#33 Callyn & Xavier

1.5K 62 0
                                    

Satu minggu sudah berlalu, kedua orang tua mereka sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing. Lyn terus melambaikan tangan kepada orang tuanya dan orang tua Daniel. "Sudahlah, mereka sudah didalam dan kamu masih melambaikan tangan."

"Aku bukan melambai pada mereka, aku melambai pada pria itu tuh. Yang berkacamata kuda yang tersipu malu menatapku hingga berkali-kali menabrak orang." Kata Lyn membuat Daniel berdesis pelan.

Pria itu menarik tangan Lyn menjauh dari tempat itu dan merangkulnya erat menandakan Lyn adalah miliknya pada pria yang sedari tadi menatapnya. "Tenanglah, Niel. Aku tidak akan meninggalkanmu." Kata Lyn sambil tertawa melihat betapa posesifnya Daniel.

"Aku harus menghadiri rapat direksi setelah ini, aku akan mengantarmu pulang." Kata Daniel sembari membukakan pintu untuk Lyn. Wanita itu masuk dan melihat Daniel memutari mobil lalu masuk. "Aku tidak ingin pulang, bolehkah aku ikut bersamamu?"

"Ini sangat memakan waktu."

Lyn menggeleng dan tersenyum. "Aku akan menunggu di ruanganmu atau melihat-lihat setiap sudut gedung sambil menunggu." Lyn memejamkan matanya cepat dengan raut wajah yang sengaja dibuatnya sedih agar Daniel mengizinkannya untuk ikut.

"Baiklah, ingat jangan nakal disana selagi aku tidak ada. Jika aku melihatmu, aku akan menjewermu seperti ini, mengerti." Daniel langsung menjewer telinga Lyn membuat wanita itu mengaduh kesakitan. "Lepaskan, Niel!"

"Akan lebih sakit dari ini jika kamu nakal disana."

*****

Lyn keluar dari lift dan berjalan mengelilingi kantor Daniel. Senyumnya tak hilang dari bibirnya membalas sapaan atau senyuman dari beberapa pegawai yang melihatnya. Hingga langkahnya terhenti melihat sosok pria baru saja masuk dengan tergesa-gesa.

"Sedang apa kamu disini, baby?"

"Aku sedang berkeliling." Jawab Lyn, ia melihat sekretaris Liam menyusul dengan membawa tas hitam yang selalu dibawa Liam berangkat bekerja. "Tuan, anda melupakannya." Liam menoleh dan mengambil tas itu. "Terima kasih."

"Lebih baik kamu pulang dengannya dibandingkan kamu berkeliling sepanjang hari. Aku harus menghadiri rapat direksi sekarang, pulanglah baby." Liam kembali berjalan menuju lift begitu cepatnya membuat Lyn menggeleng melihat Liam yang tidak tepat waktu.

"nona, mari ikut saya."

"Ah tidak, aku sudah berjanji pada Daniel akan menunggunya. Pergilah, tidak apa-apa aku sendiri." Pria itu hanya diam bingung harus melakukan apa membuat Lyn tersenyum. "Tidak apa-apa, pergilah. Sepertinya kamu juga belum makan siang kan?"

"Ba-baiklah, nona. Jika butuh sesuatu hubungi saya." Lyn mengangguk dan pria itu pun berjalan meninggalkannya kembali sendiri. Baru saja ia ingin melangkah gerakkanya terhenti melihat sosok pria yang lagi-lagi dikenalinya.

Pria itu juga tidak kalah tergesa-gesanya dengan Liam tapi langkah pria itu melambat seiring jarak mereka semakin dekat. "Ah, kamu telat menghadiri rapat direksi. Cepat, sebelum semakin terlambat! Liam baru datang juga." Kata Lyn.

Pria itu hanya diam dan memandang kebelakang. "Kau cepatlah kesana, aku ada urusan." Pria yang dibelakangnya mengangguk dan berjalan menuju lift meninggalkan Xavier dan Lyn disana. "Kenapa menyuruhnya? Bukankah rapat direksi sangat penting."

"Ada sesuatu yang lebih penting dari itu. Ikut aku." Xavier menarik tangan Lyn cukup kuat membuat Lyn hanya mengikutinya tanpa memberontak karena ia takut menjadi bahan perhatian dikantor Daniel dan itu akan menjadi bahan pembicaraan mereka.

Xavier membukakan pintu untuk Lyn, sedikit mendorong Lyn untuk masuk dan menutupnya kembali. "Apa yang ingin dilakukannya?" Tanya Lyn sambil melihat Xavier memutari mobilnya menuju kursi pengemudi.

Callyn & Xavier (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang