43

7.6K 511 73
                                    

Berita terkini.
Pesawat Garda Air Plane GAP-101 dari Bandara Soekarno Hatta tujuan Bandara Adisutjipto Yogyakarta, di kabarkan lost of contact dari radar. Catatan terakhir sebelum pesawat hilang kontak, pesawat berada di ketinggian 2.600 feet. Saat ini tengah di kerahkan beberapa bantuan untuk mengidentifikasi

Sean mengusak wajahnya kasar. Baru beberapa jam ia mengantarkan Yoanna ke Bandara, dan sudah mendapatkan kabar seperti itu. Dan Sean hafal dengan penerbangan Yoanna. Ia memijat pelipisnya. Ia bingung hendak melakukan apa. Satu jam yang lalu, Egi menghubunginya. Egi jelas faham, ia yang memesankan tiket Yoanna menuju ke Jogja atas suruhan Sean.

Saat ini, Papa dari Sean beserta Egi berada di kediaman Sean untuk menenangkannya. Sean ingin beranjak menuju ke bandara, namun tertahan oleh Papa Sean. Beliau mengatakan pada Sean untuk tenang dan menunggu kabar lebih lanjut dari pihak maskapai.

"Pa, aku gak bisa nunggu terus. Aku harus ke bandara buat mastiin keadaan Yoanna,"

Kembali, Papa Hariadi menghela nafasnya. Sudah beberapa kali Sean memaksa untuk segera ke bandara, "Sean. Tenangin diri kamu. Ini belum tentu benar, Nak. Bisa jadi, pesawatnya kembali dapat kontak. Atau cuma issue doang,"

Egi mengusap punggung Sean untuk menangkan sahabatnya itu, "Sean, benar kata Pak Hariadi. Mending nunggu dulu sampai pihak maskapai konfirmasi,"

"SAMPAI KAPAN, GI? YOANNA MUNGKIN AJA KEDINGINAN DI LAUT, SEDANGKAN AKU MASIH NUNGGU DI SINI, NUNGGU KABAR DIA YANG MUNGKIN UDAH MENINGGAL!"

Egi menghela nafasnya pelan. Egi jelas tau apa yang dirasakan sahabatnya. Ia pun sebenarnya sedikit gusar dan khawatir akan Yoanna. Kemungkinan selamat dari kecelakaan pesawat itu sangat kecil.

"Oke! Oke! Cukup ngerengeknya! Kita ke bandara sekarang, minta kabar dari pihak maskapai,"

Papa Hariadi hanya diam. Isterinya belum mengetahui kabar pesawat jatuh. Papa Hariadi meminta langsung pada dokter untuk memberikan obat tidur pada isterinya supaya tidak terbangun dan menyalakan televisi. Orang tua Yoanna belum di kabarkan, karena Sean menunggu konfirmasi dari pihak maskapai.

Egi, Papa Hariadi dan Sean berangkat ke bandara untuk memastikan. Perjalanan ke bandara memakan waktu 1.5 jam, karena jalan Jakarta yang terlihat padat lancar. Sean terlihat gelisah selama perjalanan. Matanya tidak fokus. Egi memperhatikannya, "Sean! Tenangin diri kamu dulu!"

Sean mendengus, "Tenang kamu bilang? Tenang? Gimana aku bisa tenang, Gi? Ini menyangkut hidup matinya Yoanna!"

"Terus, kamu mau kayak gitu terus? Semua juga panik! Mungkin kalau kita ngabarin orang tua Yoanna, mereka juga sama khawatirnya kayak kamu. Tapi tolong Sean, kalau kamu kayak gini terus, kamu gak akan bisa tenang,"

"Aku emang gak tenang, Gi!" satu kalimat dari Sean yang membuat Egi bungkam dan memilih untuk diam. Percuma berbicara dengan perangai yang keras kepala seperti Sean.

Sesampainya di Bandara, Sean bergegas menuju ke dalam, meninggalkan Egi dan Papa Hariadi yang setia mengikutinya di belakang. Mereka berdua tertinggal jauh, karena langkah Sean yang lebar dan cepat semakin melebarkan jarak.

Di dalam bandara sudah di padati orang-orang yang meminta konfirmasi tentang maskapai Garda Air Plane yang lost contact dan hilang dari radar. Beberapa dari mereka memaki petugas, 'Kami butuh konfirmasi secepatnya buat memastikan keluarga kami yang naik maskapai itu!' seperti itu kata yang di lontarkan.

married without love ✔Where stories live. Discover now