Gue terbangun pagi ini, dengan Sean yang masih tertidur dengan alis mengernyit karena terganggu sama bunyi ponsel gue. Iya, gue bukan bangun karena kemauan sendiri. Tapi ponsel gue yang udah berbacot ria di pagi hari. Bukan alarm, gue gak pernah pasang alarm di ponsel. Karena gue termasuk orang yang bisa bangun sendiri sebelum jam 6. Kecuali, dalam situasi dan kondisi tertentu.
Gue ngeliat ke layar ponsel gue, nampilin mukanya Krystal yang absurd. Karena gue suka ketika Krystal lagi diem, dan lagi bertingkah gila.
Gue angkat panggilannya, "Hm?"
"Lo gak kenapa-kenapa, kan? Gue kemaren liat berita kecelakaan pesawat," nada dia terdengar panik. Ya kali, gue udah angkat teleponnya, dia masih panik.
Gue beranjak ke balkon, takut ganggu Sean tidur, "Gue gakpapa. Kemarin ada barang yang ketinggalan. Jadi, gue harus pulang lagi. Tadinya mau naik kereta aja, tapi Sean gak izinin gue. Sorry ya, babe, gue gak bisa dateng pendadaran lo,"
"Gakpapa kali, santai aja. Pendadaran doang. Wisuda gue dateng tapi ya,"
"Gue usahain. Gimana kemarin? Lancar?"
"Lancar bossqu. Selaw, gue udah bisa nanganin dosen-dosen sekarang,"
Gue terkekeh nanggapinnya. Beda sama Krystal, dia orangnya berani, dan gue cenderung gugup kalau di depan penguji. Mungkin itu yang buat gue susah dapet kerja, karena gue selalu gugup. Kalau Krystal, mungkin dia bakal cepet dapet kerja.
"Pasti bukan pengujinya yang nanya ke lo, tapi lo yang nanya ke pengujinya,"
Di seberang sana, Krystal ketawa-ketawa, "Iya lah. Sok-sokan mau nanya susah ke gue. Balik gue tanya, kicep dia,"
"Kai kemarin dateng, kan?"
Krystal terdengar sedikit mendengus, "Dateng kok. Tapi gue gak tau, mantannya dia ternyata satu kampus sama gue. Kemarin papasan, gondok banget rasanya hati adek. Mana fashionable mantannya. Ya Allah, turunkanlah aku bule tamvan, jangan sama si buluk.."
"Walau doa kayak gitu, lo tetep sayang sama dia,"
"Padahal gue sengaja milih pacar buluq. Gue kira gak punya mantan. Taunya mantannya bening, anjir."
Gue ketawa, dia emang paling bisa bikin lawakan yang sifatnya nistain lakinya sendiri, "Terus? Lamarannya gimana?"
"Gue minta buat mundurin. Gue lagi nyuruh dia, buat milih gue, atau balikan sama mantannya. Kemarin tuh, gue sampai di ajak reunian mereka. Anjir, gue udah kayak obat nyamuk. Mana Kai cengengesan mulu. Pengen gue gaplok pakai sapu lidi rasanya,"
Gue menghela nafas pelan, "Sabar, babe. Dia pasti milih lo. Ujian itu pasti selalu ada," gue hampir teriak ketika ada tangan melingkar di perut gue. Sean baru bangun, dan langsung nyusulin gue ke balkon.
Sean nanya dengan mulut yang berucap. Tapi gak ada suara, "Siapa?"
"Krystal," jawab gue dengan sedikit menjauhkan ponsel. Sean mengangguk ngerti. Dia gak pergi, tapi malah menumpukan dagunya di pundak gue.
"Lo dateng kan nanti pas lamaran gue?"
"Insya Allah, kalau gak ada halangan, dan Sean ngasih izin, gue dateng. Di undur kan?" tanya gue dengan niat mengejek.
"Sialan lo!"
Gue ketawa bareng sama Krystal, "Ya udah, udah dulu ya, Na. Lo mau siapin sarapan buat laki lo, kan? Beda lah, cewek yang masih bebas sama punya laki. Lo udah di kasih tali kekang sama laki lo,"
Gue mendengus dengernya, "Lo kira gue anjing pakai tali kekang segala,"
Krystal ketawa-ketawa aja, "Ya udah. Gue tutup, ya."

YOU ARE READING
married without love ✔
Разное[Beberapa chapter mengandung unsur DEWASA. Bijaklah dalam membaca. Anak di bawah umur, tolong urungkan niatnya untuk membaca, karena sudah diperingatkan mengandung unsur DEWASA.] "Jika Allah memang mengatur bahwa kamu jodohku, Allah pasti meluluhkan...