28

8.7K 612 93
                                    

Maksa double up yaa :'))

"Putuskan semua kerjasama kerja dengan Pak Ronald!" titah Sean pada Egi. Tanpa mendengar alasan dari Sean, Egi menuruti permintaan Sean dengan mudahnya. Egi mengerti jelas, siapa itu Ronald. Dia ayah kandung Irene. Keluarganya menetap di Paris.

Sean menatap sendu Yoanna yang terbaring lemah. Chandra baru saja pergi meninggalkannya dan menarik Irene secara kasar. Chandra mengatakan, Yoanna tengah mengandung. Usia kandungannya sudah dua minggu, dan pada usia itu, kandungan rentan sekali mengalami keguguran. Yoanna yang terbentur meja di bagian perut dengan kerasnya, membuat calon anaknya tidak bisa di selamatkan.

Sean meremat rambut hitam kelamnya. Ia bodoh karena tidak menyadari bahwa Yoanna tengah mengandung keturunan Cakradiningrat. Ia ingin sekali menghukum Irene, memasukkannya ke dalam bui. Tetapi, penderitaan seperti itu tidak menimbulkan efek jera. Sean memutuskan kerjasamanya dengan perusahaan milik ayah Irene. Sean memegang lebih dari setengah perusahaan Ronald. Sebelumnya, Sean membantu perusahaan Ronald yang sedang kritis. Tetapi kini, karena perbuatan puterinya yang membuat keturunan Cakradiningrat tidak bisa di lahirkan ke dunia, Sean memutuskan semuanya. Tidak ada lagi kata kasihan mengasihani.

Bukan Sean tidak ingin memasukkan Irene ke dalam bui. Biar ayah kandungnya sendiri yang membuang puterinya karena telah mengancam masa depan perusahaannya. Ronald termasuk ke dalam pria tua yang gila harta. Apa jadinya jika perusahaannya mengalami collapse?

Sean menggenggan tangan Yoanna, menyalurkan rasa hangat di tangan Yoanna yang dingin, "Maaf. Aku tidak mengetahuinya. Maaf,"

Papa dari pihak Sean, menepuk pelan pundak putera sematawayangnya, "Jangan menyalahkan diri kamu sendiri, Nak. Ini kecelakaan. Bahkan, Papa juga gak yakin Yoanna tau kalau dia hamil,"

Sean tidak menjawab. Semuanya menjadi semakin rumit. Mamanya yang tau kalau Yoanna mengalami keguguran, kesehatannya langsung menurun. Mamanya beristirahat di ruang inapnya. Sedangkan keluarga Yoanna, sudah di kabari oleh Papa Sean. Mereka sedang dalam perjalanan. Tidak lupa dengan kakak Yoanna. Mama Yoanna mengabari Krystal, dan Krystal menuju ke Jakarta malam ini. Seperti gosip, dari mulut ke mulut, Krystal mengabari Yuri yang memang belum pergi dari Jakarta. Egi yang mendapat telepon dari Sean, ia segera pergi ke rumah sakit setelah menghubungi seseorang yang telah di percaya menangani perusahaan di Paris.

Papa Sean menghembuskan nafasnya, "Sean. Seenggaknya kamu harus makan, Nak. Kamu belum mengisi perut kamu dengan makanan. Ini udah hampir jam 10 malam, Sean!"

Sean seperti merasa, setengah semestanya menghilang ketika Chandra mengabari bahwa Yoanna mengalami keguguran, "Aku mau nunggu sampai Yoanna sadar, Pa,"

"Kalau Yoanna sadar, kamu mau apa? Mau mengabari kalau anak yang di kandungnya selama dua minggu meninggal? Kamu akan mengganggu kesehatan mental Yoanna!"

"Bukan. Aku mau, saat Yoanna sadar, aku ada di sisinya,"

Papa Sean memijat pangkal hidungnya. Bukan hanya Sean yang terpukul. Papa Sean juga terpukul dengan berita keguguran calon cucu pertamanya. Tetapi, Papa Sean sudah merasakan sakitnya menerima keguguran calon anaknya. Mama Sean pernah mengandung adiknya Sean. Tetapi karena kesehatan Mama Sean yang menurun, janin yang di kandung harus di keluarkan untuk menyelamatkan nyawa Mama Sean.

"Papa keluar dulu. Papa mau beliin kamu makanan. Kalau kamu gak makan, Mama makin khawatir mikirin kamu," tanpa ada jawaban dari Sean, Papa Sean langsung beranjak pergi meninggalkan Sean dengan Yoanna.

Sean terkekeh pelan. Tetapi suara kekehannya terdengar parau. Ia menempelkan punggung tangan Yoanna di keningnya,  "Harusnya aku bisa mencegah hal ini. Bukankah aku menjadi suami yang buruk? Walau Chandra bilang ke aku, kamu masih punya kesempatan untuk mengandung lagi, aku takut Yoanna. Aku takut hal ini terulang lagi,"

married without love ✔Where stories live. Discover now