32

1.7K 156 5
                                    


" Soonyoung~ Jihoonie mau es kriiim!! "

" Soonyoung, Jihoonie bosaaan!! "

" Soonyoung, kaos hitamku manaaa??! "

" Soonyoung potongkan aku buah-buahaan!! "

" Soonyoung, kau dimana?!! "

" Soonyoung!! "

" Soonyoung!! "

" SOONYOUNGG!! "

Soonyoung yang nampak lelah di tangga hanya bisa menghela nafas pasrah. Sedari tadi Jihoon terus saja meminta ini itu atau bahkan memanggilnya tanpa tujuan tujuan yang jelas lantaran dirinya tidak ingin beranjak dari kasur empuk miliknya. Jihoon bahkan tidak membiarkannya menyelesaikan satu pekerjaan dibawah sana.

Lihat saja alat bersih-bersih tergeletak sembarangan, atau koran yang berserakan bercampur majalah dan komik, atau piring kotor yang menumpuk di wastafel, atau bahkan pakaian kotor yang sudah menggunung disana. Oh, jangan lupakan pekerjaan kantornya yang ia tinggalkan dan membuat ponselnya terus dihujani telfon dan pesan dari para kolega maupun karyawannya.

Soonyoung tak tau alasan jelas Jihoon bertingkah seperti ini.

" Jihoon, jika kau tidak ingin beres-beres, setidaknya jangan ganggu aku dulu. Aku harus segera menyelesaikan tugas rumah agar bisa mengurus berkas baru dari Jun, ku mohon mengertilah.. "

Jihoon dengan mode kucingnya yang terduduk di ranjang nampak berdecih tak suka. Ia melipat kedua tangannya dan menatap garang pada Soonyoung di depannya.

" Begitu? Kau ingin mengerjakan seluruh tugas rumah kemudian lanjut dengan berkas-berkas sialan itu dan berakhir kau pergi ke London. Kau tidak mau meluangkan waktumu denganku di cuti ini? Kejam sekali dirimu tuan Kwon " sarkasnya sebelum melenggang pergi menuju kamar mandi. Tak lupa membanting pintu tak berdosa tersebut dengan amat kasar.

Soonyoung mengusap wajahnya frustasi. Ah, dia ingin diperhatikan rupanya, tapi bagaimana dengan pekerjaannya??

Soonyoung memilih untuk membiarkan Jihoon menenangkan diri selagi dirinya pergi ketempat laundry.

Sekembalinya Soonyoung dari sana, ia langsung melanjutkan acara beres-beresnya yang sempat tertunda barusan.

**

Beres-beres sudah dan memasak juga sudah, ia tinggal menunggu pakaian nya selesai di laundry lalu mengambilnya, tapi sebelum itu ia memilih untuk melihat kucing manisnya sebelum ia berakhir dicakari nanti malam.

" Jihoon?? " tak ada satupun suara disana.

" Jihoon, aku membuatkan susu untukmu, jangan marah padaku lagi " katanya kemudian.

Si kucing manis yang ternyata bergelung dalam selimut itu memunculkan dirinya. Soonyoung masih mendapat tatapan tak suka sehingga dirinya hanya bisa mendesah pasrah.

Soonyoung berjalan mendekati ranjang empuk yang sempat ia ganti seprainya tadi. Ia letakkan segelas susu vanila itu dinakas lalu menarik si mungil ke dalam pelukannya.

" Jangan marah lagi, maafkan aku " dan Jihoon tak menanggapinya.

" Maaf aku tidak memberitahumu lebih awal masalah ini, aku hanya.. tidak ingin menghancurkan moodmu saat itu. Aku tidak sanggup, kau manis sekali " jelasnya.

Jihoon melepas tangan Soonyoung yang melingkar di perutnya lalu beralih menatap Soonyoung yang tadi di belakangnya.

" Huh.. Tapi kau sangat menjatuhkannya semalam, selamat. Lain kali tidak perlu repot-repot memberitahuku apapun, biarkan sahabatmu saja yang memberitahukannya "

You Belong To Me.[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang