#18 Callyn & Xavier

1.5K 65 3
                                    

"Bukankah, kamu ingin tidur disana?" Lyn menghela napas, matanya terus menatap sayup kejalan raya membuat Daniel mengerti apa yang terjadi pada wanita itu. Di genggamnya erat tangan Lyn dan ia langsung menoleh.

"Aku tidak apa-apa, Niel. Jangan meremas tanganku seperti itu" Daniel tersenyum, membawa tangan itu lalu menciumnya cukup lama. Lyn diam menatap Daniel mencium telapak tangannya. "Jadilah Cally-ku yang dulu. Aku tak suka kamu seperti ini."

Perlahan Lyn tersenyum dan semakin lebar. Ia menarik tangannya beralih memeluk lengan Daniel erat dengan meletakkan kepalanya disana. "Kamu memang terbaik, Niel."

*****

Daniel berjalan memasuki mansion Liam sambil memainkan kunci mobil di jari telunjuknya. Ia sedikit bersiul melantunkan lagu yang disukai dulu ketika mereka masih sekolah. Lyn yang mengikuti langkahnya dari belakang berlari dan berhenti tepat didepannya.

"Bukankah kamu bilang kalau sedang menyanyikan lagu itu, kamu harus menggendongku?" Daniel berhenti bersiul, tangannya memasukkan kunci mobil kedalam saku sembari menatap Lyn bingung. "Benarkah? Kurasa kamu hanya ingin ku gendong hingga membuat alasan seperti itu."

Lyn kesal, baru ia ingin menjawab tiba-tiba Daniel sudah menggendong nya ala bridal style membuatnya menjerit karena terkejut. "Niel, kamu hampir membuatku jatuh!" Kesalnya sambil memukul dada bidang Daniel.

"Bukankah itu bagus? Oh ya, ada yang ingin kutunjukkan padamu." Daniel bejalan memasuki kamarnya yang ada dilantai atas dan mendudukkan Lyn di pinggir tempat tidurnya dengan sangat hati-hati. "Apa?"

Daniel menyuruh Lyn menunggu dengan isyarat tangan lalu berjalan menuju walk in closed. Menunggu pria itu, Lyn berjalan mengitari kamar Daniel yang bergaya America modern dan entah sejak kapan pria itu mengubah gaya kamar di mansion Liam menjadi gayanya sendiri.

"Ini.." Lyn menoleh kebelakang dan melihat Daniel tengah membawa satu kotak. Penasaran ia melangkah mendekatinya menunggu Daniel membuka penutup kotak itu. "Aku membuat semua ini ketika aku tidak ada disampingmu."

Lyn terpana melihat semua kertas yang terdapat lukisan dirinya. Sangat cantik bahkan dirinya sendiri tidak percaya wanita yang dilukis Daniel adalah dirinya. "Aku membuatnya ketika aku merindukanmu."

Daniel tersenyum melihat Lyn begitu antusias melihat hasil lukisannya. Bahkan Lyn sering tersenyum sambil menatap lukisan itu cukup lama. "Aku sangat menyukainya, Niel. Boleh aku ambil satu?" Daniel mengangguk.

Lyn bingung harus mengambil yang mana, semua lukisan itu sangat cantik membuatnya bingung. Hingga ia memusatkan perhatiannya cukup lama pada lukisan yang terdapat dirinya dan Daniel disana. "Apa aku boleh ambil yang ini?"

"Hem.. Sebenarnya itu lukisan yang sangat kusuka, tapi karena kamu juga menyukainya dan menginginkannya kamu boleh memilikinya. Tapi ingat kamu harus menjaganya jangan sampai rusak ataupun hilang."

*****

Lyn meletakkan bingkai foto terbaru nya yang memaparkan lukisan bagus dari daniel di meja dekat tempat tidur nya. Ia duduj di pinggir sambil tersenyum menatap lukisan itu. "Ah.. Andaikan yang memberikannya itu adalah Xavier." Suara notifikasi pesan masuk terdengar, diraihnya ponsel diatas meja dan membacanya.

Jika ada waktu ikutlah jalan-jalan bersamaku besok sore.

Kamu bisa mengajakkku langsung tanpa mengirim pesan, Niel. Kamar kita tidak sejauh New York ke California. Jawab Lyn geram, ia menoleh kearah pintu berjaga-jaga pria itu ada didepan dan siap mengetuk pintunya.

bolehkah?  Lyn langsung membalas pesan itu 'iya' tapi seketika pintunya terbuka begitu cepat membuatnya hampir berteriak ketakutan. "Niel! Apa yang kamu lakukan?!" Kesalnya, Daniel tertawa sambil menutup pintu kamar Lyn.

Callyn & Xavier (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang