"k-kamu??!"
Nara nyaris kehilangan akal sehat melihat pria dengan membawa sebuah buket bunga mawar ditangannya, salah satu pria yang menjadi bagian dari masa lalunya, yang tidak pernah lagi dia harapkan kehadirannya, kini tengah berdiri tepat dihadapannya.
Senyum lebar yang mengembang dengan lesung pipi kecil menghiasi wajahnya, terlihat sangat ramah menyapa Nara. Tapi Nara sudah lupa bagaimana cara menanggapi keramahan dari orang yang menyapanya ini. Bibirnya terkatup rapat tidak bisa mengeluarkan satu katapun.
"Gimana kabar kamu? Aku seneng banget bisa liat kamu lagi." Pria tersebut menyodorkan bunga mawar yang dia bawa. "Untuk kamu."
"Darimana kamu tau aku ada disini, Jung Hoseok?"
Nara menelan ludahnya dengan susah payah, dia bahkan tidak mau menerima mawar pemberian Hoseok untuknya. Pikirannya terlanjur kalut memikirkan bagaimana pria yang sudah lama tidak dia temui tiba-tiba saja bisa berdiri didepan pintu rumahnya?
Sementara bagi Hoseok, mudah saja dirinya untuk mengetahui keberadaan Nara melalui Jungkook yang sebelumnya dia paksa untuk memberitahukan alamat tempat tinggal Nara kepadanya.
"Kamu menghilang selama bertahun-tahun, begini kah cara kamu mengapa teman lama? Kenapa kamu keliatan panik, huh? Kamu tau aku bukan orang jahat, kan?" Jung Hoseok mengangkat kedua alisnya, bingung melihat Nara yang seakan takut bertemu dengannya. Dan Hoseok bisa melihat bulir-bulir kecil keringat di dahi Nara. Menunjukkan kalau gadis itu sangat gugup untuk berhadapan dengannya.
"A-aku..." Ucap Nara terbata.
"Boleh aku masuk?"
Nara otomatis menggeser tubuhnya saat Hoseok merangsek masuk tanpa seizinnya, entah apa yang harus Nara perbuat sekarang, mengusir Hoseok dari kediamannya pun, rasanya akan percuma saja.
Hoseok meletakkan bunga yang dia bawa diatas meja, Pria itu sekarang tengah duduk diatas sofa kecil disudut ruang tamu rumah Nara, dengan mata yang mengedar menelisik setiap sudut ruangan tersebut.
"Ini gak bisa dipercaya, setelah menghilang selama bertahun-tahun, sekarang kamu tinggal di rumah seperti ini?" Hoseok menatap Nara yang saat ini sudah duduk di sofa lain, bersebrangan dengannya.
"Kamu gak perlu tau soal itu. Sekarang yang terpenting, gimana bisa kamu tau aku ada disini? Padahal aku sudah—" Nara menghentikan ucapannya saat dia hampir saja membocorkan identitas barunya.
"Sudah apa? Apa kamu sengaja bersembunyi supaya gak bisa ditemukan oleh Yoongi Hyung?" Tanya Hoseok.
"Kamu benar, aku gak mau lagi ketemu sama dia."
Hoseok terkekeh kecil, "kamu tenang aja, Yoongi Hyung juga pasti udah gak peduli lagi sama kamu. Setelah kamu tiba-tiba pergi tanpa jejak, dan tanpa meninggalkan pesan apapun, kamu tau bagaimana keadaan Yoongi Hyung?"
"Aku tau, he's definitely fine, aku denger juga kalo dia udah jadi salah satu pengusaha paling sukses di Korea. Lalu untuk apa dia masih mikirin aku?"
"Majjayo, lalu untuk apa kamu bersembunyi darinya? Kalo kamu tau dia udah gak peduli sama kamu dan dia baik-baik saja tanpa kamu?"
"Itu karena—" Nara membuang nafas kasar sembari menyibakkan rambut panjangnya ke belakang. Setelah itu dia menenggelamkan wajah dikedua telapak tangannya. "Aku yang gak baik-baik aja kalo aku harus ketemu sama dia lagi." Lirih Nara yang masih bisa didengar oleh Hoseok.
"Are you still loving him?" Tanya Hoseok.
"Bukan urusan kamu."
"Kamu masih cinta sama Yoongi, kan? Kalo iya kenapa gak coba buat buka hati lagi untuk dia? Kenapa gak coba temui dia sekali lagi? Aku tau kamu pasti punya alasan tersendiri kenapa kamu tiba-tiba pergi dari kehidupan Yoongi Hyung. Setidaknya kamu harus minta maaf karena kamu pernah bikin dia hampir gila. Walaupun sekarang dia, ya— jauh lebih baik." Hoseok tersenyum miring penuh arti yang tidak bisa ditebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY BOSS
FanfictionYura dan Yoongi sama sama memiliki masa lalu yang kelam dan rasa ketakutan akan sebuah perpisahan. Ditinggalkan secara tiba-tiba membuat keduanya merasa harus saling menghargai hubungan agar kedepannya tidak ada lagi kejadian yang menyakitkan sepert...