6

15K 752 3
                                    

Tidur panjang Illyana semalam begitu nyenyak, Ya tidur panjang dari sore sampai pagi,kebo banget pokoknya.

Illyana merasa semalaman ia tidur dengan bantal guling yang paling nyaman sedunia saat ia peluk. Ah andai saja dia tau bantal guling nya itu lawan berantemnya pasti dia sudah kowar-kowar tak jelas.

Hari ini Illyana tak ada kelas,akhir pekan ia tak mengambil kelas.alasan nya mau malam minggu harus mempersiapakan diri untuk malming dengan status jones nya.

Dengan muka bantalnya dia menyambar nasi goreng yang sudah tersaji diatas meja makan dengan ayam goreng dan juga krupuk udang.ia begitu kelaparan secara dia melewatkan makan malamnya semalam.

"Lapar non"

Illyana nyengir kuda "iya bi.lapar banget sumpah"

"Ly,tante minta tolong boleh gak"seru Amy yang sedang mencuci sayuran untuk di masak.

"Minta tolong apa tan"

"Itu berkas yang buat rapat ketinggalan.Iyar nyuruh tante tadi buat nganter kesana,tapi tante mau ada tamu entar.tolong kamu anterin ya"pintanya.

Illyana terdiam sebentar,lalu ia tersenyum misterius. Bisa minta uang jajan sama tuh om-om "iya tante.tapi Illy mandi dulu ya,siapa tau ketemu cowo dompet tebal hahaha"

"Huu dasar.entar tante telphonin taxi deh,soalnya pak supir lagi ijin gak masuk"

"Iya tante.kok tumben si om ke kantor,apa udah baikan"

"Udah mendin Ly,rapatnya sih nanti siang.pagi ini dia mau terapi dulu"

Illyana berjalan kearah dapur sambil membawa piring kotornya "bukanya om udah bisa jalan ya"

"Ya sudah,tapi kan harus bener-bener sembuh total. Iyar kan kalo naik tangga katanya masih suka ngilu"

"Ya udah deh.Illy mau mandi dulu...cup" Illyana dengan jahilnya mencium pipi Amy.

"Dasar..."

Tak perlu banyak waktu,Illyana sudah cantik.ia memakai dress cerah di padu padanakan dengan flatshoes putih.eeh siapa tau ada cowo berdompet tebel nempel ya Ly?kan lumayan dari pada lumanyun.

Illyana berdecak saat melihat kantor milik keluarga Bahtiyar.memang tak menjulang tinggi,hanya 20 lantai.tapi lumayan enak di pandang,tempatnya juga bersih dan sejuk.

"Mbak,ruangan nya om Iyar di lantai berapa ya?" tanya nya pada sang resepsionis.ia tadi lupa nanya sama tante Amy.

Wanita di hadapan nya itu tersenyum manis "adek siapa ya?"

Lah adek,emang muka gue kaya adek-adek ya? Ya gini resiko punya muka baby face.umur 20 tahun aja masih imut-imut dan menggemaskan.

"Eemm aku Illy mbak,keponakan nya om Iyar.udah bikin janji kok,tapi lupa ruangan nya dimana?"

"Ooh gitu,ruangan nya ada di lantai paling atas dek. Nanti di situ tanya saja ke sekertaris nya ya"

"Oke makasih mbak cantik"

Illyana segera masuk kedalam lemari besi katanya, alias liff.dia paling benci naik liff,karena pernah ada insiden yang mengguncang rasa nyalinya dulu.tapi gak mungkin juga kan dia naik tangga dari loby ke lantai 20,gempor kaki dan nambah gede betis.

Illyana bernafas lega saat tiba di lantai atas dengan kepala sedikit pusing.ia memang tak bisa naik liff karena pasti akan pusing keluarnya.

Dengan langkah gontai Illyana berjalan ke ruangan Bahtiyar setelah di beri tau oleh sekertarisnya. Ia membuka pintu dengan menunduk karena kepala sungguh pusing,perut juga mual,oohh tidak.

ILLYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang