Suasana diruang makan hening. Arka tak ingin membuka pembicaraan, begitupun dengan kedua orang tuanya. Bahkan Alea yang biasanya menggoda Arka kini diam, tak ingin mengusik perasaan kakaknya saat ini.
"Kak" panggil Cecil.Arka mendangahkan kepalanya menatap Cecil.
"Kamu mau ke Rs dulu?"
Arka hanya mengangguk tak berniat menjawab, moodnya sedang kacau balau.
"Bunda titip bubur buat Diandra ya, hari ini bunda ngga bisa jenguk" ucap Cecil, lagi lagi Arka hanya mengangguk.
Setelah itu Arka berpamitan dengan kedua orang tuanya, begitupun Alea yang akan diantar oleh pak Ujang.
"Kasian ya yah, Arka" ucap Cecil. Dika menatap istrinya.
"Mau gimana? Kita semua bakal dapet pendonor kok bun"
Cecil mengangguk, setelah itu meninggalkan Dika sendiri di meja makan. Dika sendiri sebenarnya kasihan, tak tega menatap putra kebanggaannya seperti orang yang kehilangan patah semangat.
****
Arka memasuki kamar dimana Diandra dirawat, Arka menghampiri Diandra yang sedang duduk.
"Haii cantik" sapa Arka,
"Mom kemana?" tanya Arka
Diandra masih diam, Diandra belum bisa menerima keadaannya yang sekarang.
"Udah makan?" tanya Arka,
Diandra menggelengkan kepalanya."Yuk makan, bunda bawain bubur"
Diandra tak mau membuka mulutnya, membuat Arka mengembuskan nafasnya kasar.
"Ayoo dong buka mulut, pesawat mau masukkk aaaaa"
Arka memeragakan pesawat yang akan memasuki mulut Diandra. Akhirnya Diandra membuka mulut.
Bubur yang tadinya terisi penuh, kini sudah habis tak tersisa.
"Kamu ngga sekolah?" tanya Diandra akhirnya membuka suara.
"Emm iya nih udah siang, Aku berangkat dulu ya. Nanti pulang sekolah aku kesini lagi okee"
Diandra mengangguk, Arka mengecup kening Diandra. Lalu beranjak pergi keluar.
"Arka" panggil Shella.
"Hai tante".
"Mom aja, sudah berapa kali dibilangin juga" ucap Shella.
"Kamu mau sekolah?"
"Iya tan--eh mom" ucap Arka.
"Ya sudah hati hati ya, Diandra sudah bangun?"
"Sudah mom, tadi Arka juga sudah kasih makan. Kalau begitu Arka berangkat dulu ya mom" Arka menyalami tangan Shella.
"Hati hati".
****
Berita tentang Diandra sudah menyebar keseantero sekolah. Ke guru guru dan ke seluruh pedagang kantin.
Arka berjalan memasuki kooridor, pagi ini Arka mendapat tatapan aneh dari seluruh siswa. Namun bukan Arka namanya jika dia tak memperdulikan itu.
Arka memasuki kelasnya, ketika Arka memasuki kelas. Kelas yang tadinya ramai berubah menjadi sunyi dan menatap Arka.
Arka tak memperdulikan tatapan mereka semua, Arka menduduki kursinya.
"Abis dari mana Ka? Tumben telat" tanya Andri
"Rs"
"Diandra udah mau makan?" tanya Seka
Arka menanggapinya dengan anggukan kepala.
Setelah itu guru memasuki kelas, pelajaran pertama dimulai. Diawali dengan pelajaran matematika.
"Ini kapan si istrirahat" ucap Seka
"Istirahat bukan istrirahat" timpal Andri.
"Iya istrirahat"
"Is.ti.ra.hat" ucap Andri mengeja
"Is.ti.ra.hat"
"Apa jadinya?"
"Istrirahat"
"Tau ah" ucap Andri kesal.
Tett..Tettt..Tetttt
"Akhirnya tu bel bunyi juga, ngga tau apa cacing di perut gue udah pada demo"
Sudah jelas yang berbicara itu Seka, Andri hanya memutar bola matanya malas. Tidak ingin berdebat dengan Seka.
Mereka bertiga berjalan kekantin, mencari sahabat sahabatnya yang lain.
Setelah mata mereka menemukan yang lainnya, mereka berialan menghampiri.
"Lama banget lo!" ucap Rani kepada Arka.
"Bu Susinya lama sayang" ucap Andri
"Ekhemm harap jangan menebar kemesraan, kalian lupa di sini ada jomblo" ucap Seka.
"Itu sama Sandra gimana" ledek Iska.
Seka dan Sandra memang sudah dekat Diandra dan Arka lah yang memperkenalkan mereka lewat medsos.
"Secret" ucap Seka
Tak lama makanan yang sudah mereka pesan datang.
****
Arka dan yang lainnya kini sedang berada diruangan Diandra. setidaknya lelucon Seka yang receh mampu membuat Diandra tertawa.
"WEHH AKHIRNYA DIANDRA MY BEBEB GUE KETAWA" ucap Seka memeluk Diandra
"Eh kutu kupret enak sendiri lo, gue juga mau" ucap Kean.
Sepontan mereka berdua mendapat tatapan tajam yang menusuk dari Arka.
"Yaelah mata b aja kali, belum aja gue colok pake tusukan kang cilok" ucap Seka.
Alih alih menjawab ucapan Seka, Arka malah berjongkok dihadapan Diandra "Udah makan?"
Diandra menggelengkan kepalanya "Kenapa? Makan yuk"
"Nanti aja" tolak Diandra
Pintu ruangan Diandra terbuka, menampakkan sang omma dan oppa Diandra.
"Diandra sayang, kamu yang kuat ya" ucap sang omma memeluk Diandra.
"Cucu oppa kuat, cucu oppa ngga nyerah dong" ucap sang oppa.
"Iya omma, iya oppa. Makasih udah dateng repot repot kesini" ucap Diandra.
"Arka kan?" tanya sang oppa, Arka mengangguk lalu menyalami tangan omma dan oppa Diandra. Begitupun dengan teman temannya.
"Mommy kemana omma?" tanya Diandra.
"Lagi ngobrol sayang sama dokter" ucap omma.
Tak lama pintu kamar Diandra kembali terbuka, menampakkan Shella dan Revan serta Arsen.
Wajah mereka bertiga nampak terlihat sangat bahagia.
"Diandra kamu tau? Kamu udah dapet donor mata" ucap Shella memeluk putrinya erat.
"Alhamdulillah" ucap mereka yang berada di ruangan. Arka sangat senang melihat Diandra kembali tersenyum.
"Kapan operasinya mom?" tanya Arka
"Besok jam 10 pagi" ucap Shella sembari mengelap sisa air mata diwajahnya.
Revan tersenyum melihat putrinya akan kembali melihat dunia lagi, begitupun dengan yang lainnya.
****
Next? Votment-,-
Follow!
Ig//triaslsbilh21
Tq.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menyimpan Rasa-2
Teen FictionKarena aku mencintaimu tanpa "karena"-Arka Ardikari Bagaskara Ini adalah sekuel menyimpan rasa part 1. Bagi yg belum membaca part 1 silahkan baca terlebih dahulu.