#41 Callyn & Xavier

1.1K 53 1
                                    

Seorang pria menaiki tangga dengan cepat dan melihat sebuah tas yang sangat dikenalinya terletak begitu saja di kursi. "Kemana dia?" Tanyanya dan baru saja ia ingin menelpon, ia pun menghela napas melihat ponsel di meja. "Aah.. apa dia di toilet?"

Ia melihat arah menuju toilet wanita dan menunggunya didekat sana. Di hirupnya udara malam dengan panjang dan sesekali melirik kearah toilet wanita. Notif pesan masuk dan langsung di bacanya.

Apa kau sekarang bersamanya? Aku butuh sepuluh menit lagi sampai ke sana.

Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal bingung harus menjawab apa. Tas dan ponsel Callyn ada dimejanya tetapi orangnya tak ada. Ia menghela napas dan mulai mengetik membalas pesan dari Liam.

"Niell..." Mendengar namanya disebut seseorang, ia menoleh dan tersenyum lebar. "Darimana saja kamu, hem? Kamu meninggalkan tas dan ponsel mu di meja." Jawabnya.

Daniel menarik tangan Callyn dan memeluk wanita itu erat. "Kamu boleh meninggalkan tas tapi jangan meninggalkan ponselmu, supaya aku tau kamu dimana." Katanya. Callyn hanya mengangguk dan membalas pelukan Daniel.

"Kamu baik-baik saja? Wajahmu sedikit pucat." Daniel meletakkan kedua tangannya di pipi Callyn untuk memberi kehangatan disana. "Aku baik-baik saja, mungkin ini karena terkena angin malam. Aku kan sudah lama tidak seperti ini. Ayo kita duduk, tempat nya baguskan?"

Daniel mengiyakan dan membiarkan dirinya ditarik Callyn menuju meja. "Wahh... Ini minumanku? Oh, manise sekali. Aku jadi tidak tega meminum nya." Kata Callyn.

Daniel menggelengkan kepalanya dan mengangkat tangan memanggil pelayan untuk meminta menu. Tak lama Liam datang dan duduk didepan Callyn. "Maaf lama, baby." Kata Liam.

"Tidak apa-apa ada Daniel bersamaku dan..." Ucapan Callyn terhenti ketika seorang pria duduk disamping Liam dengan santainya. "Sepertinya kalian baru pertama kali kemari."

"Xavier? Kau? Ti-tidak biasanya kau ketempat seperti ini." Tanya Liam bingung, Xavier hanya menyandarkan tubuhnya dikursi dan melihat kearah Callyn dan Daniel. "Ada yang harus aku selesaikan tadi disini."

"Kebetulan sekali kau disini, kita bisa merayakan kedatangan Callyn dan Daniel setelah berlibur." Xavier hanya tersenyum kecil tanpa mereka sadari dan matanya menatap tajam kearah Daniel yang tersenyum lembut pada Callyn.

*****

"Apa kamu benar baik-baik saja? Atau ada sesuatu yang mengganggumu?" Callyn melihat Daniel baru saja masuk ke kamarnya dan tersenyum. "Tentu aku baik-baik saja dan tidak ada yang pantas kamu cemaskan."

Daniel meraih sisir diatas meja dan menyisir rambut Callyn dengan pelan. "Jika ada sesuatu yang kamu alami atau apapun itu, biar tau aku dan aku akan menyelesaikannya untukmi. Jangan memendamnya sendiri, itu tak kan selesai."

"Iya, tapi aku sungguh tidak ada satu pun yang menggangguku sekarang." Callyn megambil sisir ditangan Daniel dan menaruhnya. "Aku hanya sedikit capek, boleh antar aku ketempat tidur?" Tanya Callyn.

"Bilang saja kamu ingin digendong, bukankah sudah menjadi kebiasaan mu sekarang?" Daniel langsung menggendong Callyn dan meletakkan nya dengan hati-hati. "Tidurlah yang nyenyak."

"Kamu tak tidur denganku?"

Daniel tersenyum, ia menyelipkan anak rambut kebelakang telinga Callyn dan menghela napas. "Aku tak  ingin para pelayan membicarakanmu karena aku tidur denganmu dan aku bisa dibunuh jika ketahuan Liam tidur disini."

"Dulu kita sering tidur bersama dan dia juga tidak mempermasalahkan nya. Bilang saja kamu tak ingin tidur denganku." Callyn membalikkan badannya dan Daniel tersenyum.

"Kenapa kamu sekarang suka marah jika aku tidak tidur denganmu? Ah, baiklah aku akan tidur bersamamu. Jadi jangan marah." Ia naik ke tempat tidur dan memeluk tubuh Callyn erat.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Callyn berlari kecil dengan senyuman nya yang tak hilang dari bibirnya. Ia pun berhenti, meregangkan otot-otot nya sambil melihat ramainya orang pejalan kaki.

Seorang pria berdiri tak jauh darinya dan memasukkan kedua tangannya ke saku celana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria berdiri tak jauh darinya dan memasukkan kedua tangannya ke saku celana. "Ah, sudah lama aku tak berolahraga. Badanku terasa sakit." Keluh Callyn.

Callyn berbalik dan terkejut melihat pria itu yang menatap tajam kedepan. Tanpa sadar, ia  tersenyum melihat pria itu ada didekatnya.

Jantungnya berdetak cepat dengan rasa sakit yang mulai terasa disana. Ia memejamkan matanya berusaha menenangkan diri dengan semua perasaan yang muncul pada dirinya melihat pria itu.

Merasakan sesuatu menutupi tubuh nya yang terbuka, ia membuka mata nya dan langsung menatap tepat ke mata Xavier. "Lebih baik kau tak menggunakan baju sekalian daripada kau menggunakan itu."

"Xavier, aku sudah biasa dan" ucapan nya terhenti ketika Xavier tiba-tiba mengencangkan jaketnya kasar.

"Xavier.."

Pria itu melepaskan tangannya dan menatap Callyn menunggu wanita itu melanjutkan ucapannya. "Boleh kamu memeluk sebentar? Aku.. aku butuh jawaban untuk diriku sendiri."

Callyn mengangguk dan menyesali perkataannya. Ia yakin Xavier tidak mungkin memeluknya melihat pria itu sedari tadi bersikap datar dan tidak berubah sejak dulu.

Tapi dugaannya salah besar, Xavier memeluknya! Pria itu memeluknya!

Callyn terkejut dan hanya diam merasakan kehangatan pada tubuh Xavier. Kehangatan dan aroma tubuh nya membuat jantungnya kembali berdetak normal.

Ternyata aku masih mencintainya..

"Apa sudah cukup?" Tanya Xavier, Callyn menggeleng dan ia membalas pelukan Xavier "Kumohon lima menit lagi seperti ini, aku masih mencintai mu Xavier."

Disatu sisi Daniel berlari dengan mata nya melihat sekeliling mencari Callyn. Wanita itu sendirian diluar dengan kondisinya yang baru pulih. Perasaan cemas dan khawatir terus melanda nya dan langkahnya terhenti.

Ia melihat Callyn dalam pelukan pria yang sangat ia kenal. Xavier. Perasaan nya bertambah kesal melihat Callyn dalam pelukan pria lain bahkan ia membalas pelukannya.

Daniel berusaha untuk tidak cemburu ataupun menyakiti Callyn karena kekesalannya melihat kebersamaan mereka. Tapi sampai sekarang, ia masih belum bisa menghilangkan rasa ini.

Ia sangat cemburu! Dan ingin sekali ia menghajar Xavier saat ini juga, tapi ia tak ingin Callyn menilainya sebagai pria yang buruk. Hingga ia terpaksa harus berdiam diri melihat mereka dari kejauhan dengan memendam amarah.

*****

"Badanku terasa sakit semua padahal aku hanya berlari disekitar sini tapi kenapa sangat sakit? Kamu sudah sarapan, Niel?" Tanya Callyn sambil duduk dan menunggu pelayan yang menuangkan air minum untuknya.

"Itu jaket siapa?" Tanya Daniel, Callyn menoleh dan terdiam sejenak. "Aku tadi bertemu dengan Xavier dan dia memberikanku jaketnya. Kenapa masih aku pakai?"

Callyn melepaskan jaket itu dan ia berikan pada pelayan yang baru saja meletakkan sarapannya. "Cuci ini dan simpan di lemari Liam. Ini milik Xavier, jgn merusaknya."

Callyn & Xavier (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang