Sam tak banyak berubah tiga tahun ini. Wajahnya tetap tampan, tetapi semakin tirus. Ada rambut-rambut halus di sekitar dagunya. Tubuhnya masih sekurus dulu, mungkin sekarang semakin kurus. Bibirnya masih pucat. Chatrine selalu ingat bahwa bibir itu yang telah mengambil ciuman pertamanya.
"Dia Kak Chatrine, malaikatnya Tere," suara cempreng Tere menyudahi diam Chatrine sejenak.
"Halo Chat... Arrgghhhh..." Tiba-tiba Sam memegang kepalanya.
Lantas Chatrine langsung panik. Ia menghampiri pria itu dan membantunya berbaring. Lalu dengan terpaksa menutup tirai pembatas.
"Kau mau minum?" tanyanya.
Sam hanya menggeleng.
"Lebih baik aku segera keluar dan memanggil dokter."
Namun sebelum Chatrine meninggalkan ruang 435 B, tangan kanan Sam menahan lengan kirinya, "kita berhutang sebuah percakapan, Nona."
Chatrine mendadak membatu. Tak mau berlama-lama, ia segera pergi ke ruang sebelah, ruangan Tere untuk berpamitan.
"Tere Sayang, aku sepertinya tak bisa lama. Aku harus menjemput adikku di tempat les-nya." Chatrine mengecup pelan kening gadis itu.
"Tapi kakak sebentar sekali di sini."
"Aku akan sering ke sini, pasti!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl In The Outside [END]
Short StoryKisah ini tak akan menceritakan tentang manisnya kehidupan masa SMA, tak akan mengisahkan tentang panasnya kisah cinta kantoran tentang CEO dan bawahannya. Di sini tak ada pria tampan dan pintar yang nyaris sempurna, atau pria nakal yang insyaf oleh...