26

12K 570 5
                                    

"Pak,saya sudah mengantar kado dan kata pak Temi, terimakasih banyak atas kado dan kartu ucapan doa nya" ujar salah satu orang suruhan Bahtiyar.

Memang dia tak bisa datang di acara pernikahan teman lamanya itu.Dan dia baru mengirim kado hari ini,padahal pernikahan nya sudah berlalu.

Tapi gak apa-apa,dari pada engga mengucapkan sama sekali.

"Iya,makasih"

Balasnya dan kembali ke laptop.

Hari ini ia begitu sibuk,mungkin bisa sampai lembur kalo kaya gini.

Bahkan sekarang jam makan siang sudah ia lewatkan,sangking sibuknya gak sempat makan.

Ia tidak mau menumpuk-numpuk pekerjaan. Semakin di tumpuk,akan semakin banyak dan bikin pusing.

Semalam saja dia lembur sampai jam 1 dini hari dan mengingkari janji nya menonton di bioskop sama si gadis petakilan.

Iya petakilan.bayangkan saja selama ia dekat dengan Illyana sudah berapa kali gadis itu luka atau cedera.tepatnya entah petakilan atau ceroboh lah.

"Kamu gak kuliah?" tanya nya pada Illyana saat gadis itu tiba di ruang kerjanya.

Dengan seenaknya Illyana duduk di pangkuan lelaki itu tanpa merasa canggung "udah" balasnya.

Bahtiyar tak kesusahan sama sekali dalam melakukan pekerjaan nya.meski pun gadis itu bersandar pada dadanya,toh nanti juga tidur.

"Kamu udah makan?"

"Tadi udah di kantin.tapi kalo mau di ajak makan siang lagi si oke aja"

Bahtiyar terkekeh lalu mencium kepala gadis itu "aku belum makan"

"Kenapa?" tanya nya sambil mendongak sampai pandangan mereka bertemu.

Bibir mereka saling menyatu.ciuman yang begitu lembut bagi Illyana.ciuman penuh cinta,bukan penuh nafsu.

"Pak..eh maaf"

Ciuman itu berhenti karena sekertaris baru Bahtiyar masuk.

Malu itu yang Illyana rasakan dan dia hanya membenamkan wajahnya saja kedalam dada bidang lelaki itu.

"Maaf pak,saya......."

"Ya tidak apa-apa.ada apa memang nya?"

"Saya mau mengantar ini pak" ucapnya sambil menyodorkan map pada bos nya "maaf tadi saya sudah mengetuk pintu,tapi bapak ti....."

"Ya sudah,kamu boleh keluar"

Wanita itu hanya mengangguk.sebulan keja jadi sekertaris jadi tau jika bos nya itu orang yang seperti apa.yang pasti tak se arogan yang dia bayangkan.

Dia juga bukan wanita penggoda,secara dia sudah menikah juga.

Bahtiyar melanjutkan kembali pekerjaan nya,sesekali tangan itu juga mengusap rambut halus Illyana.

Sementara Illyana tengah asyik bermain game pada ponsel lelaki itu tanpa ada rasa kepikiran apakah lelaki itu pegal atau tidak.

"Mas"

"Hem"

"Memang mas kasih kado apa buat si telmi-telmi itu?"

Mengerutkan kening,tanda lelaki itu tak paham sama ucapan Illyana.

"Itu,temen nya mas yang nikahan?"

"Temi namanya Ly,bukan telmi.aku hanya kasih dua tiket bulan madu ke paris"

Illyana langsung berjingkrang turun dari pangkuan lelaki itu "mas gak bohong?" dia menggeleng "kenapa gak di kasihkan ke Illy aja mas? Kan Illy juga mau ke paris.belum pernah lihat menara tinggi itu tau"

Terkekeh pelan sambil mengusap pipi gadis itu "memang nya kamu mau menikah,minta kado segala.lagian kalo kita nanti nikah,kamu mau keliling Eropa juga hayo.makanya mau ya nikah sama aku?"

"Mau-mau" balasnya polos "hayu pak nikah.kapan? Besok? Sekarang juga boleh" lanjutnya lagi lalu mengaduh saat lelaki itu menjitak kepalanya.

"Lah kok di jitak.katanya mau nikah" sewotnya.

"Nikah itu butuh persiapan Ly"

"Persiapan apa,tinggal ijab lalu sah.kaga usah ribet-ribet pake acara ini itu.mending uang nya di simpen buat bayar hotel pak"

Lelaki itu terkekeh pelan "aku mau nikah seumur hidup Ly" ujarnya sambil menarik gadis itu agar duduk lagi di pangkuan nya "maka dari itu,aku mau pernikahan aku sama kamu nanti di abadikan dalam momen"

"Ya udah ayo nikah"

Lelaki itu bukan terkekeh,apa tersenyum.tapi terbahak "kamu ngajak nikah karena cepet pengen keliling Eropa kan?"

"Lah itu tau"

Bahtiyar tak mampu menyunggingkan senyum lebarnya.lelaki itu juga terus menciumi wajah Illyana dengan gemas.sampai gadis itu protes akan tindakan nya.Illyana merasa geli sama bulu-bulu halus yang mulai tumbuh di sekitar rahang lelaki itu.

Sampai suara gebrakan menghentikan aksi iseng lelaki itu.

Braaakkk...

Illyana terlonjak dan berdiri karena sangking kagetnya.

"Renita"

Sejak kapan dia ada di indonesai.pikir lelaki itu.

"Kenapa kamu gak mau jenguk aku lagi.kamu anggap aku gila ya?aku engga gila Yar" ucapnya sambil berjalan kearah mereka.

Bahtiyar langsung sigap menarik Illyana dan menyembunyikan nya di belakang punggung lelaki itu.Dia tau saat ini Renita sedang dalam keadaan yang sangat luar biasa kacau nya.

"Kamu lebih memilih dia dari pada aku?"

"Iya.karena dia jauh lebih baik" balasnya mantap.

Tiba-tiba perempuan itu tertawa cukup keras "apa istimewanya dia dari pada aku.dia itu wanita murahan"

"DIAM RENITA"

"kenapa kamu gak pernah lihat aku dan perasaan ku sedari dulu.kenapa kamu gak mencoba membuka hati kamu buat aku" uajrnya sambil terusak.

"Jawaban nya masih sama Renita.kalo aku tidak menyukai mu" tegasnya.

Tiba-tiba Renita menyeringai "kalo aku tidak bisa mendapatkan mu.perempuan murahan itu juga tak bisa mendapatkan mu"

Seketika suasana menjadi tegang saat Renita mengacungkan pisau yang pasti sangat tajam kearah mereka.

"Jangan tambah gila Renita"

"Hahaha..aku memang gila.gila karena mu"

Bahtiyar langsung menepis tangan Renita saat perempuan itu menodongkan pisau kearahnya.

"RENITA"

beberapa orang masuk.ada kedua orang tua Renita, dokter yang menangani perempuan itu dan juga Dirga.

Renita tak main-main.bahkan dia terus memberontak sambil menguatkan cengkraman tangan nya pada pisau.

Sampai pisau itu berhasil menusuk kulit sampai kedalam perut.

Semua orang memekik.

Renita memang gila.
Bahkan sudah di bantu satpam untuk membawa dia keluar pun tetap susah.

Tubuh dengan mengeluarkan darah itu ambruk dengan wajah pucat pasi nya.

Illyana mematung sambil terisak.

"Jangan tinggalin Illy" gumamnya dengan wajah penuh air mata.



Tbc:

ILLYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang