Diandra berjalan memasuki lorong kelas pagi ini sendiri, entah lah ini semua gara gara adiknya Arsen yang pagi pagi sudah mengganggunya.
"Diandra" panggil putra lalu menghampiri Diandra
"Eh kak Putra"
"Pagi Diandra"
"Pagi kak putra"
"Mau ke kelas?"
"Ngga kak mau ke kutub utara" ucap Diandra
"Udah tau mau ke kelas pake nanya lagi" gerutunya dalam hati
"Hahaha pagi pagi udah ngelawak" ucap Putra sembari mengacak rambut Diandra
"Ih acak acakan tau" ucap Diandra kesal
"Ya udah yuk, gue anter"
"Kemana? KUA? Ayo"
"Nanti yah kalau gue udah sukses kita ke KUA"
"Hehe ngga kok becanda jangan baper dong ntar kayak mba wati jadi baperan" ucap Diandra membawa bawa penjual kantin
"Putra" panggil seseorang dari arah sana, dia adalah kesya yang dikabarkannya adalah kesya tergila gila pada putra
"Ada apa?"
Namun bukannya menjawab pertanyaan Putra, Kesya malah berfokus kepada Diandra
"Apa si ni kakel sok cantik banget, kata mommy gue juga cantikan gue kemana mana lah" batin Diandra
Tiba tiba kesya menghampiri Diandra
"Jauh jauh dari putra sebelum lo tau akibatnya" Kesya mendorong tubuh Diandra membuatnya tak seimbang
Kesya dan Putra lalu pergi entah kemana
"Eh kok ngga sakit ya" gumam Diandra
"Lo ngga papa?" Suara itu-
"Hah? Kayaknya gue kenal suara ini tapi ngga mungkin dong, tadi kan disini ngga ada siapa siapa" batin Diandra
Arka yang kesal karna Diandra diam saja akhirnya menjatuhkan Diandra
"Awww anjirrr sakitt" ucap Diandra
Diandra memperhatikan orang itu benar itu adalah Arka
"Arkaaa anjing lo yaa, woyy sialan Arkaa sakit ni" ucap Diandra sembari meringis
"Eh Di ngapain lo duduk di lantai" ucap Rani menghampiri Diandra
"Ntar aja nanya nya tolongin gue dulu ni" Rani segera membantu Diandra untuk berdiri
****
Arka memasuki kelas dengan senyum senyum bak orang tak waras, namun pagi siswi Sma harapan 3 hari ini adalah anugerah melihat Arka tersenyum tak henti henti
Arka tersenyum karena mengingat kejadian tadi pagi, entahlah apa yang sudah terjadi pada dirinya setelah bertemu dengan Diandra
"Woy Arka" panggil Seka dari belakang, Arka segera memberhentikan langkahnya
"Lo kenapa? Sepanjang jalan kenangan kita selalu bergandeng tangan"
Tiba tiba Arka memegang dahi Seka
"Panas"
"Eh ada juga lo yang panas, kesambet apa lo hari ini ngga berenti berenti senyum setres lo" ucap Seka menepis tangan Arka
Namun bukannya menjawab, Arka malah meninggalkan Seka
"Yaallah yaa rabb, kuatkan lah hati Seka menghadapi ciptaanmu yang seperti kutub utara"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyimpan Rasa-2
Ficção AdolescenteKarena aku mencintaimu tanpa "karena"-Arka Ardikari Bagaskara Ini adalah sekuel menyimpan rasa part 1. Bagi yg belum membaca part 1 silahkan baca terlebih dahulu.