11

8.6K 611 66
                                    

Yoanna
Makasih buat novelnya,
Hati-hati di jalan
pas pulang nanti :))

Sean tersenyum melihat pesan singkat yang dikirimkan oleh istrinya. Ia memang sengaja meninggalkan beberapa novel, karena Sean tahu, bahwa istrinya akan menyukainya. Ditambah, novel terjemahan tersebut baru saja di terbitkan kembali. Sulit untuk mendapatkan novel karangan William Shakespeare. Ia tidak percaya dengan penjual online. Beberapa halaman kosong, membuat cerita menjadi mengganjal.

"Maaf, pak. Apa bapak mendengar kesimpulan dari rapat ini?" sekretaris Sean membisikkan dengan suara pelan dan menyadarkan Sean, bahwa ia sedang berada di tengah-tengah rapat dengan para petinggi.

Sean menutup handphonenya dan menatap sekretarisnya, "Kamu sudah mencatat hal yang penting? Kalau sudah, rapihkan dan kirim email ke saya,"

Sekretaris yang bernama Regiana Ashley atau yang biasa di sapa Egi, hanya bisa diam-diam mendengus kesal pada atasannya. Baru kali ini, Sean tidak mendengarkan rapat yang membahas tentang peluncuran produk baru dalam jangka dekat ini.

Sean beranjak dari kursi panasnya dan berkata dengan dingin, "Baiklah! Kalau sudah tidak ada yang di bahas, saya cukupkan sampai disini," sebelum menutup rapat yang membosankan itu, Sean sempat bertanya pada Egi, apakah rapatnya sudah selesai, dan Egi membalas dengan anggukan.

Membaca pesan singkat dari Yoanna, ingin membuatnya bergegas pulang. Ini kemajuan untuk rumah tangganya. Sebelumnya, ia mempunyai ide gila dengan memperkosa Yoanna agar tidak membahas tentang perceraian. Ia seorang pria. Pria sejati tidak akan meruntuhkan prinsipnya. Menikah sekali seumur hidup adalah prinsip yang sudah ia bangun sejak dulu.

Sean keluar dari ruang rapat yang membuatnya sesak dengan Egi yang mengekorinya. Ia melonggarkan dasinya yang menambah tingkat sesak pada dirinya, "Apa ada jadwal yang penting lagi hari ini?"

Egi dengan langkah anggun mengikuti kecepatan berjalan Sean, "Tidak ada, pak. Besok akan diadakan rapat terakhir untuk menentukan keputusan launching produk baru perusahaan kita. Saya harap, bapak bisa konsentrasi dalam rapat berikutnya,"

Sean mendengus. Egi adalah sahabatnya, sekaligus puteri dari teman ibunya. Egi memang sudah memperlakukan Sean sebagai sahabat ketika sedang berdua, sehingga Egi berfikir, ia tidak perlu memilah kata untuk menyindir Sean.

"Bagaimana kabar pernikahan kamu? Apa berjalan baik?" tanya Egi yang masih memgekori Sean.

"Seperti biasa,"

Egi mendengus, "Kamu gak konsetrasi di rapat tadi. Kamu fikir, aku gak tau kamu begitu karena apa? Jangan membodohi aku, Sean!" Egi kesal pada Sean. Pria dingin itu dari dahulu tidak pernah menceritakan masalah pribadinya. Ia hanya tahu tentang Irene. Di perusahaan yang dipimpin Sean, siapa yang tidak mengenal Irene? Wanita cantik, bertubuh mungil, namun berbisa. Egi bersyukur karena wanita berbisa itu sudah menikah dan hamil di luar nikah. Egi bersyukur karena pria yang menghamilinya bertanggung jawab dan membawa Irene pergi jauh.

Awalnya, Egi menyetujui jika Sean tertarik dengan Irene. Namun ketika semua terkuak, bahkan Egi tidak ingin Sean tertarik kembali dalam lilitan ular berbisa itu. Egi bersyukur, karena Sean menikah dengan seorang wanita. Ditambah, prinsip Sean yang membuat Irene tidak ada kesempatan untuk kembali pada Sean.

"Kamu selalu gitu, Gi. Jangan terlalu ikut capur urusan orang lain," Sean memang lebih santai bicara dengan Egi. Perawakan Egi yang sedikit tomboy membuat ia nyaman. Berbicara dengan Egi, seperti berbicara dengan seorang pria.

married without love ✔Where stories live. Discover now