15

2.3K 235 0
                                    

" Ah maaf, aku memindahkan sofa di ruanganku. Sebentar, aku akan meminta OB membawa kursi untuk kalian " ucapnya.

Setelah menyuruh apa yang ia janjikan tadi pada seseorang melalui telfon, lelaki berparas tampan itu tersenyum canggung.

Beberapa menit setelahnya datanglah kursi yang di bawa oleh pesuruh Soonyoung. Mereka menaruhnya di depan meja Soonyoung seperti yang Soonyoung pinta. Setelahnya barulah mereka mulai berbincang.

" Begini, aku menyetujui untuk bekerjasama dengan perusahaanmu. Kau tau, selain meluaskan lapangan kerja, kami juga setuju untuk ikut membangun seluruh misi yang kau jelaskan kemarin " rentetan kalimat dengan suara baritone itu membuat Soonyoung tersenyum senang.

Padahal ia membuat misi itu dengan pemikiran yang terlintas di otaknya saat itu juga tanpa menimang baik buruknya. Ia mengkhawatirkan Jihoon malam itu.

Kim Taehyung, CEO dari salah satu perusahan besar itu meminta asistennya memberikan dokumen yang sebelumnya Soonyoung berikan saat rapat lusa lalu. Jeon Jungkook mematuhi dan menyodorkan map biru tua kepada Soonyoung.

Soonyoung membukanya kemudian membacanya sejenak sebelum kembali tersenyum sambil berucap terimakasih.

Mereka membahas beberapa pokok lain yang tak sempat terbahas dalam rapat kemarin lalu Taehyung dan Jungkook berpamitan.

Rapat kemarin memang rapat besar. Disana banyak CEO ternama yang hadir. Seperti  Kim Taehyung, Kim Mingyu, Choi Seungcheol, Kim Jonghyun yang notabene adalah teman-temannya juga, dan CEO lainnya lagi. Dan Soonyoung bersyukur karena ada yang ingin bekerjasama dengan perusahaannya.

Ia bersandar pada kursi kebanggaannya sambil menyeruput ice americano pesanannya. Senyumnya tak kunjung luntur terlebih saat ini kucing manisnya menelfon.

" Awas kau ya kalau tidak pulang! " tegurnya dengan nada marah. Tapi Soonyoung tetaplah Soonyoung, ia tetap akan menganggapnya menggemaskan.

" Iya sayangkuu... Nanti kau mau ku belikan apa? " tanya Soonyoung. Jari telunjuknya ia pakai untuk memutari penutup gelas icenya sambil menunggu jawaban Jihoon.

" Emm.. Bagaimana kalau daging sapi? " tanya Jihoon. Nadanya terdengar bersemangat dan itu mengundang kekehan dari Soonyoung.

" Baik nanti ku jemput. Kita makan di luar saja ya kalau begitu. Dan.. Ada seseorang yang ingin ku kenalkan denganmu " ucap Soonyoung. Ia melepas ponselnya yang tadi ia tempel pada telinganya sesaat setelah Jihoon dengan tiba-tiba memutuskan panggilan tersebut.

Soonyoung kembali terkekeh. Ia mengambil tumpukan dokumen terdekat di mejanya lalu mulai menanda tangani dokumen-dokumen itu.

.

" Ish! "

Jihoon, dengan wajah yang terlihat marah namun masih menggemaskan itu meremat boneka bongbong kesayangan Soonyoung. Ia tak henti-hentinya mencaci maki Soonyoung dalam hatinya. Niatnya menelfon Soonyoung untuk mengingatkan janjinya makan siang di rumah. Ia sudah senang karena akan makan daging di luar namun mendengar Soonyoung ingin mengajak orang lain tadi membuat moodnya turun drastis.

Jihoon melirik jam dinding di ruang tamu. 30 menit lagi Soonyoung akan datang, maka ia membereskan sisa cemilan kucingnya di meja lalu pergi bersiap.

Seperti yang ia kira, 30 menit kemudian Soonyoung datang. Setelannya berbeda dengan tadi pagi yang lengkap dengan jas dan dasi, kini ia datang hanya dengan kemeja yang terlipat sampai siku dan jeans hitam. Kemejanya ia keluarkan bagian belakang sedangkan bagian depan ia biarkan masuk. Yup, ia sempat berkanti pakaian dulu di kantor tadi.

You Belong To Me.[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang