#24 Callyn & Xavier

1.5K 68 0
                                    

Ia berjalan sambil sesekali membenarkan rambutnya untuk menutupi sebagian wajahnya yang terdapat tempelan plaster untuk menutupi luka didahinya. Cuaca siang itu sedikit dingin dan beruntungnya ia menggunakan trench coat hingga menutupi hampir seluruh tubuhnya.

Kakinya terus berjalan tak memperdulikan orang-orang menatapnya bahkan ada yang memfoto dirinya. Apakah kejadian kemarin yang menimpa dirinya sudah diketahui semua orang? Lyn hanya bisa menghela napas dan terus berjalan.

Ponselnya bergetar dan ia melihat Liam menelponnya. "Pasti dia akan marah." Kata Lyn sambil tersenyum sebelum mengangkat telpon itu. Baru saja ia mendekatkan ponsel itu ke telinganya ia kembali menjauhkannya mendengar Liam berteriak kesal.

"Callyn Zweeta, dimana kamu! Kembali kerumah sakit sekarang atau aku akan menyeretmu kembali kesini." Lyn meringis mendengar Liam marah padanya. Lyn mendekatkan perlahan ponselnya ke telinga.

"Aku bosan disana, Liam. Aku juga sudah baikkan, tidak ada luka serius yang mengharuskan aku dirawat disana. Sekarang aku sudah tidak ada waktu untuk bersantai. Sudah dulu ya, aku akan menelponmu jika aku butuh bantuan."

Lyn segera memutuskan pembicaraannya dan memasukkan ponselnya kedalam saku. Disatu sisi, Liam semakin geram dengan tingkah Lyn. Dirinya yang berusaha menyelesaiakan pekerjaan yang menumpuk dikantornya hanya untuk menemani wanita itu di rumah sakit ternyata..

Wanita itu pergi keluar rumah sakit begitu saja bahkan tidak ada satu pun perawat yang melihat nya keluar. Liam mengusap wajahnya kasar dan ia teringat dengan ucapan Lyn. Sekarang sudah tidak ada waktu untuk bersantai.

Apa maksud dari ucapan itu?

Cukup lama ia terdiam memikirkan apa yang terjadi pada Lyn hingga membuat sikapnya yang semakin keras kepala. Hingga ia teringat dimana Lyn terakhir kali mendapatkan telpon dari ibunya. Ya, Liam yakin ada sesuatu yang terjadi dari mereka.

Ia menekan nomor ibunya dan menunggunya mengangkat telpon. "hai, sayang. Akhirnya kamu menelpon mom juga. Apa ada yang terjadi padamu? Tidak biasanya kamu menghubungi mom duluan." Katanya senang.

"Aku hanya ingin tau apa yang mom bicarakan pada Lyn beberapa hari yang lalu." Jawab Liam. Ibunya menghela napas dan menjelaskan kedatangannnya kesini untuk menjodohkan Lyn dengan Daniel.

Bahkan kedua orang tua Daniel juga akan kesini bersamaan dengannya. Liam terus mendengar dan menggigit bibir bawahnya mendengar ibunya yang senang sebentar lagi akan mendapatkan menantu sebaik Daniel.

"Oh begitu, kami akan menunggu kedatangan kalian. Sudah dulu, mom. Aku harus menghadiri rapat.. ya, sampai nanti." Liam memutuskan pembicaraannya dan menghela napas. Jadi ini yang membuat Lyn semakin keras kepala.

Sangat jelas Lyn menentang perjodohan itu karena ia mencintai Xavier sejak ia kecil. Dan ia yakin wanita itu akan berusaha semua cara agar ia bisa mendapatkan Xavier untuk melepaskan diri dari perjodohan itu.

Lyn sampai didepan kantor Xavier. Ia melihat Xavier hendak keluar menuju mobilnya yang sudah menunggu didepan sana. Dengan cepat ia berlari sebelum Xavier masuk kedalam mobil. "Xavier..." Katanya terputus-putus.

Kedua tangannya menghalangi Xavier mendekati mobil, matanya melihat wajah Xavier yang tengah menatapnya terkejut. "Apa yang kau lakukan disini?!" Lyn menurunkan kedua tangannya dan tersenyum.

"Aku ingin bertemu denganmu." Xavier menatap kesamping sembari membuang napas kasar. Tiba-tiba ia membuka pintu mobil dan sedikit mendorong tubuh Lyn. Ia memutari mobil dan masuk dikursi pengemudi.

"Berhentilah bersikap bodoh! Aku akan mengantarmu kembali kerumah sakit." Lyn menahan tangan Xavier, menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja, ini hanya luka kecil. Jangan bawa aku kesana."

Callyn & Xavier (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang