Yura sama Yoongi lagi sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Meja kerja Yura itu letaknya berdekatan dengan meja kerjanya Yoongi. Jadi Yura bisa tau kalau dari tadi Yoongi itu sering banget megangin perutnya. Belum lagi setelahnya pasti dia sedikit meringis gitu. Iya emang dari tadi Yura sering curi-curi pandang ngeliat bos-nya yang super tampan itu.
Kembali lagi ke pekerjaannya memeriksa beberapa berkas penting, Yura gak mau kebanyakan mikirin hal yang gak penting biar dia gak dicap sebagai orang yang lelet bekerja. Tapi sekali lagi, perhatian Yura teralihkan pada bos-nya yang seperti sedang menahan sakit.
"Bos??" Panggil Yura dan Yoongi menoleh.
"Kenapa Yura? Ada yang kamu gak paham?"
"Bos enggakpapa? Dari tadi aku perhatikan sering banget pegangin perut. Bos laper? Mau aku ambilkan makanan?" Tawar Yura.
Tapi Yoongi hanya menggeleng aja sambil menampilkan wajah yang seakan dia baik-baik aja. "Enggak usah, aku udah sarapan tadi kok."
"Bos enggak sarapan pake janji manis kan? Gak bikin kenyang itu mah bos, cuma bikin berharap lebih aja."
"Ra!!" Yoongi menatap datar kepada Yura.
Entah kenapa deket sama Yura itu berasa kayak lagi deket sama Seokjin. Apakah mereka kakak beradik yang terpisah dalam rahim yang berbeda?
Yura langsung terdiam dan kembali fokus pada semua berkas yang harus dia urus sambil sedikit menggerutu. "Ya gimana gak mau kesepian, orang diperhatiin aja dia galak. Mana ada yang mau deket sama dia." Sesekali ekor mata Yura kembali melirik Yoongi.
"Ra saya bisa denger loh Ra!" Yoongi menatap kesal kearah Yura yang mengeluhkan diriya.
"Ya bos kan gak tuli." Ya Tuhan Yura mulutnya gak punya filter ya.
"Kamu jangan seenaknya sendiri Ra kalo bicara."
Yura meletakkan pena yang dia pegang tadi diatas sebuah kertas putih, lalu memutar posisi duduknya menjadi menghadap Yoongi. Lagi-lagi Yura melihat Yoongi sedang memegangi perutnya, tapi kali ini Yura lebih abai akan hal itu.
"Bos, jadi orang jangan cepet marah lah, nanti tekanan darahnya tinggi, terus stress. Kasian bos masih muda."
"Hentikan omong kosong kamu Ra, aakkh—" Yoongi meringis sambil memegangi perutnya lebih kuat.
Yura ngeliat hal itu dia jadi panik dan langsung nyamperin Yoongi, untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada bos-nya itu.
"Bos kenapa bos?" Tanya Yura panik.
"Ra, perut saya sakit Ra." Yoongi mencengkram kuat tangan Yura. Melampiaskan rasa sakitnya pada Yura.
Sebenernya Yura ngerasa sakit digituin sama yoongi, cuma dia tahan biar Yoongi gak merasa bersalah. Ya iyalah cengkraman laki-laki pasti kuat tenaganya.
"Pergi ke dokter aja sekarang bos, ayo Yura bantu berdiri." Yura menempatkan satu tangan Yoongi di bahunya, berusaha membantu bosnya itu berdiri dengan sudah payah.
"Gak usah Ra, teken aja tombol itu." Yoongi menunjuk sebuah tombol berwarna putih yang terletak didekat rak buku.
Yura mengangguk pasti dan segera menekan tombol berwarna putih tersebut. Sekarang ini dia dibuat takjub melihat gimana rak buku yang besar dan tinggi itu bergeser sendiri.
"Anjir, gila, gila. Apaan ini." Mata Yura melebar ketika melihat ruangan tersembunyi didalam sana.
Sebelumnya tempat itu hanya terlihat seperti kantor pada umumnya walaupun memang sedikit lebih mewah dari segi dekorasi dan peralatannya. Tapi yang sekarang Yura saksikan lebih gila lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY BOSS
FanfictionYura dan Yoongi sama sama memiliki masa lalu yang kelam dan rasa ketakutan akan sebuah perpisahan. Ditinggalkan secara tiba-tiba membuat keduanya merasa harus saling menghargai hubungan agar kedepannya tidak ada lagi kejadian yang menyakitkan sepert...