#22 Callyn & Xavier

1.4K 66 0
                                    

Lyn menggeliat dengan gerutuannya yang masih setengah sadar karena seseorang berani sekali membuka tirai jendelanya hingga sinar matahari menyilaukan matanya. Tidak hanya dia saja seseorang disampingnya langsung bersembunyi dibalik selimut.

"Astaga, aku tak menyangka kalian memiliki sifat yang sama, malas bangun pagi." Daniel-lah yang membuka tirai itu dan ia tertawa melihat kedua wanita itu kompak bersembunyi dibalik selimut dan kembali melanjutkan tidurnya.

"Sudah waktunya bangun dan sarapan, ladies!" Sekali tarikkan Liam berhasil menjauhkan selimut itu. Dengan cepat, ia melemparkan selimut itu kearah Daniel yang langsung menangkap selimut tanpa berniat menghentikan tawanya.

"Liam, apa kamu tidak tau kami baru saja tidur satu jam yang lalu!" Teriak Lyn. Matanya masih tertutup tapi mulutnya sudah bekerja. "Aku takkan melepaskanmu jika kamu masih berani mengganggu kami tidur. Akan kucincang tubuhmu kujadikan soup!"

Liam meringis mendengar ancaman wanita yang setengah sadar itu. Chelsea hanya diam dan meraih guling untuk menutupi telinganya. "Aku bisa mati muda jika dikelilingi wanita yang malas bangun pagi seperti.."

Ucapannya terhenti ketika sebuah bantal mendarat tepat diwajahnya, ia memegang bantal itu dan melepaskannya dengan kesal. Tapi kekesalannya itu hilang ketika ia melihat siapa yang melempar bantal itu. Chelsea.

Wanita itu sudah duduk dan menatap Liam tajam dengan ekspresi wajahnya yang sangat datar. "dalam hitungan ketiga jika kalian belum keluar juga, aku akan  membakar bangunan ini." Liam mengacak pinggangnya tak percaya.

Sungguh kepalanya pusing melihat sikap dan sifat Chelsea yang ternyata sama persis dengan Lyn membuat hidupnya semakin berat. Ia tidak menyangka kenapa bisa memiliki perasaan pada wanita itu.

"Satu.. dua.." Liam berjalan cepat keluar dari kamar Lyn tetapi beda dengan Daniel. Pria itu menyempatkan dirinya mencium pipi Lyn yang sudah tertidur nyenyak lalu berlari keluar dari kamar dan menutupnya cepat.

"Benar-benar tragis.."

*****

Siang harinya, mereka bersantai dibelakang mansion Liam. Chelsea yang tengah membaca majalah dan berbaring dengan beralas bantal paha Liam dan Lyn yang tengah berlomba renang bersama Daniel.

"Bukankah wanita ini sangat menyedihkan? Menikahi pria tua berhidung belang itu yang hanya mengincar harta dan merelakan pekerjaan barunya hanya untuk itu." Cibir Chelsea. Liam hanya bergumam dan memainkan anak rambut Chelsea.

"Yeayy.. aku menang lagi, kan! Sekarang waktunya kamu harus membawaku kesana dengan aku diatas punggungmu." Teriak Lyn kuat, Liam menoleh kearah wanita itu dan tersenyum melihat betapa bahagianya wanita itu bersama Daniel.

Lyn sudah naik kepunggung Daniel. Tapi baru saja Daniel ingin membawa Lyn ke ujung kolam renang sana, tubuhnya tenggelam membuat Lyn terkejut. "Ah, aku tak bisa. Kamu sungguh berat Cally." Kata Daniel.

"Aku tau kamu sengaja, Daniel. Curang! Kamu harus membawaku kesana.." Ucapannya terhenti ketika seorang pelayan membawa ponselnya. "Siapa?" Tanya Lyn.

"Nyonya, nona." Lyn langsung berenang ketepi dan keluar dari kolam renang. Diambilnya handuk untuk menutupi tubuhnya. Raut wajahnya begitu senang akhirnya ibunya menelpon setelah berapa bulan mereka tidak berkomunikasi.

Lyn terus tersenyum tapi seketika senyumnya menghilang.

Liam yang menyadari perubahan ekspresi langsung menerka-nerka siapa yang menelpon Lyn membuat Chelsea menatapnya bingung. Chelsea meletakkan majalahnya dimeja dan ikut melihat Lyn.

Keadaan menjadi sunyi setelah Lyn berbicara dengan orang yang sedang menelponnya. Daniel yang sudah berada disamping Liam, terus berdiam diri hingga tak sadar Liam tengah bertanya pada dirinya.

Callyn & Xavier (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang