Rambutnya pun ditata rapi, sisi kanannya diselipkan ke belakang telinga dan ditahan oleh jepit rambut berlian mungil. Sebuah tiara yang delicate pun juga disematkan di kepalanya.

Anri menyentuh dadanya.

...

Hari ini benar-benar terjadi, ya?

Rasanya seperti mimpi. Semua terjadi dengan begitu cepat dan minim kendala. 

Lamunannya buyar seketika saat stylist Anri menepuk bahunya. Dia adalah stylist yang membantu penampilan Anri ketika Anri hendak bertemu orangtua Jean untuk pertama kali. Matteo, dia diundang kembali untuk menjadi stylist Anri di hari yang amat krusial ini.

"Anri, kenapa melamun? Garter belt! Sudah dipasang?" tanya Matteo dengan logat Italianya yang masih saja kental. Ia menyingkap gaun Anri.

"A-aaah! Sudah, kok, Matteo," Anri panik ketika Matteo menyingkap gaunnya, cepat-cepat Anri menahan kain-kain itu dengan tangannya.

Wajah Anri sedikit memerah. "Aku nggak ngerti kenapa harus pakai stocking dan garter belt... Di hari pernikahanku," ucapnya pelan.

"K-kalau untuk malam hari bersama Jean, nggak akan jadi masalah,"

Anri duduk di sebuah kursi kayu yang berada di depan kaca, menyingkap gaun megahnya untuk melihat satu set stocking dan garter belt tipis nan ketat berwarna putih tembus pandang, dengan hiasan renda-renda halus yang ia kenakan. Garter belt-nya memiliki kain renda yang berbentuk mawar dengan mata kristal Swarovski bening. Anri menyentuh stocking-nya yang amat halus itu, sedikit merasa malu lantaran di balik megahnya gaun yang ia pakai, terdapat pakaian yang begini 'nakal'. Ia masih tak mengerti kenapa harus mengenakan garter belt saat ia menikah.

Persona Non GrataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang