Sejak pagi tadi hingga sekarang masuk jam makan siang Yoongi terlihat lebih diam dari biasanya. Yura tau betul kalau Yoongi memang seseorang yang tidak banyak bicara, tapi ketika wajah Yoongi terus menerus cemberut bisa disimpulkan tidak ada yang baik-baik saja. Entah apa yang dipikirkan Yoongi saat ini, apakah Yoongi masih merasa sedikit terusik pada pikirannya tentang Hoseok? Entahlah, Yura mengajak bicara pun sedari tadi hanya dijawab seadanya.
Sampai detik ini pun Yoongi masih terlihat menyibukkan dirinya dengan setumpuk berkas dan komputernya. Padahal biasanya jika hendak menjelang makan siang Yoongi pasti buru-buru membereskan pekerjannya dan mengajak Yura untuk makan siang bersama.
Yura duduk tepat didepan Yoongi, menopang kepalanya pada kedua tangan yang dia tempatkan diatas meja Yoongi.
"Boss—" panggil Yura.
"Hmm?" Respon Yoongi tanpa memalingkannya pandangannya pada gadis didepannya itu.
"Ham Hem ham Hem.. emangnya Yura penghuni kuburan di dehemin doang." Yura mendengus sebal.
"Kamu gak liat saya lagi sibuk?"
"Sibuk apa emang sengaja menyibukkan diri?" Yura menarik tangan kiri Yoongi dan menunjuk rolex berwarna silver itu. "Liat ini jam berapa? Percuma ya boss punya jam mahal tapi jadi aksesoris tanpa guna aja."
"Ra, kalo kamu mau makan siang sendirian aja ya, kerjaan saya masih banyak ini."
"Yaudah kalo gitu Yura juga gak makan siang aja, biar bantuin boss Yoongi disini."
"Gak boleh, kamu harus makan."
"Gak bisa boss, kerjaan Yura masih banyak. Boss gak liat itu di meja kerja Yura banyak banget berkas numpuk?" Yura menunjuk kearah mejanya.
Yoongi menghela nafas beratnya, kalau boleh jujur Yoongi memang sengaja menyibukkan dirinya agar tidak terlalu memikirkan Hoseok dan Jeon Jungkook. Entah kenapa hari ini dia punya pikiran buruk kepada mereka berdua yang tiba-tiba datang secara bersamaan. Apalagi Hoseok, masih belum jelas apa maksud kedatangannya dari Busan ke Seoul.
"Yaudah iya, kita makan. Tapi saya lagi males keluar, jadi pesan makanan aja gak usah pergi dari sini. Gimana?" Ujar Yoongi.
Yura tersenyum puas, dan mengangkat ibu jarinya menyetujui usulan Yoongi. "Okay. Biar Yura yang pesen makanannya ya."
"Eoh, pesan apa aja sesuka hati kamu. Nanti aku yang bayar. Gak usah khawatir."
"Ya iya dong boss Yoongi yang bayar. Kan bossnya bukan Yura, yang banyak duitnya si boss. Jadi ya boss yang harus bayar, iyakan?"
"Hedeehh.. sebahagianya kamu aja ya, Ra."
Yura cuma tertawa kecil, setelahnya dia sibuk dengan ponselnya, memilih makanan apa yang sekiranya bisa memperbaiki suasana hati Yoongi saat ini. Ya memangnya apa lagi yang bikin manusia keputihan itu bahagia selain makanan yang berbau daging.
Setelah menunggu selama tiga kali puasa tiga kali lebaran, gak. Ini gak lagi nunggu bang Toyib jadi tidak akan selama itu. Berapa saat setelah itu makanan yang dipesan oleh Yura datang dan mereka berdua bisa menikmati makan siang di ruangan kerja Yoongi.
"Ayo boss, makan dulu. Kalo gak dimakan nanti Yura yang habisin semua makanannya." Ujar Yura selagi dia sibuk menyiapkan makanan diatas meja.
"Cih, tadi aja bilangnya 'gak mau makan kalo boss Yoongi gak makan', dusta kamu Ra." Yoongi mencibir Yura dengan gaya bicaranya yang dibuat-buat.
"Hehehe, tadi gak ada makanannya. Kalo sekarang beda lagi dong ini makanan banyak banget begini sayang kalo gak dimakan."
"Ini semua kan yang bayar saya, jadi ya saya yang berhak menentukan kamu makan apa. Nasinya buat kamu, dagingnya semua buat saya." Ucap Yoongi memberikan semangkuk nasi pada Yura.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY BOSS
FanfictionYura dan Yoongi sama sama memiliki masa lalu yang kelam dan rasa ketakutan akan sebuah perpisahan. Ditinggalkan secara tiba-tiba membuat keduanya merasa harus saling menghargai hubungan agar kedepannya tidak ada lagi kejadian yang menyakitkan sepert...