Soonyoung berjalan agak kesulitan menuju rumahnya, untunglah ada Jihoon yang membopong tubuhnya walau tubuh Jihoon lebih kecil daripada tubuh Soonyoung.
Disana juga ada Seungcheol dan Jeonghan yang ikut menemani sejak Soonyoung saat hendak pulang dari rumah sakit.
Jeonghan pergi menuju lantai dua untuk menaruh tas Soonyoung di kamar dan Seungcheol menuju dapur untuk mengambil minuman.
Seungcheol dan Jeonghan menemani Soonyoung sejak semalam, bibinya menelfon untuk sekalian mengantarkan Soonyoung pulang kalau-kalau teman-teman Soonyoung sedang sibuk.
" Kau beristirahatlah, ingat kondisimu. Jangan kebanyakan tingkah " ucap Seungcheol setelah kembali dari dapur.
Soonyoung menatapnya sinis, meski begitu dirinya tetap mengangguk.
" Seungcheol, dokter Song menelfon dan memintaku datang secepat mungkin. Ada pasien yang harus segera ku operasi, ayo kesana " Jeonghan berseru sambil menuruni tangga dengan khawatir. Ia tak bisa mengabaikan satupun pasiennya kan?
Seungcheol menyuruh Jeonghan untuk tenang terlebih dahulu sebelum membawanya pamit dan pergi dari sana.
Tinggallah Jihoon dan Soonyoung di ruang tamu. Menyelam ke dalam pikiran masing-masing.
Begitu tenangnya rumah ini hingga suara mengumpat perut Soonyoung terdengar, membuat si pemilik perut memerah malu. Jihoon menatapnya sebentar sebelum tertawa.
" Tunggulah, aku akan memasak " katanya.
Tak butuh waktu lama, piring-piring penuh makanan sudah tersaji di hadapan Soonyoung, membuat sepasang mata sipit itu berbinar kelaparan.
Jihoon memberinya sepiring nasi lengkap dengan lauk yang langsung di terima oleh Soonyoung dan dimakan dengan lahap.
" Soonyoung, setelah ini kau akan tidur dimana? "
Baru saja dirinya bernafas lega karena sudah kenyang, Soonyoung di buat berpikir lagi karena pertanyaan si manis.
Soonyoung menatap keseluruhan rumahnya, tidak ada ruangan kosong lagi dilantai bawah. Di bawah hanya ada dapur juga ruang makan, ruang tamu, kamar mandi dan teras belakang. Tidak mungkin kan ia tidur di tempat-tempat tersebut. Ia bisa menaiki tangga sebenarnya, namun jika kakinya terlalu banyak digerakan, rasa ngilu dari lukanya akan membuat kedua kakinya terasa lemas dan dirinya bagai enggan menggerakkannya kembali. Belum lagi rasa ngilu dan nyeri itu butuh waktu agak lama untuk menghilang.
" Tak apa, aku masih bisa keatas " balasnya sambil tersenyum.
Jihoon memilih duduk disamping Soonyoung kemudian menatap kaki Soonyoung yang terbalut perban.
" Dokter bilang sudah lebih baik, kenapa harus ditutup lagi? " keluh Jihoon.
" Hm? Mungkin supaya lukanya tidak terbuka lagi, makanya ditutup "
" Separah itukah? "
" Aku tidak tau.. Tau-tau kemarin aku sudah dirumah sakit kan? " kekeh Soonyoung.
Sejujurnya ia masih merasa sakit sekalipun kakinya tak lagi di gips. Tidak ada bekas luka parah di kaki kirinya karena yang sakit adalah tulangnya. Hanya tinggal memar yang masih agak mati rasa jika ia sentuh.
Jihoon membereskan piring-piring makan mereka tadi sekalian ia cuci. Menaruhnya kembali ke rak piring lalu kembali pada Soonyoung.
" Kau ingin tidur? " tanya Soonyoung.
Jihoon meletakkan ponselnya lalu menggeleng.
" Aku belum mengantuk " jawabnya.
" Aku sudah mengantuk, ayo naik lalu tidur "
KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong To Me.[✅]
Fanfiction" Kamu ini apaan sih? " -ksy. Lelaki yang ke bingungan. . . . ⚠BXB⚠