#59 Callyn & Xavier

947 53 6
                                    

"Jika kamu ada waktu, ajak aku jalan-jalan ya. Aku ingin menikmati pemandangan disini sepuasnya."

Xavier menekan ujung rokoknya yang tinggal sedikit diasbak sebelum melihat kearah Lyn untuk menyuruh wanita itu berhenti bicara. Tetapi seketika ia terkejut melihat Lyn sudah berada didekatnya.

Diliriknya balkon kamar Lyn yang cukup memiliki jarak dari balkon kamarnya dan wanita itu berdiri dengan santainya didekatnya. "Heii, bagaimana kau.."

Lyn tersenyum lebar dan menyandar kan tubuhnya dipagar balkon. "Aku berjalan ditepian itu lagian jaraknya tidak cukup jauh jadi aku bisa dengan mudahnya kesini." Jawabnya santai.

Xavier berdesis melihat ada pijakan pembatas balkon mereka yang berukuran kecil tapi dengan berani nya ia melewati jalan itu. "Jangan lewat disitu lagi, kau bisa jatuh dan mati!" Kesalnya.

Lyn pun maju selangkah mendekati Xavier menatap mata pria itu. "Apa kamu khawatir jika aku terjatuh?"

Xavier ikut maju selangkah kedepan hingga tubuh mereka sangat dekat hingga Lyn bisa merasakan hembusan napas dan bau rokok Xavier yang masih melekat. "Tentu saja, karena itu bisa membuatku repot mengurus jasadmu." Jawab Xavier.

"Dan jika aku terjatuh dan mati, apa kamu bahagia Xavier?"

Xavier terdiam sejenak. "Jelas. Aku sangat bahagia melihatmu mati jadi tidak ada pengganggu lagi dihidupku" Jawab Xavier yang berhasil membuat perasaan Lyn bercampur aduk. Lyn menunduk dan seketika tertawa kecil.

Mengetahui Xavier bahagia melihat nya mati, bahkan sepertinya pria itu memang mengharapkan kematiannya selama ini.

Lyn mengangkat kepalanya menatap Xavier dengan senyum kecil. "Ya, aku senang jika kamu bahagia jika aku mati, Xavier. Kuharap akan seperti itu suatu saat nanti." Katanya. Perlahan Lyn memundurkan langkah kakinya.

Ia berjalan masuk kekamar Xavier dan berhenti sejenak melihat sebuah lukisan yang cukup besar terpajang di dinding yang menggambarkan sisi samping wajah seorang wanita yang sedang duduk dengan senyum lebar yang ia miliki.

"Kau mau kemana?"

Lyn menoleh dan menunjuk ara pintu kamar Xavier. "Aku ingin kembali ke kamarku. Aku tak ingin melewati jalan itu lagi." Jawab Lyn dan kembali berjalan.

*****

Seseorang pria berjalan sangat cepat dengan kaki jenjangnya menginjak lantai cukup keras membuat siapapun yang berada didekatnya menoleh. Raut wajahnya begitu tegas dengan kedua matanya yang menatap tajam ke depan.

Napasnya memburu tak karuan setelah mendengar wanitanya tak ada diruangannya. Ia berhenti sejenak di depan pintu ruangan itu lalu ia pun membukakanya perlahan berharap ia sudah berada di ruangannya.

Tidak ada siapapun diruangan itu..

Ia melihat selang infus tergeletak begitu saja dilantai dengan gantungan yang ia gunakan waktu itu untuk menggantung jaket nya pun juga. Ia melangkah mendekati meja dan di bukanya semua laci itu mencari barang yang ia cari.

Ya ponsel dan kartu kredit Lyn.

"Lacak kartu kreditnya, aku yakin dia bertransaksi dengan kartu itu." Kata Daniel sambil melirik ke belakang. Kedua pria yang ada dibelakangnya sejak tadi mengangguk dan pergi dengan cepat.

"Kamu pergi kemana dengan kondisi mu yang seperti itu, Cally?" Katanya.

Suara langkah kaki terdengar dan ia berbalik melihat Liam yang baru saja berdiri diambang pintu dengan mata nya yang mencari keberadaan Lyn. "Apa dia sungguh pergi dari ruangan nya?" Tanya Liam sambil membuka pintu toilet.

Daniel pun hanya mengangguk dan menghela napas. "Ah sial, aku lupa menyuruh orang untuk berjaga di depan pintu ruangannya! Aku akan melihat rekaman cctv siapa tau ada seseorang yang membantunya keluar dari rumah sakitku."

"Aku yakin dia bertindak sendiri. Kau lihat saja rekaman cctv diluar, aku yakin dia menggunakan kendaraan umum pergi dari sini." Jawab Daniel. Liam mengangguk lalu pergi.

Daniel duduk dan menopang wajah nya dengan kedua tangan. Otaknya berpikir keras mengingat sesuatu yang menurutnya bisa mendorong Lyn untuk keluar dari rumah sakit dan seketika ia menghela napas.

Seketika ia tertawa dan menggeleng kan kepalanya. "Ya, sepertinya aku tau tujuanmu kemana, Cally. Kenapa kamu masih memikirkannya disaat kondisimu yang semakin memburuk?"

Disatu sisi, Liam yang baru saja keluar dari lift langsung dihalangi Sean yang tadinya sedang menunggu pintu lift terbuka. "Apa benar dia pergi dari sini?" Tanya Sean.

Liam menjauhkan tangan Sean yang menghalangi jalannya dan kembali berjalan menuju ruang kontrol. "Aku tau kemana dia pergi, hanya dugaan ku tapi kali ini aku yakin." Kata Sean yang ikut berjalan disamping Liam.

"Aku juga sudah tau, dia pasti pergi menemui Xavier. Kau tau jam berapa dia berangkat?"

Sean menggeleng dan menutup pintu ruang kontrol. "Aku hanya tau malam ini dan sepertinya dia sudah berangkat atau mungkin sudah sampai di Kanada."

*****

Lyn keluar dari kamarnya sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil. Langkahnya terhenti melihat seorang wanita yang sangat cantik tengah berdiri menatap setiap sudut apartement.

Mata wanita itu berhenti tepat kearah Lyn. Dengan tatapan sinis ia melihat Lyn dari atas sampai bawah lalu ia tersenyum miring. Lyn yang melihat tatapan seperti itu pun ikut melihat kebawah apakah ada yang salah dari nya.

Baju kaos berwarna hitam dengan celana jeans pendek diatas lutut serta rambutnya yang masih setengah basah membuatnya yakin wanita itu baru saja menilai penampilannya.

"Apa pakaian asisten rumah tangga sekarang jadi seperti ini?"

Lyn pun mengerutkan dahinya dan menunjuk dirinya sendiri. "Ah maaf sebelumnya. Dirimu bilang aku ini asisten rumah tangga?"

"Jelas ya bukankah seperti itu?" Kata wanita itu dan tertawa.

"Aku bukanlah asisten rumah tangga! Siapa kau dan kenapa kau bisa masuk kesini?!" Kesal Lyn. Wanita itu duduk dan menyilangkan kakinya jenjang nya membuat dressnya yang pendek itu hampir menampakkan pakaian dalam yang sedang ia kenakan.

"Tetaplah disini dan jangan kemana- mana." Kata Xavier yang baru saja keluar dari kamarnya. Lyn menatap Xavier yang mengenakan pakaian rapi lalu ia kembali melirik kearah wanita itu.

Callyn & Xavier (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang