42

3.5K 443 162
                                    

Min Yoongi, Baru saja membuka matanya beberapa detik sebelum akhirnya dia tertidur kembali dengan damai. Senyum tipisnya masih terulas di bibir Yoongi, sama sekali tidak pernah pudar. Tapi Yura langsung menangis sejadi-jadinya begitu melihat Yoongi menutup mata. Gadis itu mencoba membangunkan kembali Yoongi dengan mengguncang tubuh Yoongi cukup kuat.

"Yoongi-yaaa!! Hikkss.. tolong jangan seperti ini. Kamu belum menepati semua janji kamu. Aku masih menunggu untuk pernikahan kita, hikss." Yura memeluk tubuh Yoongi yang hanya terbaring di atas ranjangnya, tanpa merespon tangisan Yura.

"Yoongi— tolong jangan tinggalin aku kayak gini."

Yura membenamkan wajahnya pada dada Yoongi, menangis hebat hingga air matanya membasahi baju berwarna putih yang dikenakan oleh Yoongi. Harum tubuh Yoongi masih bisa dia rasakan, sungguh Yura bisa gila kalau dia harus kehilangan lagi sosok seseorang yang dia sangat cintai.

Untuk sesaat ruangan itu hanya dipenuhi oleh suara tangisan Yura, hingga beberapa saat kemudian Yura menyadari sesuatu yaitu dada Yoongi yang masih bergerak naik turun secara intens walaupun masih lemah.

"Yoongi?" Yura mengerjapkan matanya, menggeser posisi kepalanya hingga telinganya berada tepat di atas jantung Yoongi, gadis itu masih bisa merasakan detak jantung Yoongi.

"Kok berhenti nangisnya?" Suara berat Yoongi kembali menyapa indera pendengaran Yura.

Gadis itu dengan cepat menjauhkan dirinya dari tubuh Yoongi, dilihatnya pria itu tengah tersenyum lebar setelah melihat Yura yang begitu panik.

"HYA!! KAMU BOHONGIN AKU, MIN YOONGI?!!" ucap Yura geram tak terima dengan penipuan yang dilakukan oleh Yoongi terhadapnya, dan menghadiahi Yoongi satu pukulan di dadanya dengan cukup kuat.

Yoongi terkekeh, tak kuasa menahan tawanya setelah apa yang dia lakukan. "Lagian, alat itu masih berfungsi, kenapa kamu percaya aku meninggal? Hahaha bodoh sekali." Yoongi menunjukkan jarinya pada alat deteksi jantung di sampingnya.

Iya, Yura merasa kalau dirinya sangat bodoh untuk saat ini, saking terlalu takutnya Yura ditinggalkan oleh Yoongi, Yura sampai tidak bisa berpikir jernih, kalau alat disamping Yoongi itu jelas-jelas masih berfungsi dengan baik.

"Kamu tuh gak boleh bercanda sama kematian ya! Kamu gak tau gimana paniknya aku tadi, dasar jahat!" Yura kembali mendudukkan dirinya pada kursi di samping tempat tidur Yoongi, bersidekap sembari membuang pandangan dari Yoongi.

"Kamu takut banget aku tinggalin ya?"

"Pikir aja sendiri."

"Aku pikir begitu."

"Yaudah, ngapain nanya."

"Cuma memastikan, pengen tau gimana reaksi kamu kalo aku tiba-tiba pergi."

"Lalu kamu mengharapkan aku gimana?"

"Eum?? Salto? Guling-guling?"

"Gila kali ya."

"Iya kamu kan gila." Yoongi kembali tertawa, "gila kalo ditinggal sama aku, hahaha akhhh." Yoongi merasakan sakit di punggungnya yang sebelumnya tertembak oleh Hoseok. "Ah sial, kok sakit sih."

"Itu pasti pengaruh biusnya udah berkurang."

"Bantu aku duduk, Ra."

Yura melirik Yoongi dengan raut wajah yang masih sebal. "Duduk aja sendiri, masih hidup kan?"

"Oh gitu? Kalo kamu gak mau ngurusin aku, nanti aku lama sembuhnya, terus pernikahan kita harus lebih lama tertunda juga gapapa? Ya aku sih terserah kamu aja."

"Yaudah iya sini aku bantu." Yura masih dengan ogah-ogahan membantu Yoongi untuk duduk.

"Sini, duduk disamping aku."

OH! MY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang