Belakangan sejak Yura tinggal dirumah Yoongi, pria berkulit putih pucat itu lebih sering mengendarai mobilnya sendiri, karena sekarang dia udah punya temen ngobrol dijalan. Kim Yura orangnya yang gak pernah habis bahan pembicaraan ketika mereka berdua sedang didalam mobil.
Karyawan di kantor Yoongi bukannya gak tau kalo mereka sering berangkat dan pulang bareng, berbagai spekulasi tentang mereka berdua mencuat ke permukaan. Tentu aja ada yang berkomentar baik, dan sebaliknya. Tapi Yura dan Yoongi tetap acuh mengenai berbagai komentar dari orang lain.
Toh, Yoongi bahagia dengan kehadiran Yura.
Sore itu mereka berdua pulang lebih cepat dari kantornya karena nanti malam sudah harus berangkat ke Jepang. Melirik Yoongi yang lagi mengendarai mobilnya, tiba-tiba saja Yura memiliki pikiran untuk melihat sebentar kondisi terakhir rumahnya yang sudah hangus dilalap si jago merah.
"Bos—" panggil Yura ragu.
Tampa memalingkan pandangannya dari jalan raya, Yoongi kemudian bergumam pelan. "Hmm.. wae?"
"Yura boleh gak liat kondisi rumah?"
"Gaboleh." Jawab Yoongi ketus.
"Oh." Yura harus menelan semua kekecewaannya kali ini.
Udah beberapa kali sih Yura pengen banget liat rumahnya tapi gak dibolehin sama Yoongi. Dia bilang takut Yura trauma, padahal Yuranya biasa aja. Dan yang mengurus kasus itu Seokjin.
Semenjak kejadian kebakaran itu, Jimin juga jadi jarang terlihat. Hal tersebut yang semakin meyakinkan Yura kalau dalang dibalik kejadian kebakaran itu. Jimin hilang, seperti ditelan cacing besar Alaska. Dia juga gak pernah menghubungi Yura, atau bahkan Yoongi yang jadi rekan bisnisnya.
Ditengah-tengah keheningan antara mereka, Yoongi kembali berucap.
"Kalo bukan saya yang nganterin." Balasnya.
Kek iklan teh beneran.
Seketika senyum Yura mengembang, seandainya Yoongi lebih gak kaku seperti Seokjin, pasti sekarang gadis itu udah dengan senang hati memeluk orang yang sedang bersamanya. Tapi memang rasanya beda, dekat dengan Seokjin gak bikin deg-degan seperti saat dia dekat dengan Yoongi.
"Gumawo—" hanya kata terimakasih singkat yang bisa keluar dari bibir Yura saat ini untuk mengekspresikan kebahagiannya.
Sampailah mereka didepan rumah Yura yang sekarang gak berpenghuni. Yoongi memarkirkan mobilnya tepat didepan pagar rumah Yura. Sedetik kemudian gadis itu menurunkan kaca mobil disampingnya, memperhatikan kondisi rumah yang memprihatinkan. Padahal rumah itu peninggalan orang tuanya, tapi sekarang sudah gak bisa dihuni lagi. Itu yang bikin Yura sedih lebih dari apapun.
"Gak mau turun?" Tanya Yoongi memperhatikan Yura.
Yura menggeleng Pelang sembari memandang rumahnya dari kejauhan. "Yura gak sanggup liat isi dalamnya. Banyak kenangan mamah sama papah disana. Tega banget yang bakar rumah Yura."
"Oh ya Ra, kemarin Jin Hyung bilang ke saya, katanya ada kemungkinan bukan Jimin pelakunya." Ucap Yoongi.
Gadis itu tersentak mendengar ucapan Yoongi, dia yakin sepenuhnya kalau itu perbuatan Jimin. Lalu kenapa bisa kalau semua ini bukan kesalahan Jimin? Psikopat itu pasti udah menyuap pihak kepolisian.
"Gak mungkin bos, siapa lagi yang punya dendam sama Yura selain Jimin? Ini juga bukan kecelakaan. Jelas ada yang ngebakar rumah Yura." Kesal Yura.
Yura mengigit kecil bibir bawahnya, menahan air mata yang siap lolos kapan saja. Saat ini Yura benar-benar merasa bahwa dunia gak pernah adil kepadanya, saat dulu dirinya mengalami depresi yang disebabkan oleh Jimin, anak itu malah dengan bebas melenggang ke luar negeri untuk menghilangkan semua jejak kejahatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY BOSS
FanfictionYura dan Yoongi sama sama memiliki masa lalu yang kelam dan rasa ketakutan akan sebuah perpisahan. Ditinggalkan secara tiba-tiba membuat keduanya merasa harus saling menghargai hubungan agar kedepannya tidak ada lagi kejadian yang menyakitkan sepert...