#13 Callyn & Xavier

1.8K 73 0
                                    

Lyn berjalan mengikuti Liam keluar dari lift hotel milik keluarga Agatha dengan penasaran yang kuat. Hingga ia menghalangi jalan Liam membuat pria itu menatapnya sambil memasukkan ponselnya ke saku celana. "Ada apa, baby? Kamu dari tadi gelisah sekali."

"Sejak kapan kamu dekat dengan anak Mr. Agatha?" Liam menundukkan tubuhnya sedikit untuk mensejajarkan kepalanya dengan kepala Lyn. "Sudah cukup lama, tapi baru-baru ini aku dekat dengannya. Kenapa? Cemburu?"

Lyn menjauhkan wajahnya dengan raut wajah yang ingin muntah. "Malah aku senang. Jadi cepatlah menikah dengannya, aku sudah tidak sabar menikah dengan Xavier." Kata Lyn, Liam menggelengkan kepalanya sambil meraih tubuh Lyn.

Ia memeluk wanita itu erat dan mencium puncak kepala Lyn membuat para pengunjung di hotel melihat kearah mereka. "Menikah itu tidaklah semudah kita mengucapkannya, baby. Sangat banyak pertimbangan untuk ke jenjang itu."

Liam melepaskan pelukannya, menggandeng tangan Lyn menuju basement. "Apa kamu yakin Xavier mau menikah denganmu?" Tanya Liam, Lyn mengangguk mantap.

"Aku sangat yakin, dia akan menikahiku kelak. Percayalah padaku, Liam. Jika tidak aku akan memaksanya menikahiku bagaimanapun caranya." Liam menggelengkan kepala melihat betapa keras kepalanya Lyn untuk mendapatkan Xavier.

Tangan mereka terlepas dan berjalan masing-masing menuju sisi mobil. Langkah Lyn terhenti melihat sosok pria yang dikenalinya baru saja memasuki hotel bersama wanita. Dengan cepat Lyn berjalan menyusul mereka. "Kamu mau kemana?"

"Aku ke toilet bentar!" Jawab Lyn tanpa menoleh kearah Liam lagi dan ia berlari. Dari kejauhan ia melihat mereka masuk ke lift dan ia mendengus kesal tidak bisa masuk ikut bersama mereka karena pintu lebih dulu tertutup.

Dengan kesal, ia menekan tombol itu berulang kali dan pintu lift kembali terbuka dengan ruangan kosong. Ia menekan tombol 12 dimana tujuan mereka tadi. Lyn menggigit kukunya tidak sabar menunggu pintu lift terbuka.

Pikirannya mulai melayang kemana-mana mengingat saat ini dia ada dihotel dan melihat Xavier bersama wanita yang tadi siang mencium Xavier tepat didepannya saat makan siang. Pintu lift terbuka, ia berjalan keluar dan melihat kanan kiri.

Matanya terhenti melihat punggung Xavier yang sangat dikenalinya sedang mengurung tubuh wanita itu ujung lorong kanan. Seketika bahunya merosot dengan hatinya yang kembali sakit dan semakin sakit. "Jadi selama ini Xavier.."

Mereka masuk kesalah satu kamar membuat Lyn duduk dikursi dekat pintu lift. Dengan tangan nya gemetar ia mengeluarkan ponselnya dan menelpon Liam. ".. Liam pulanglah dulu. Aku bertemu dengan temanku disini."

"Apa kamu akan menginap dengannya disitu, baby?"  Menginap? Ia kembali menatap lorong kanan yang telah kosong lalu menghela napas pelan. "Ya, aku sudah lama tidak bertemu dengannya sejak ke New York, besok pagi aku akan pulang."

Liam mengijinkan Lyn untuk tidur bersama temannya padahal ia sedang menunggu Xavier keluar dari kamar itu. Disandarkannya punggungnya ke dinding sesekali melihat ke lorong kanan sembari memantau jam diponsel.

Sangat lama ia duduk disana dengan hati yang campur aduk hingga ia menghela napas panjang melihat jam menunjukkan pukul 4 dini hari dan Xavier belum juga keluar dari kamar itu. Dadanya begitu sesak, ingin sekali ia menangis meratapi dirinya yang begitu bodoh.

Seketika ia berdiri melihat Xavier entah sejak kapan sudah keluar dari kamar itu dan berdiri menatapnya dari sana. Dengan cepat ia berjalan dan menekan tombol lift. Pintu lift terbuka, ia masuk dan kembali menekan tombol.

Pintu lift tertutup tapi sebuah tangan berhasil menghalanginya membuatnya kembali terbuka. Xavier menatap Lyn tajam hingga pintu itu tertutup sempurna. Lyn melihat Xavier menekan lantai paling atas dimana terdapat taman kecil untuk tamu hotel.

Callyn & Xavier (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang