20

2K 215 8
                                    

" Dimana.."

" Jihoon? Kau sudah bangun sayang? "

" Soon.. Soonyoung?! SOONYOUNG?! "

Tubuh Jihoon tertahan sebuah tangan yang memegang lengannya.

" Jihoon tenanglah.."

Jihoon menoleh ke belakang.

" Siapa kau? " tanyanya Sinis.

Alih-alih menjawab, wajah Jihoon justru di tangkup yang kemudian di tatap " Manikmu berubah sayang.. Maaf appa tidak bisa menjagamu dengan baik "

Jihoon melepas kasar tangan itu. Ia menatap tajam orang yang berada di hadapannya.

" A-ppa? " orang itu mengangguk.

.

" Soonyoung.." Wonwoo menatap sendu pada wajah yang memucat itu.

" Paman dan bibi Soonyoung sedikit lagi kemari " suara Seungcheol membuat mereka yang ada disana terperanjat.

" Bagaimana keadaannya? " tanya Jeonghan.

" Dokter bilang sedikit lagi ia akan tersadar, hanya perlu menunggu efek biusnya menghilang " jawab Wonwoo.

Jeonghan beralih pada para sahabat Soonyoung yang duduk di sofa besar di sudut ruangan. Mereka sama-sama menjaga Soonyoung secara bergantian.

" Bagaimana dengan Jihoon? " tanya Chan. Ia masih terlihat panik akibat kejadian lalu.

" Entahlah.. Kita bahkan tidak tau dalang dibalik kejadian ini " keluh Joshua. Ia menoleh pada Soonyoung.

" Gue pamit pulang boleh kan? Gue mau ganti baju dulu " ucapan Mingyu mendapat jawaban anggukan. Bagaimana tidak, kemeja dan jasnya di penuhi noda darah yang mengering. Ia dan Seokmin sama, hanya Mingyu yang paling banyak.

" Pulanglah, kalian semua. Kalian harus beristirahat. Biar gue sama Seungcheol yang jaga " tutur Jeonghan yang diangguki Seungcheol.

" Ta- "

" Dengarkan saja, Wonwoo.. Kalian juga butuh istirahat " tegur Jeonghan sebelum Wonwoo memberi penolakan.

Verkwan, Meanie, Seoksoo dan Chan berpamitan pada yang lebih tua sebelum pergi meninggalkan ruang rawat Soonyoung.

Kini hanya mereka bertiga disana. Seungcheol keluar sebentar untuk menelfon seseorang untuk membantunya mencari keberadaan Jihoon.

Belum sempat Jeonghan  menyelesaikan bincang-bincangnya dengan teman-temannya (dan Jihoon) di chat, Soonyoung terbangun dan langsung meronta-ronta. Ia bahkan nekat melepas selang infus dan alat bantu nafasnya.

Jeonghan langsung menahan tubuh Soonyoung saat ia hampir jatuh. Menahan segala rontaan dan pukulan dari Soonyoung yang cukup menyakitkan mengingat kondisinya yang baru sadar dari masa kritis.

" Cepat! "

Suara dokter yang lewat barusan membuat perasaan lelaki tampan yang tepat berumur 30 tahun itu tidak enak.

Seungcheol bergegas lari menuju ruangan Soonyoung yang ternyata menjadi tujuan yang sama dengan dokter dan suster-susternya.

Mata Seungcheol membola ketika melihat Soonyoung yang sudah terjatuh ke lantai dan memberontak dikerumunan perawat dan seorang dokter hingga sebuah suntikan penenang ia dapatkan.

Seungcheol merengkuh tubuh Jeonghan yang bergetar ketakutan sambil di elus dan di tenangkan.

" Pasien syok berat. Ia membuat luka-lukanya kembali terbuka, kalau pasien melakukannya lagi, nyawanya bisa terancam " jelas sang dokter berperawakan manis dengan mata bulat lucu.

You Belong To Me.[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang