50

12K 532 66
                                    

"Bundaaaa!!" anak gadis gue lari ke arah gue yang lagi nyamil di depan tv.

Gue menoleh dan liat si anak gadis dengan mata berkaca-kaca. Gue merengkus anak gadis gue dalam pelukan dan ngusap rambut panjang yang di ikat setengah, "Kenapa, sayang?"

"Alex nakal!"

Gue menghela nafas lelah, "Kenapa kalian setiap hari berantem? Coba jelasin, Bunda pengen tau," gue minta penjelasan dari anak gadis gue yang namanya Alexa.

Semenjak mereka berdua lahir, gak pernah rukun. Iya, gue ngelahirin anak kembar yang berbeda gender. Gue tau pas udah di bulan ke-lima. Tapi gue sama Sean sepakat buat rahasiain ini sama keluarga besar. Jadi, kita berdua diem-diem bae. Udah ada beberapa anggota keluarga yang curiga, karena perut gue hamil satu anak tapi gedenya kayak gentong.

"Kemarin Alex di beliin mobil-mobilan sama Ayah. Alexa mau pinjem buat Barbie Alexa. Karena Ken mau ngajak Barbie jalan-jalan. Tapi Alex gak bolehin,"

Alex keluar dari kamarnya dengan tangan yang masukkan ke saku. Persis anak remaja yang sok keren. Gue memandang Alex, "Jadi Alex, bisa jelasin ke Bunda? Bunda gak mau denger penjelasan di satu pihak. Biar Bunda bisa ambil kesimpulan,"

Alex ngeluarin tangannya dari saku dan duduk di samping gue, "Bunda inget kan, waktu aku pinjemin Alexa mobil-mobilan? Sekarang mobil-mobilan itu bentuknya kayak gimana? Udah ancur, Bunda. Mobil-mobilan Alex kan pakai remote control. Kalau di paksa, di banting-banting Alexa seakan Ken kecelakaan, ya jelas rusak mobil-mobilan Alex,"

Gue keinget, waktu Alex marah besar karena Alexa hancurin mobil remote control keluaran tebaru punya Alex. Sean yang beliin. Tapi gak pilih kasih, Sean juga beliin Barbie mini buat Alexa.

"Kemarin, Alexa pinjem remote controlnya juga?" Alex mengangguk cuek, "Alexa yang megang controlnya?" Alex mengangguk lagi, "Ya udah, sekarang Alex pinjemin mobil-mobilannya ke Alexa. Tapi, Alex yang pegang controlnya. Gimana?"

"Gak mau!" Alexa menyela saat Alex mau mengangguk.

Kali ini gue yang menatap Alexa, "Kenapa gak mau?" tatap gue menyelidik.

"A-Alexa mau pegang controlnya. Mau bawa Barbie sama Ken ke rumah Nina pakai mobilannya Alex,"

Gue memijat pangkal hidung gue. Gini nih, kalau punya anak kembar. Gue kira, anak kembar itu salah satunya ada yang ngalah. Tapi anak gue, lebih ribet, kayak Tom and Jerry.

Alex menghedikkan bahunya, "Ya udah kalau gak mau. Alex juga gak mau kalau Alexa bawa mobilannya ke rumah Nina. Nina kan penghancur mainan. Gak liat, boneka Barbie dia mukanya penuh sama coretan? Temenan kok sama anak bandel," Alex beranjak dan pergi ke kamar.

Alex, selain dia suka sama miniatur mobil dan motor, dia juga suka belajar. Seharian bisa di rumah, ngerakit miniatur atau belajar. Sedangkan Alexa, dia juga suka belajar. Tapi, dia lebih tertarik sama dunia imajinasinya. Jadi princess, pangeran dateng dan bawa dia buat dansa. Siapa lagi pangerannya kalau bukan Sean.

"Bundaa.." Alexa udah merengek ke gue. Nambah pusing kepala gue. Si bapake udah buat gue gak tidur semalem, sekarang anaknya si bapake malah bikin nambah pening. Biar gitu, mereka masih anak gue.

Gue mengusap kepala Alexa lembut, "Untuk hari ini, Alexa main di rumah dulu ya. Tunggu Ayah pulang. Ayah tadi bilang, mau ngajak kita ke mall. Mau?"

Mata Alexa membulat lucu, "Beneran, Bun? Alexa boleh beli rumah Barbie?"

"Tanya Ayah nanti kalau udah pulang. Kan yang punya uang, Ayah."

Alexa mengerutkan keningnya, "Emang Bunda gak punya uang? Ayah gak ngasih uang ke Bunda?"

married without love ✔Where stories live. Discover now