thirty four

46 7 2
                                    

Ame menutup pintu ruang 435 dari dalam. Saat ia tiba, putra semata wayangnya tengah tertidur pulas sembari memegang agenda berwarna cokelat hitam. Dengan telaten, wanita paruh baya itu membenarkan posisi tidur Sam yang kadang tak pernah tahu aturan.

Ia mengambil buku agenda itu perlahan, namun ada beberapa helai foto yang berceceran dari sana.

Ame memungutnya. Setelah beberapa detik terfokus pada gambar di foto tersebut, ia melihat naas ke arah Sam yang tengah berbaring.

"Kau masih kuat untuk mengingatnya, Sam? Apa dia menyebabkanmu sakit?" Ame membelai lembut rambut hitam legam anaknya.

"Kau bisa melupakannya kalau kau mau."

"Berusaha mengingatnya membuatmu bertambah sakit, Darling."

Ame mengambil foto itu, lalu menaruhnya dalam saku jaketnya. Melupakan memang sulit, tapi mencoba mengingat kenangan ini membuat Sam tambah sakit. Ame tak mau. Sam harus sembuh dari penyakitnya dulu. Kemudian, ia akan membiarkan Sam mengetahui masa lalunya.

"Kita tunda sebentar soal Chatrine ya, Sayang."

Ame meletakkan agenda itu di nakas sebelah ranjang. Ia melepas jaketnya dan hendak menuju ke kamar mandi di ruangan itu.

Namun satu hal yang tak ia tahu, Sam mendengar hampir semua kata-katanya barusan.

The Girl In The Outside [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang