#48 Callyn & Xavier

840 37 0
                                    

Keesokan harinya...

Lyn menuruni tangga, berjalan menuju ruang kerja Liam. Dibukanya pintu dengan pelan dan melihat punggung lebar itu tengah membelakanginya dengan secangkir teh ditangannya. "Ah, kupikir kamu juga tidak ada disini." Katanya, Liam menoleh dan tersenyum.

Ia meletakkan cangkir itu dan tersenyum dengan kedua tangan dibuka lebar memberi ruang untuk Lyn bisa memeluknya. "Kenapa? Apa kamu membutuhkan sesuatu?" Tanya Liam setelah Lyn sudah ada dalam pelukannya. Lyn menggeleng, "Aku hanya merasa sepi saja tanpa kalian disini." Jawabnya. 

"Kenapa kamu tidak jalan-jalan saja? Atau perlu kita berkeliling sekarang, baby?" 

"Tidak perlu, aku tidak mau mengganggu pekerjaanmu. Aku tau kamu sangat sibuk akhir-akhir ini. Selagi kamu ada disini sudah mengurangi rasa bosanku." Lyn melepaskan pelukannya dan menyesap sedikit teh hangat Liam. 

Tiba-tiba ponsel Liam berbunyi, ia melihat dan Daniel-lah yang menelponnya. "Ya, dia bersama ku. Sebentar." Liam langsung memberikan ponselnya pada Lyn, wanita itu bingung dan dengan cepat ia meletakkan cangkir itu. "Daniel ingin bicara padamu, baby."

"Aku menghubungimu dari tadi, kupikir terjadi sesuatu padamu."

"Ponselku ada dikamar, Niel. Aku berada diruang kerja Liam, ada apa?" Lyn berjalan menuju kursi sofa dan melirik Liam yang mengekorinya dari belakang. Ia memberi isyarat pada Liam untuk menjauh darinya, tapi pria itu semakin menempel membuat Lyn hanya bisa menghela napas membiarkan Liam menguping.

"Aku ingin mengajakmu memilih gaun pernikahan kita, kebetulan aku memiliki waktu yang senggang cukup lama, jadi ingin kugunakan untuk memilih gaun pernikahan kita yang tinggal beberapa bulan lagi. Kamu mau? Atau kamu sedang sibuk?"

"Ah baiklah, aku akan berkemas sekarang juga." Jawab Lyn cepat.

"Oke, aku kesana sekarang." Daniel memutuskan pembicaraannya dan Lyn memberikan ponsel pada Liam. "Terima kasih, aku pergi  berkemas dulu." Liam menahan Lyn yang hendak beranjak dari kursinya. "Aku ingin bertanya padamu dulu, baby."

"Apa itu?" Liam menundukkan kepalanya, helaan napas panjang terdengar membuat Lyn heran pada Liam. Pria itu mengangkat kepalanya dan tersenyum, "Setelah kalian menikah, tetaplah tinggal disini bersamaku. Aku tidak bisa membiarkanmu jauh dariku walaupun kamu sudah menikah dengannya." 

Seketika Lyn tertawa dan memindahkan tangan Liam yang menghalanginya. "Tidak mau, kamu akan mengganggu kami saja. Mana mungkin pengantin baru tinggal satu atap dengan orang lain, kusarankan cepatlah mencari pengganti Chelsea dengan begitu kamu tidak merasa rumah ini sepi, Liam."

Lyn berjalan keluar dari ruang kerja Liam dan bergegas menaiki tangga menuju kamarnya. Ia pun membuka lemarinya setelah sampai, melihat pakaian yang pantas ia kenakan dan tidak membuatnya kesusahan pada saat mencoba gaun pernikahan. 

"Aku pakai ini tidak masalahkan?" Ia mengeluarkan gaun sedikit mengembang diatas lutut berwarna pink muda. "Ya, yang ini saja tidak akan menyusahkanku nantinya."

*****

Mobil berhenti tepat didepan bangunan besar yang terkenal menjual baju pernikahan yang sangat mewah dengan designer ternama. "Pemiliknya sudah merekomendasikan beberapa gaun pernikahan yang baru saja ia rancang. Terserah kamu mau memilih yang mana." 

Lyn mengangguk dan keluar dari mobil. Daniel menggenggam tangan Lyn menunjukkan ia adalah pemilik Lyn dari semua mata pria yang melihatnya. Mereka masuk dan langsung di sambut beberapa pelayan toko dengan sedikit membungkukkan tubuhnya. 

"Mari ikut saya, nyonya sudah menunggu kedatangan anda." Liam mengangguk dan mengikuti pelayan itu dari belakang. "Selamat datang, apa kabarmu Daniel?" Seorang wanita paruh baya berjalan menghampiri mereka dan memeluk Daniel erat.

Callyn & Xavier (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang