Tentu saja Jean sudah bercerita tentang dua orang yang paling ia kagumi di hidupnya pada Anri; Zachary Hagan Frederick Azéma dan Presley Evangeline Rose Azéma (yang sebelum menikah adalah Presley Evangeline Rose Midford.).
Hagan adalah ayahnya, dan Presley adalah ibunya. Kini pasangan itu sudah berada di hadapan mereka, bertemu di balkon indah yang menghadap ke taman yang luar biasa di bawah. Presley adalah Omega laki-laki paling cantik yang pernah Anri temui. Anri teringat perkataan Jean saat di Blue Horizons kalau Mum-nya adalah anak bangsawan sepasang Marquess dan Marchioness yang berasal dari Inggris, maka tak heran Presley mempunyai rambut pirang yang bercahaya lembut dan sepasang mata sehijau zamrud.
Anri sudah mengenalkan diri dengan lancar. Ia lega melihat reaksi positif dari Presley maupun Hagan. Presley tertawa kecil dengan teramat anggun, ia menutup mulut dengan tangannya yang terbalut sarung tangan renda lembut berwarna putih.
"Jean, dia sangat cantik. Mum senang sekali kamu bawa Omega secantik Anri," puji Presley lembut.
"Boleh kulihat wajahmu lebih dekat, nak?" Presley bertanya. Anri mengangguk gugup, ia pun sedikit memajukan wajahnya untuk dilihat oleh Presley.
"Ya Tuhan, mata biru yang indah. Kamu dapat dari siapa?"
"Terima kasih. Ibu saya, dan kakek saya juga punya mata biru. Adik saya pun juga punya," jawab Anri malu-malu.
Presley mengangguk lembut, kemudian ia menarik kembali tangannya yang ia pakai untuk meneliti wajah Anri. "Oh, please, Anri, pakai bahasa santai saja denganku. Jean, nak, ajaklah Anri menikmati makanannya. Kalian berdua pasti lelah sehabis perjalanan jauh." kata Presley, kemudian ia dan suaminya mempermisikan diri kepada Jean dan Anri untuk menyambut tamu-tamu penting lainnya.
"Ambil punch, yuk. Aku haus." ajak Jean sambil menggiring Anri menuju meja tempat pelayan beseragam mengenakan sarung tangan katun putih menyajikan punch dari mangkuk kaca besar.
Barusan perhatian Anri sedikit terbagi pada dua wanita dengan balutan gaun sutra kembar yang berdiri seperti patung di belakang Hagan dan Presley. Ia bertanya hal itu pada Jean sembari mereka meminum punch yang segar itu.
"Oh, dua wanita itu pelayannya. Mum sudah berumur sekarang, dan badannya lebih ringkih beberapa tahun terakhir ini. Dia kadang-kadang memerlukan bantuan mereka." jawab Jean.
"Jadi, pelayan pribadi Mum? Mereka berdua sangat elegan, aku nggak menyangka mereka adalah pelayan."
"Ya, mereka dari Thailand, terlatih untuk melayani di istana raja. Mereka adalah hadiah seumur hidup istimewa untuk Mum dari raja Thailand yang sebelumnya... Mereka sahabat baik. Beliau menetapkan kalau Mum harus dilayani oleh wanita-wanita yang dilatih di kerajaan."
Anri hanya membelalakkan matanya tertegun, dan meneguk punch dari gelasnya. Dia bersandar ke punggung sofa sebagai penyangga, Anri tiba-tiba merasa kewalahan. Ada terlalu banyak hal yang harus ia cerna--kemewahan yang membingungkan ini. Ia tahu Jean dan keluarganya kaya raya, tapi siapa sangka kekayaan mereka melampaui bayangan tergila Anri?
Omega itu merasa ada tepukan lembut mendarat di bahunya. Anri berbalik, dan melihat sepupu laki-laki Jean yang berambut pirang panjang bergelombang tengah menggendong seorang anak balita yang mengantuk. "Maurice!" seru Anri, senang akhirnya melihat wajah yang dia kenal.
"Hai, hai," kata Maurice riang. "Cassian, ini Om Anri. Ayo, beri salam?" Maurice memberi isyarat. Anak itu menatap Anri sejenak dengan mata besar nan bulatnya yang menggemaskan, sebelum membenamkan kepalanya malu-malu ke bahu ibunya.
"Cassian, jangan begitu..." Maurice mengelus kepala anaknya. "Maaf ya, Anri, dia benar-benar pemalu."
"Hahaha, nggak apa-apa. Cassian imut banget, kok." Anri terkekeh kecil. Dia gemas dengan tingkah Cassian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona Non Grata
Romance( C O M P L E T E ) O M E G A V E R S E Setelah tiga belas tahun mengabdi di angkatan udara, Jean-Rouanet Himadya Azéma memutuskan untuk mengundurkan diri. Jean--yang merupakan seorang Alpha laki-laki pun kembali untuk meneruskan perusahaan ayahnya...