Ini malam ke tiga dan Jihoon masih tidak berani untuk menutup matanya. Mimpi tempo hari masih terputar terus menerus di kepalanya, membuat jemarinya bergetar takut.
Ia memang tak mengingat apapun sejak lama. Ia tak ingat pernah mengalami kecelakan mobil ataupun bus seperti di mimpinya atau tidak, atau seseorang yang bersamanya saat kejadian. Ia tak mengingat apapun atau siapapun. Ia hanya mengingat namanya.
Jihoon menatap rembulan dengan manik barunya. Purnama malam ini sangat indah sama dengan sepasang manik kucing yang ia miliki. Setahunya, sekalipun ia merubah wujudnya menjadi separuh kucing, matanya takkan menunjukkan perubahan apapun. Tapi kali ini berbeda. Ia tak mengerti.
Kuku jemari kanannya ia gigiti, ia memikirkan apa yang munkin terjadi ke depannya kalau ini adalah benar tanda akan sesuatu?
Apakah sesuatu yang akan datang itu adalah sesuatu yang baik atau buruk? Semoga bukan hal buruk. Ia baru merasakan kenyamanan berteman dengan para manusia. Ia tak ingin berakhir cepat.
Namun, dirinya terperanjat saat sesuatu yang hangat menempel di pipi kirinya. Ia menoleh dan mendapati Wonwoo yang tersenyum padanya.
" Suka coklat panas kan? " tanyanya seraya menyerahkan secangkir coklat panas buatan Mingyu lalu duduk di samping Jihoon.
" Yang lain kumpul di bawah, lo sendiri yang disini. Kenapa? " tanya Wonu lagi.
Jihoon menggeleng pelan. " Lagi mau sendirian aja "
" Lo jangan gitu. Lo gak bakal makin akrab sama kita kalo lo sendiri nutup diri. Kalopun emang lo lagi pengen sendirian, artinya lo lagi banyak pikiran. Gue bener? "
Jihoon tampak terdiam, lalu mengangguk. Yang Wonwoo katakan ada benarnya.
" Sekarang lo harus cerita sama gue, apa yang lagi ngusik lo. Gue maksa nih " nada bicara Wonwoo memang terdengar sedikit memaksa, namun kekehan di akhir ucapan mengundang tawa Jihoon saat itu juga.
Saat tawanya mulai reda barulah ia mengnarik nafas panjang, " Aku lebih suka pakai aksen Aku-Kamu. Gakpapa kan? " anggukan Wonwoo Jihoon terima.
" Soal aku yang bermimpi buruk, pasti Soonyoung yang bilang. Aku seneng kalian mau terbuka sama aku yang baru masuk di pertemanan kalian. Terimakasih banyak. Sebenernya aku agak ragu mau cerita, tapi akan tetap ku coba. Aku percaya padamu Won " ucap Jihoon yang mendapat senyuman serta acungan jempol dari Wonwoo.
" Tempo hari aku terbangun karena mimpi jatuh ke dalam jurang dengan mobil hitam bersama seseorang yang tak ku ketahui. Dia memelukku, mengucapkan banyak kalimat penenang dan kata maaf. Aku terkejut karena seseorang memanggilku. Ku kira itu Soonyoung, tapi melihatnya masih terlelap di sampingku membuatku terheran. Dia seperti berteriak dari luar. Aku takut. Aku tak tau harus sembunyi dimana, sekalipun dalam pelukan Soonyoung, aku merasa aku akan tetap ketahuan. Tapi dengan bodohnya aku berlari dan menangis di ayunan balkon. Disini. Suara itu masih terus memanggilku. Hingga kepalaku terasa sangat berat, dan mataku ingin sekali terpejam. Aku ingin tidur kembali, tapi tak bisa. Aku takut. Saat itu aku mendengar Soonyoung yang memanggilku, namun aku takut salah mengira lagi, makanya aku tak merespon. Hingga ia duduk di hadapanku barulah aku percaya. Ia memintaku untuk bercerita juga, dan ku lakukan. Saat suara itu kembali menggema, aku menangis, dan Soonyoung langsung memelukku sambil mengelusku. Aku merasa tenang. Setelahnya aku jadi mengantuk dan aku tertidur. Saat bangun, tiba-tiba aku sudah dikamar bersamanya " jelas Jihoon panjang lebar. Wonwoo hampir tertidur dibuatnya.
" Soonyoung yang menggendongmu dan membawamu ke kamar kalian " ucap Wonwoo.
Jihoon tau, 'tentu saja Soonyoung akan melakukannya'.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong To Me.[✅]
Fanfiction" Kamu ini apaan sih? " -ksy. Lelaki yang ke bingungan. . . . ⚠BXB⚠