#40 Callyn & Xavier

1.1K 45 0
                                    

"Niell... Liam membuatkan cemilan untuk kita. Sangat enak dan-... Kamu mau pergi kemana?" Tanya Callyn berhenti setelah membuka pintu kamar Daniel melihat pria itu tengah memasang jaketnya.

"Ada telpon dari kantor dan aku harus ke sana sebentar, tidak apa-apakan? Jika kamu tidak mau aku pergi, aku bisa menyuruhnya kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada telpon dari kantor dan aku harus ke sana sebentar, tidak apa-apakan? Jika kamu tidak mau aku pergi, aku bisa menyuruhnya kemari." Jawab Daniel. Callyn diam sejenak dan ia tersenyum lebar. Ia mendekati Daniel dan merapikan kerah jaketnya.

"Pergilah, aku sudah menahan mu tadi untuk menemaniku. Sekarang pergilah, aku yakin mereka sedang membutuhkanmu." Kata Callyn pelan. Daniel tersenyum, perlahan ia meraih dagu kecil Callyn agar ia bisa leluasa menatap wajah cantik itu.

"Boleh aku menciummu?" Tanyanya dengan hati-hati, Callyn melepaskan tangan Daniel dan meraih jam tangan pria itu ditempat tidur, "Jangan lupa menggunakannya. Ini sangat penting untukmu." Ia memasangkan jam tangan Daniel tanpa melihat wajah Daniel yang sedikit kecewa.

Callyn menghela napas panjang dan mengusap dada Daniel seakan-akan ada debu disana. "Ah kamu terlihat sangat tampan! Sekarang pergilah jangan membuat mereka menunggu lagi, maafkan aku karena sikap egois ku menahan mu tadi." Katanya.

Daniel tersenyum tipis dan perlahan berjalan menuju pintu. "Oh ya, Niel. Aku melupakan sesuatu." Daniel berbalik memandangi Callyn dan saat itu juga ia meraih kerah jaket Daniel lalu mencium pria itu. "Sudah tidak sedih lagi kan? Sekarang pergilah."

"Kamu hanya menempelkan bibirmu saja dan itu tidak cukup untukku." Kesal Daniel. Ia menarik punggung Callyn hingga tidak ada jarak diantara mereka dan Daniel menciumnya sangat intens. Disela ciuman mereka, Callyn tersenyum dan mengalungkan tangannya dileher Daniel.

*****

"Aku yakin aku tidak mengganggumu bekerja." Kata seseorang sambil membuka pintu. Seorang pelayan mengikuti wanita itu dari belakang dengan membawa nampan berisikan cemilan dan minuman lalu diletakkan nya di meja dan pamit.

"Sangat mengganggu sebenarnya tapi karena orang itu kamu, aku sangat senang. Kemari lah, my baby." Jawab Liam sambil membuka lebar tangan nya. Callyn tersenyum dan berlari lalu duduk dipangkuan Liam. Mereka saling berpelukam erat dan tak lama Callyn melepaskannya.

"Ayo ceritakan liburan panjang mu dengannya hingga kamu lupa dengan ku disini yang menunggumu." Callyn tersenyum lebar hingga menampak kan giginya yang rapi dan putih.

"Itu rahasia diantara kami. Aku ingin bertanya bagaimana hubunganmu dengan Chelsea?" Liam menghela napas dan tertawa kecil membuat Callyn kebingungan.

"Aku sudah tidak bersamanya. Setiap hari aku selalu menyakitinya dengan mengingkari janji. Dia memaafkanku tapi aku selalu berbuat masalah yang sama."

Callyn cemberut mendengarnya dan ia mengusap kedua lengan Liam memberi kehangatan disana. "Apa dia yang memutuskanmu?"

"Tidak, aku lah yang meminta hubungan kami berakhir. Aku tidak ingin menyakitinya dan aku bukan pria yang baik untuknya. Tapi kami masih berhubungan sampai sekarang. Dia selalu menanyai kabarmu."

Callyn & Xavier (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang