"Grey, kau berutang penjelasan padaku!" ancam Chatrine sembari menyeduh dua gelas frappuchino untuknya dan seseorang yang duduk di dekat jendela.
"Dia memberimu tambahan 3 kali gaji," jawab Grey santai.
"Sejak kapan kafe ini membuka sewa-menyewa karyawan untuk customer?"
"Sejak yang menyewa adalah pemilik GWU Corporation, tentunya."
"Kau gila!" umpat gadis itu.
Grey tertawa lepas, "kau lebih gila karena ditaksir perjaka paling unggul di negara ini."
Ah, bodo amat!
Chatrine membawa nampan berisi minuman yang sudah dibuatnya tadi. Ia meninggalkan Grey yang masih mengoceh tak jelas di belakangnya.
"Whatsup, baby?" Tanya Rafael dengan cengiran khasnya.
"Berhenti menyebalkan dan katakan apa maksudmu!"
Rafa tertawa saja melihat tingkah galak gadis berambut pirang di hadapannya. Ia menyeruput frappuchino panas yang nampak pas di lidahnya. Minuman hasil tangan Chat memang tak pernah mengecewakan dirinya. Enak.
"Aku mau mengajakmu keluar," ucap cowok itu gamblang.
"Kalau maksudmu mengantarkan aku pulang, ayo!"
"Bukan pulang. Keluar." Rafael membenarkan tatanan kalimatnya. Membuat Chatrine mendengus kesal. Ini sudah pukul sembilan malam!
"Kalau kau tambahkan tip ku, maka aku akan ikut," tawar Chatrine.
"Berapapun itu, sebut saja."
"Ck, dasar bocah kaya raya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl In The Outside [END]
Short StoryKisah ini tak akan menceritakan tentang manisnya kehidupan masa SMA, tak akan mengisahkan tentang panasnya kisah cinta kantoran tentang CEO dan bawahannya. Di sini tak ada pria tampan dan pintar yang nyaris sempurna, atau pria nakal yang insyaf oleh...