fourty eight

37 5 0
                                    

"Kau buru-buru sekali, Chat. Ada apa?" tanya Grey saat pesta Emillia baru berakhir setengah jam lalu.

"Ada yang harus aku lakukan."

"Kencan dengan kekasih?"

Chatrine tersenyum pias. Ia bisa menganggap itu kencan, bukan? Saat pertemuannya dengan Sam di rumah sakit. Mau bagaimana pun, Sam masih kekasihnya.

"Hati-hati di jalan!"

Chatrine menutup pintu kafe tempat ia bekerja. Sudah malam. Pasti akan sulit menemukan taksi di jam segini. Gadis itu mengerahkan pelukan pada sweater  cokelat gelapnya. Ia akan berjalan kaki saja.

"Mau kemana?" Suara bass seorang pemuda mengangetkannya.

Astaga!

Kenapa Rafael jadi cenayang? Ia ada dimana-mana.

"Rafa? Ku kira kau pulang setelah pesta," ujar Chatrine menatap pria itu.

Rafa kini hanya mengenakan celana jeans selutut dan kaos berwarna hitam bertuliskan New York. Tampan.

"Mau pulang, Chat? Ayo aku antar."

Chatrine menggeleng, "aku mau ke rumah sakit."

Wajah Rafael langsung panik. "Kau sakit? Mana yang sakit? Ayo aku antar sekarang!" Diraihnya pergelangan tangan Chatrine.

"Aku nggak sakit, Rafa!"

"Terus? Buat apa kau malam-malam begini ke rumah sakit?"

"Aku mau menjenguk seseorang."

The Girl In The Outside [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang