Part 49

373 22 0
                                    

Hari kedua Arka di batam semua berjalan sama dan lancar seperti kemarin. Arka kini sedang termenggu duduk di area taman. Semua pembimbing sedang dikumpulkan.

"Oy ngelamun aja"

Lusi mendaratkan bokongnya disebelah Arka, Arka melirik sekilas ke arah Lusi.

"Ck, ni orang! Mikirin apa si lo?"

Arka membuka tasnya, mencari sesuatu yang sudah ia beli kemarin dengan lusi. Arka mengeluarkan kalung tersebut.

"Lo bakal balik ke jakarta kan?" tanya Arka,

Lusi mengangguk bingung "Yaiyalah balik"

"Gue titip ini ya buat Diandra"

Arka menyodorkan kotak yang didalamnya terdapat sebuah kalung yang sudah disiapkan olehnya.

Lusi mengernyit bingung menatap Arka "Kenapa ngga lo aja yang kasih buat Diandra?" tanya Lusi,

"Ambil dulu"

Arka memberikannya di telapak tangan Lusi.

"Jangan bikin gue bingung deh" ucap Lusi menatap Arka,

"Gue harus pergi" ucap Arka sembari tersenyum kepada Lusi. Lusi memperhatikan punggung Arka yang semakin lama semakin jauh dari pandangannya.

"Gue harus pergi? Apa si maksudnya" gumam Lusi menatap kotak itu,

Lusi memikirkan hal yang membuatnya ngeri sendiri "Duh mikir apa si gue" batin Lusi beranjak pergi dari kursi taman itu.

****

Didalam sebuah kamar Diandra sedang bermalas malasan, Diandra sedang membaca novel romancenya.

"Hikss hikss"

Arsen yang sedang melewati kamar Diandra tiba tiba berhenti di depan pintu kamar kakaknya itu.

Ceklek

Arsen melihat kakaknya yang sedang menangis tersedu sedu. Arsen segara menghampiri Diandra.

"Hikss.. Hikss jahat banget si!" gumam Diandra yang terdengar oleh Arsen,

"Siapa yang jahat?" ucap Arsen berdiri di dekat kasur Diandra.

"Ini nih si bemo, jahat banget sama si geboy hikss..hikss"

"Bemo? Geboy? Setau gue lo ngga punya temen yang namanya Bemo sama Geboy"

"Ya emang ngga hikss"

"Terus?"

"Novel hikss"

"Untung kakak gue!"

"Yaelah gue kira lo putus sama kak Arka"

Bugh

Bantal melayang mengenai wajah tampan Arsen,

"Kurang ngajar lo. Dasar ade laknatt!!!" ucap Diandra sinis.

"Lebay lo! Sama novel aja nangis, mending gue keluar deh dari pada denger lo nangisin yang ngga penting" ucap Arsen melangkah keluar kamar Diandra.

Handphone Diandra tiba tiba berdering. Tertera nama Arka di layar ponselnya, dengan gerakan cepat Diandra mengangkat telfonnya.

"Hallo" ucap Diandra masih dengan suara khas orang habis menangis,

"Kamu kenapa?"

"Ini loh novel bikin nangis aja"

"Ck, cuma karena novel nangis dasar cengeng"

Menyimpan Rasa-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang