#66 Callyn & Xavier

566 38 3
                                    

Seminggu kemudian...

Callyn duduk dikursi rodanya melihat langit menghitam disertai hujan yang deras menerpa gedung-gedung pencakar langit. "Apa yang sedang kamu lihat?"

Ia menoleh kebelakang mendapatkan Daniel berdiri tidak jauh darinya dengan membawa buket bunga dan sekotak kue kesukaan wanita itu. "Apa diluar hujannya sangat deras?"

"Ya, sangat deras bahkan membuat jalanan sangat sepi." Jawab Daniel sambil  mendorong kursi Callyn mendekati meja. "Kamu menyukai kue ini kan?"

Callyn mengangguk, melihat Daniel memotong kue dan mengambilkan bagian untuk Callyn. "Apa boleh aku memakannya?"

Daniel tersenyum sambil menyuapi sepotong kue pada Callyn. "Tidak apa jika tidak berlebih untukmu. Makan saja, aku sudah mendapatkan izin Liam untuk memberikanmu kue ini."

Ia membuka mulutnya membiarkan kue itu masuk kedalam mulutnya. Rasa cokelat yang manis menguasai indra perasanya membuat Callyn tersenyum merasakan kue ini yang sudah lama tidak ia makan.

"Kamu juga harus memakannya, Niel. Jangan terus menyuapiku." Daniel mengangguk dan memakan sepotong kue membuat Callyn tersenyum.

"Aku ingin minum teh hangat, apa boleh?" Pria itu meletakkan piring dan berdiri sembari mengusap puncak kepala Callyn.

"Aku akan membuatkannya untuk mu." Jawab Daniel, ia langsung berjalan menuju pantry kecil seketika ia kembali teringat dengan perkataan Liam sebelum dia datang menemui Callyn.

Flashback on :

"Liam, apa aku boleh memberikan kue cokelat kesukaannya? Aku yakin dia akan makan jika kubelikan kue itu."

Suara helaan napas terdengar dari seberang sana. "Baiklah, ingat dia tak boleh terlalu banyak memakannya. Dia masih harus melakukan beberapa perawatan dalam waktu dekat."

"Ya, aku tidak akan memberikannya dengan jumlah yang banyak. Oh ya, bagaimana dengan hasilnya tadi malam?" Daniel pun menepikan mobilnya dan berhenti tepat didepan toko kue yang menjual kue kesukaan Callyn.

"Kondisinya semakin memburuk, kita harus siap dengan apa yang terjadi padanya. Jadi kita harus ada didekat nya, sedikit saja terlambat menangani semua yang akan terjadi padanya, itu akan berdampak sangat buruk."

"Bagaimana dengan orang yang kau katakan itu? Apa dia bisa merawat Cally?"

"Ya dia mau, kemungkinan seminggu lagi dia kesini. Tenanglah, aku akan terus menghubunginya."

Flashback off :

"Daniellll...."

Daniel pun terkejut dan tangannya langsung melepaskan tempat minum hingga membuat lantai semakin dipenuhi air. "Apa yang kamu pikir kan dari tadi?"

"A-aah.. sebentar aku akan memanggil orang untuk membersihkannya." Daniel berjalan keluar dengan cepat tanpa menghiraukan Callyn yang terus memanggilnya.

Tidak lama pria itu datang dengan seorang wanita mengikutinya dari belakang membawa alat pembersih.

"Apa yang sedang kamu pikirkan? Aku dari tadi memanggilmu tapi kamu masih asyik dengan pikiranmu. Apa terjadi sesuatu sebelum kamu kesini?"

"Tidak ada, maafkan aku."

*****

"Apa kamu ingin bertemu dengan seseorang disini?" Callyn melihat kesana kemari mencari sosok wanita yang ia temui beberapa hari lalu di taman.

"Aku pernah bertemu dengan seorang gadis cantik disini, aku ingin bertemu dengannya." Jawabnya.

"Tapi sepertinya dia tidak datang dan.." Ucapan Daniel terhenti ketika Callyn menyuruhnya melihat kearah yang ia tunjuk. "Dia datang."

Daniel melihat gadis itu yang juga di dorong perawat hingga ia di pindah kan ke kursi taman. Matanya terus melihat gerak-gerik gadis itu bahkan tatapan kosong gadis itu membuatnya sadar gadis itu buta.

"Hai Sheena." Sapa Callyn.

Gadis itu menoleh tepat kearah Callyn tersenyum lebar dengan tatapan mata nya yang masih kosong. "Kamu kah itu, kak Callyn?"

"Ya, ini aku. Sudah lama kita tidak bertemu disini. Apa kabarmu?" Gadis itu mengangguk dan menanyakan kembali kabar Callyn.

"Kabarku baik-baik saja. Oh ya, disini tidak hanya kita berdua. Aku bersama tunanganku, namanya Daniel." Callyn menoleh kearah Daniel menyuruh pria itu untuk memperkenalkan diri.

"Hm.. namaku Daniel. Aku tunangan nya Callyn." Kata Daniel kaku dan bingung kenapa ia gugup bahkan mengulurkan tangannya pada gadis yang jelas tidak bisa lihat itu. Callyn langsung meraih tangan Sheena dan mengarahkannya mendekati tangan Daniel.

"Namaku, Sheena. Maaf aku buta jadi aku tidak tau kamu mengulurkan tanganmu. Sekali lagi maaf." Jawab gadis itu setelah menggenggam tangan Daniel dan melepaskannya.

"Tidak apa.. Cally, aku pergi sebentar dulu mengambilkan selimut untukmu dan Sheena, tunggulah sebentar disini."

Callyn mengangguk dan melihat Daniel yang langsung pergi dengan cepat. "Kurasa dia pria yang sangat baik dan tampan." Kata Sheena.

"Yaa, kamu benar dia pria yang sangat baik sampai-sampai aku merasa tidak pantas untuknya." Jawab Callyn. Sheena mengangkat tangannya mencari keberadaan tangan Callyn.

Callyn yang peka pun langsung memberikan tangannya pada Sheena. "Kamu juga wanita yang sangat baik kak Callyn. Wanita yang baik akan bersama pria yang baik, begitu juga sebaliknya."

"...aku yakin kalian akan berjodoh dan hanya maut yang memisahkan kalian. Ah, aku sangat iri denganmu bisa mendapatkan pria seperti dia dan hidup begitu nyaman."

Callyn menghela napas dan melihat ke depan. Senyumnya mengembang melihat banyak anak kecil berlarian kesana kemari dengan tawa riang mereka. "Jika aku sudah bisa melihat lagi, mari kita bertemu kak."

"Yaa, mari kita bertemu."

Callyn & Xavier (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang