Saat ini, Anri dan Jean menempati salah satu apartemen milik Jean di Jakarta.
Karena Anri sudah kembali, Jean tak perlu mengisolasi dirinya sendiri di tepi hutan. Sekarang dia bisa bangun dan pergi kerja dengan santai--karena jaraknya nggak seperti Bogor-Jakarta, dan pulang ke apartemen disambut oleh kekasihnya yang manis.
...
... Or not.
Setidaknya, begitulah perkiraan Jean.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi Anri belum juga pulang. Jean-lah yang pulang duluan malam ini, bahkan dia sudah makan malam terlebih dulu. Jean menunggu Anri sembari membaca sebuah buku di ruang tengah.
Semenjak Anri diterima bekerja sebagai asisten editor di sebuah perusahaan penerbit buku, kadang-kadang Anri sibuk dan bisa pulang malam. Anri senang dengan pekerjaannya, namun pekerjaan itu menyita banyak waktunya. Omega itu menolak saat Jean menawarkannya untuk bekerja di salah satu perusahaannya saja.
Jean berdiri ketika ia mendengar suara kode pintu apartemen sedang dipencet. Anri masuk dengan setumpuk dokumen di tangannya, ia kerepotan untuk menutup pintu kembali.
"J-Jean... Hei," sapa Anri. Wajahnya menandakan kalau ia lelah sekali. Jean menghampiri Anri dan memberikan sebuah ciuman singkat di bibir. Pria itu membantu Anri membawakan dokumen-dokumennya.
"Kamu pulangnya telat banget," kata Jean, dengan nada manja. Jean menaruh kepalanya di bahu Anri.
"Oh, Jean, maafin aku..."
"Mmm. Apa editor kamu itu ngerepotin kamu lagi?"
"Iya, dan honestly, itu kerjaan aku, kok. Aku 'kan asisten."
"Kamu udah makan? Aku udah siapin makan malam, tinggal dipanasin lagi aja."
Anri melepas blazer kerjanya dan menaruhnya di atas sofa, berikut dengan tas dan dokumen yang ia pegang. "Makasih udah masak makan malam, Jean. Tapi aku mau mandi dulu sebentar,"
Mata Jean melihat sesuatu yang mencolok di tengah-tengah tumpukan dokumen milik Anri. Ia mendekatinya lantaran penasaran. Sebuah buku dengan cover berwarna ungu. Saat ia mengambil buku tersebut, matanya terbelalak karena kaget.
Cara Menjadi Menantu Yang Baik. Favorit Mertua, Suami pun Senang!
Anri memekik panik melihat Jean tengah memegang buku tersebut. Omega itu berlari kecil ke arah Jean.
"Aaaah! Jeaaan!"
"A-A-Anri, ini..."
Direbutnya buku itu dari tangan Jean. Anri memeluknya erat-erat, wajahnya memerah luar biasa. Ia membelakangi Jean saking malunya.
Jean meneguk ludahnya sendiri, tangannya meraih bahu Anri yang sedang membelakanginya perlahan-lahan. "Anri, apa itu artinya...?"
"U-um, kamu...?"
"Uugh! Karena Jean ngomongin soal nikah melulu, gimana aku nggak bersedia!" ujar Anri cepat, memotong perkataan Jean.
Jean memeluk tubuh Anri dari belakang. Pria itu bungkam sebentar, kemudian berkata, "Kalau begitu, aku punya sesuatu untuk kamu,"
Hati keduanya berdebar-debar. Anri diam tak bergeming saat Jean memeluknya dari belakang, ia memejamkan mata merasakan nafas Jean yang semakin cepat. Jean merogoh kantong celananya untuk mengambil sesuatu dari sana.
Sebuah kotak hitam yang terbuat dari beludru. Ketika Jean membuka kotak berwarna hitam tersebut, sebuah lampu kecil menyala dan menyoroti sepasang cincin emas putih dan hitam. Cincin itu jika dilihat sekilas begitu sederhana, namun jika diteliti lagi, ada ukiran halus nan rumit menghiasi sepasang cincin itu. Mata Anri berkaca-kaca, ia menahan tangisnya sekuat tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona Non Grata
Romance( C O M P L E T E ) O M E G A V E R S E Setelah tiga belas tahun mengabdi di angkatan udara, Jean-Rouanet Himadya Azéma memutuskan untuk mengundurkan diri. Jean--yang merupakan seorang Alpha laki-laki pun kembali untuk meneruskan perusahaan ayahnya...