31

13.5K 561 7
                                    

Illyana bangun dengan keadaan yang tak baik. bahkan bisa di katakan buruk.

Selain suaminya yang lagi sudah hilang dari peradaban,lalu badan nya yang sungguh sangat tak mengenakan.

Efek berendam malam.

Illyana berjalan dengan pelan menuju pintu. Selain pening,Illyana juga merasa lemas yang luar biasa.

Pandangan nya berkunang-kunang.Ia mencoba menuruni anak tangga dengan pelan.

"Non kenapa?"

"Gak apa-apa bi.cuma gak enak badan saja"

"Bibi telphonin tuan ya"

"Jangan" cegahnya "nanti dia marah bi.bibi lupa kalo dia lagi jadi singa buas"

"Ya udah non sarapan ya.tadi tuan pesan sama bibi, kalo non harus sarapan"

Illyana hanya menggeleng saja.matanya masih terpejam dengan tubuh yang ia baringkan di atas sofa ruang tengah.

"Non,badan nya panas pisan" sang bibi memekik saat telapak tangan nya ia tempelkan ke kening istri tuan nya "bibi panggil dokter ya?"

"Engga bi.Illy mau tidur lagi aja" ujarnya dengan suara parau.

"Bibi kompres ya"

Sang asisten berlalu untuk mengambil seperangkat kompresan.

Illyana tertidur lagi dengan sesekali menggeliat karena memang suhu badan nya yang terlalu panas.

Ia merasakan kening nya di tempelin benda dan yang pasti kain kompresan.

"Bentar lagi tuan sampai non.lagi di jalan"

Bi Murni langsung mengambil baskom saat Illyana hendak muntah.

Dan benar,Illyana muntah-muntah begitu hebar. Sampai bi Murni di landa panik luar biasa.

"Bibi tenggorokan nya pait" ujarnya sambil teriasak.bukan hanya pait,tapi juga sakit tenggorokan nya.

Illyana terkulai lemas dengan masih terbaring diatas sofa.

Bi Murni mendengar derap langkah kaki yang begitu terburu-buru.

Bi Murni melihat wajah khawatirnya dari tuan nya.

"Ly..." panggilnya dengan wajah begitu kentara khawatirnya.

Bahtiyar mengusap kening istrinya yang memang terasa panas.

Illyana hanya menggeliat kecil dalam mata terpejam nya.

Bahtiyar mengangkat tubuh istrinya yang terasa sedikit kurus.

Bahtiyar tau dan sangat merasa bersalah.ia seminggu ini memang begitu mengabaikan istrinya.

Dirinya memang begitu kekanakan karena tak bisa menyampingkan masalah kantor dan rumah tangga.

Ia membaringkan tubuh istrinya diatas kasur kamarnya.

Lelaki itu juga menyuruh bi Murni untuk membuatkan bubur untuk istrinya.

Tak lama dokter yang ia panggil datang dengan tas yang berisi peralatan dokter tersebut.

Ia mempersilahkan sang dokter untuk memeperiksa keadaan istrinya dengan ia yang setia duduk di sebalah istrinya.Dengan tangan yang juga menggenggam tangan istrinya.

"Bagaimana dok?" tanya nya pada dokter wanita yang berusia sekitaran 40 tahunan.

Sang dokter menyunggingkan senyum sambil membereskan beberapa barang yang ia gunakan untuk memperiksa pasien "istri anda kecapain. Saya tulis resep obatnya ya pak.saya kasih resep buat penurun demam nya juga beberapa vitamin yang harus dihabiskan.bapak kudu ekstra menjaganya yak,apa lagi istri bapak sedang hamil muda"

ILLYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang