"Dengar baik-baik, Jean," Hagan mendehem pelan.
"Kamu harus tunggu heat pertama Anri setelah menikah, baru kamu boleh berhubungan badan. Mengerti?"
"..."
...
...
...
"Ng..."
"Nggak, aku nggak ngerti!"
"Ssshh. Jangan keras-keras. Kamu nggak akan mau kedengeran Anri."
Jean menarik nafas dalam-dalam. Ugh, menurutnya semua ini tak masuk akal. "Okay, Dad, please jelasin kenapa aku nggak boleh begituan sama Anri--padahal kami ini udah sah?"
"Simpel. Kalau kamu berhubungan badan sama Anri saat dia heat, maka persentasi calon bayinya jadi seorang Alpha itu makin meningkat."
"Aku nggak peduli anak-anakku Alpha atau bukan," Jean mengernyitkan dahinya. "Mau anak pertamaku itu Alpha, Beta, atau Omega sekali pun nggak akan ada bedanya,"
"Nak, c'mon. Mempunyai anak sulung seorang Alpha itu merupakan kebanggaan. Dan Anri akan dicap sebagai Omega yang hebat karena sudah melahirkan anak sulung Alpha," Hagan berusaha memberi pengertian.
"Lagipula, kamu pasti tau untuk apa kita ribet-ribet mencari tanggal yang pas untuk pernikahan kalian berdua. Kita mencari tanggal yang dicocokan dengan siklus heat terdekat Anri. Sabarlah sedikit, Jean. Mungkin seminggu, atau bisa lebih cepat."
Ok, boomer. Jean merutuk dalam batin.
Lho, kemana anak yang berbakti dan menghormati orang tua itu?
"Dad dan Mum tetap akan sangat sangat sayang, apapun gender anak-anak kamu nanti. Tapi, sungguh suatu kehormatan besar; baik bagi keluarga maupun kamu dan Anri untuk mempunyai seorang anak sulung Alpha, am I right? Ayolah. Demi Mum, deh."
Jean menaruh tangannya di pingang, lalu mengangguk pelan. "Oke, Dad. Aku akan coba." kata Jean.
"Jangan cuma dicoba. Tapi diterapkan."
Hagan menepuk dan meremas bahu anaknya, kemudian Hagan meninggalkan Jean untuk kembali ke kamarnya. Jean memijat-mijat keningnya.
Di dalam kamar, Anri sedang duduk gugup di atas ottoman yang berada di depan tempat tidur. Anri masih berpakaian rapi, bahkan ia masih memakai heels pernikahannya.
Ooh. Sepatu heels itu menjadi perbincangan panas bagi tamu-tamu sosialita tadi. Anri hanya tidak mengetahuinya--atau mengetahui mengapa heels-nya menjadi perbicangan panas. Esok hari, eselon sosialita se-Asia pasti akan digemparkan oleh heels yang dipakai Anri di pernikahan 'sederhana' itu.
Heels pernikahan Anri dipesan khusus oleh Maurice, dengan mencocokkan selera Jean untuk Anri. Heels itu baru sampai di Indonesia seminggu sebelum hari pernikahan Jean dan Anri--yang bahkan sebelumnya, saat fitting baju, Anri tidak tahu dia akan memakai itu. Dia hanya tahu akan memakai salah satu heels dari Christian Louboutin.
Untuk membuatnya, Maurice secara pribadi mengontak Stuart Weitzman, menyampaikan request-nya tentang heels tersebut. Stuart Weitzman berkolaborasi dengan Cartier supaya rancangan heels tersebut terwujud. Hasilnya? Sebuah mahakarya anggun di tahun ini, yang membuat sosialita dari seluruh belahan dunia terkagum-kagum. Heels 4.5 inci yang terbuat dari sutra T. Rasso Italia, dihiasi 88,88 gram emas putih 18 karat, serta 1.188 berlian dengan total 32 karat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona Non Grata
Romance( C O M P L E T E ) O M E G A V E R S E Setelah tiga belas tahun mengabdi di angkatan udara, Jean-Rouanet Himadya Azéma memutuskan untuk mengundurkan diri. Jean--yang merupakan seorang Alpha laki-laki pun kembali untuk meneruskan perusahaan ayahnya...