38

1.4K 149 19
                                    

Hari ini Jihoon sudah di perbolehkan pulang. Lusa lalu dirinya kedapatan pingsan di dapur dan langsung di bawa Soonyoung pada Jeonghan.

Untung saja saat itu Soonyoung belum berangkat kerja karena menunggu Jihoon selesai membuatkan bekal untuknya.

" Jaga dia baik-baik " Jeonghan berpesan pada Soonyoung.

" Tanpa kau pinta " balasnya sambil tersenyum.

Ia membawa tubuh Jihoon dalam gendongan koalanya. Berjalan sedikit pelan agar kekasihnya tak terbangun.

Soonyoung bingung, sejam yang lalu Jihoon begitu antusias kala Soonyoung berkata akan menjemputnya pulang. Begitu tiba, Jihoon ternyata terlelap. Ingin menunggunya hingga terbangun, takut ia yang di cakar karena dikira tak ingin dibawa pulang. Di bawa ketika tidurpun juga tak mengenakkan.

Huft..

Untung sayang.

Tapi,

Mengapa Jihoon tiba-tiba pingsang seperti itu?

Pagi itu Jihoon meminta Soonyoung untuk menunggunya selesai membuatkan bekal makan siang. Ia berkata takut tak bisa mengantarnya karena ada janji bertemu dengan Wonwoo dan Seungkwan.

Soonyoung meng-iyakan. Ia sudah memberitahu Jun bahwa akan telat, Jun tak masalah, karena jadwal meeting bosnya tersebut pun 2 setelah jam masuk kantor.

Soonyoung beranjak dari meja makan menuju kamar. Ia lupa memakai dasinya.

Saat sedang berkutat dengan dasi di depan cermin, dirinya terkejut dengan suara bising dari bawah. Terlebih bunyi peralatan masak.

Dirumah ini hanya ada Soonyoung dan Jihoon. Maka dari itu, tanpa berpikir 2 kali, dirinya dengan cepat berlari kebawah.

Keterkejutannya bertambah kala melihat tubuh mungil kekasihnya tergeletak di lantai dingin dapur. Dengan hidung yang mengeluarkan cairan merah.

Segeralah ia menggendong Jihoon dan membawanya ke rumah sakit dimana Jeonghan bekerja.

Kata Jeonghan, Jihoon kelelahan. Ia juga pernah mimisan dulu ketika mereka membantu profesor mendekor ulang rumah mereka. Jihoon akan seperti itu jika kelelahan, katanya.

Soonyoung tentu percaya. Siapa lagi yang harus ia percaya disaat seperti ini?

Setelah itu Jihoon di rawat inap dan Soonyoung menjaganya tiap makan siang dan menginap setelah pulang kerja.

Jihoon berkata ia tak boleh meninggalkan pekerjaan yang selama ini sudah susah ia bangun.

Begitu bijak.

Sayangnya hanya alibi.

'Aku sudah menaruh segala obat dan keperluanmu dalam tas. Dibagian tengah. Jagalah kesehatanmu, tetaplah kontrol sekalipun kau rawat jalan' begitu kiranya pesan yang dikirim Jeonghan pada kontak Jihoon.

Jeonghan mendesah frustasi.

Ia sudah membahas ini bersama profesor, membujuk sang ayah untuk mau bekerjasama dengannya membuat obat demi si bungsu dan kesehatannya.

Jika kemarin profesor menolak permintaan dokter Chanyeol dan fasilitasnya, bagaimana ia bisa menolak lagi kala Jeonghan menariknya paksa menuju lab dirumahnya.

Rumahnya dan Seungcheol.

Bukan lab eskperimen seperti milik dirinya, namun rumah kaca sedang dimana banyak tanaman dan terdapat beberapa meja juga alat untuk meracik obat.
.
.
.

" Istirahat yang banyak ya " bibir Soonyoung mengecup singkat bibir Jihoon yang kemudian berganti menjadi kecupan lama di dahi.

Jihoon dan Soonyoung sudah tiba dan sekarang Jihoon di tidurkan di kasur besar Soonyoung.

You Belong To Me.[✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang