Yoongi pusing banget sekarang ngeliat Yura dari tadi gak berhenti nangis. Sebelumnya Yura tenang banget, pas diperiksa dokter juga dia gak banyak ngomong, gak panik atau ngerasa takut. Dia tenang seakan tak terjadi apapun.
Tapi setelahnya gadis itu malah nangis gak karuan sampe bikin Yoongi jadi kebingungan. Yoongi juga udah ngabarin Seokjin tentang kejadian yang menimpa Yura. Sekarang Seokjin lagi dalam perjalanan menuju ke rumah Yoongi.
"HUAAA... HIKKSSS.. GIMANA INI.. HIKS..." Yura nangis kenceng banget sampe sesegukan.
Ini baru pertama kalinya rumah yang dihuni Yoongi jadi berisik kek dia punya anak bayi. Dari tadi Yoongi udah berusaha tenangin Yura tapi gadis itu malah makin kenceng nangisnya. Pening pala Yoongi dong jadinya.
"Ra, udah tenang Ra. Kamu udah gapapa kok."
Yoongi berusaha menenangkan Yura dengan mengelus pelan punggung Yura. Mereka duduk sebelahan di atas sofa setelah tadi Yura mendapat penanganan dokter. Untungnya Yura gak harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Tapi ini sekarang gimana caranya biar Yoongi bisa menenangkan Yura.
"HIKSS... RUMAHNYA GAK BISA DIHUNI LAGI. HIKKSSS.. HIKKSSS."
"Ra, tenang. Seokjin Hyung bentar lagi kesini. Kamu bisa diem enggak sih."
Yura yang dari tadi menutupi wajahnya pake telapak tangan, sekarang memberanikan diri buat melihat bossnya. Dia hopeless banget sekarang harus tinggal dimana.
"Bos, Yura gak punya rumah dan bos bilang tenang? Ya gak bisa lah bos, hiksss.. Yura mau tinggal dimana huaaa..."
Yoongi meringis. "Iya Ra, kamu boleh sedih, boleh bingung, boleh marah. Tapi tolong ingusnya bersihin dulu dong." Dia mengambil sebuah tissue diatas meja dan dikasih ke Yura.
Asdfghjkl.
Ini bencana yang lebih besar daripada kebakaran tadi. Bagaimana bisa wahai kau Kim Yura menatap boss Yoongi yang kau kagumi itu dengan ingus yang meler. Astaga muke lu mending sumbangin aja ke orang yang suka cari muka Ra. Mulai sekarang gak usah ngarep lagi yoongi naksir sama kamu Ra.
Yura segera menyambar tissue itu dan membersihkan ingus sekaligus air matanya. Emang sih Yura mah absurdnya kebangetan. Kalo Seokjin yang ada didepannya sekarang ini pasti keadaannya bisa lebih parah. Dia bisa mukulin pudaknya Seokjin sambil nangis Bombay.
"Si boss mah bikin Yura tambah sedih aja. Hiksss.. hiksss.."
Gak lama kemudian Seokjin datang dengan raut wajahnya yang udah panik banget. Dia duduk disamping Yura dan langsung memeluknya dengan erat. Seokjin udah nganggep Yura sebagai adiknya sendiri, wajar kalo dia jadi khawatir banget kayak sekarang. Walaupun Yura pecicilannya gak bisa di jelaskan lagi dengan kata-kata, tapi hal itu gak mengurangi rasa sayang Seokjin terhadap Yura.
Jin menempatkan kepala Yura pada dada bidangnya, mengelus lembut rambut Yura. Dia bersyukur gadis itu gak kenapa-kenapa.
"Are you okay Ra?" Tanya Seokjin.
"Aku baik-baik aja tapi tak sepenuhnya okay."
"Kenapa bisa sampe kebakaran sih Ra?" Seokjin melepaskan pelukannya, menatap Yura dengan raut wajah penasarannya selagi tangannya sibuk mengusap sisa air mata Yura yang masih membasahi pipi gadis itu.
"Yura gak tau bang, Yura udah tidur. Sebelumnya gak nyalain kompor atau setrikaan juga. Pokoknya rumah aman aja tau tau bangun kamar udah penuh asap." Jelas Yura.
"Kalo begitu kemungkinan besar ada yang ngebakar rumah kamu Ra, tapi apa motifnya? Kamu gak punya musuh kan Ra?" Tanya Yoongi.
Yura terdiam. Dia yakin betul kalau ini perbuatan Jimin yang sebelumnya datang kerumah Yura dan gadis itu menolak menemui Jimin. Tapi gimana caranya meyakinkan dua orang ini kalau Jimin adalah pelaku dibalik peristiwa terbakarnya rumah Yura. Toh dia juga gak punya bukti apapun yang bisa mendukungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY BOSS
FanfictionYura dan Yoongi sama sama memiliki masa lalu yang kelam dan rasa ketakutan akan sebuah perpisahan. Ditinggalkan secara tiba-tiba membuat keduanya merasa harus saling menghargai hubungan agar kedepannya tidak ada lagi kejadian yang menyakitkan sepert...