Tokk..tokkk
Shella mengetuk kamar sang putri tercintanya, sudah jam 6.30 namun Diandra belum turun juga.
"Di bangun sayang" ucap Shella dari luar kamar.
"Emm iyaa mom"
Setelah itu tak ada lagi suara mommynya, Diandra melirik jam weker yang berada di nakasnya
Diandra melotot ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 6.30
"Yaampun gue telat"
Diandra langsung berlari memasuki kamar mandinya, setelah selesai Diandra langsung mengenakan seragan dan menyisir rambutnya setelah itu memoles liptinnya.
Diandra turun dari tangga sembari berlari kecil.
"Pagi mom, pagi Dad" ucap Diandra sembari mengambil roti.
"Pagi sayang" ucap Shella dan Revan.
"Duduk dulu Di" ucap Shella,
"Ngga bisa mom, Di udah telat banget. Di berangkat ya mom, dad! Jangan kangen."
Diandra berlari melajukan mobil dengan kecepatannya di atas rata rata
Hp Diandra berdering dengan nada dering Havana, menandakan ada telefon masuk.
"Hallo"
"Dimana?"
Suara itu, suara familiar. Suara Arka dari sebrang sana.
"Dijalan"
"Kesiangan?"
"Iya, gue tutup dulu. Lampunya udah hijau"
Diandra menutup telfonnya, lalu melajukan mobil diatas rata rata. Namun tiba tiba dari arah lain ada mobil yang melaju dengan kencang, dan rem mobil itu blongg
"Aaaaa"
Semuanya berubah menjadi gelap, kemudian orang orang ramai menghampiri kecelakaan itu.
****
Entah mengapa perasaan Arka tidak enak, hatinya gelisah tak menentu. Pikirannya kemana mana.
Andri, Seka, Putra, Iska, Rani menatap Arka yang kini sedang melamun, entah apa yang dilamunkan oleh Arka.
"Woy"
Seka menepuk bahu Arka, membuyarkan semua lamunan Arka.
"Ngapa lo?" tanya Seka, Arka menggelengkan kepalanya
Drttt..drtt..
"Hp sapa tuh?" ucap Iska
Ternyara hp Arka yang bergetar, Arka segera mengangkatnya. Karena tertera nama Diandra di hpnya
"Hallo"
"Hallo, apa benar ini dengan saudara Arka?"
"Iya saya sendiri, ini siapa ya?"
"Saya orang yang membawa Diandra kerumah sakit, Diandra mengalami kecelakaan dan kini sedang ditangani dirumah sakit gading pluit"
"Saya segera kesana"
Semua yang berada dimeja menatap Arka "Ayo"
"Mau kemana?"
"Diandra kecelakaan"
Seisi meja langsung berdiri "Hah?" tanya Seka.
"Ntar aja telminya Seka. Diandra kecelakaan" ucap Iska.
Mereka semua pergi meninggalkan sekolah dan segera menuju Rs. Pluit Gading.
Sesampainya di sana Arka langsung menghampiri resepsionis "Sus, kamar atas nama Diandra".
"Nama lengkapnya pak?"
"Diandra Maheswara Ramadhan sus"
"Pasien atas nama Diandra sedang berada di ruang UGD" ucap resepsionis.
"Makasih sus"
Arka dan teman temannya berjalan menuju ruang UGD. Sesampainya di UGD, Arka melihat beberapa orang yang sepertinya menolong Diandra.
"Nak Arka?" tanya salah satu dari tiga orang itu.
"Iya, gimana ceritanya pak?"
"Mba Diandra ini bawa mobil kencang, dari lawan arah ada mobil yang melaju dengan kencang juga. Mobil yang menabrak mba Diandra remnya blong" ucap bapak bapak itu
"Kalau begitu saya permisi, ini barang barang mba Diandra"
"Makasih ya pak"
Ketiga bapak bapak itu pergi meninggalkan UGD. Arka terus saja mondar mandir di depan ruang UGD
"Ka, duduk dulu lo tenang aja Diandra kuat kok" ucap Andri dan yang lainnya mengangguk.
Namun Arka tak mendegar ucapan Andri. Arka khawatir sangat khawatir. Takur terjadi sesuatu kepada gadisnya.
Keluarga Diandra dan Arka sudah berdatangan "Arka gimana keadaan Diandra?" tanya Cecil panik.
"Belum tau bun, dokternya belum keluar" ucap Arka.
"Cil gimana ni anak gue yaallah" ucap Shella. Cecil langsung memeluk Shella memberi dukungan dan menenangkannya.
"Lo tenang aja ya, Diandra anak yang kuat kok" ucap Cecil.
"Dad"
Shella beralih memeluk Revan "Semuanya akan baik baik aja sayang, kamu tenang ya"
Pintu ruangan UGD terbuka, keluarlah dokter dari dalam ruangan itu.
"Dok gimana dok keadaan anak saya" ucap Shella
"Ibu tenang dulu ya bu"
"Anak saya gimana dok?" tanya Revan mengulangi pertanyaan sang istri
"Bapak, mari ikut saya ada yang ingin saya bicarakan"
Revan dan dokter itu berlalu pergi keruangan dokter. 15 menit kemudian Revan kembali.
"Gimana keadaan anak kita, Diandra baik baik aja kan?" tanya Shella dengan nada khawatir.
"Iya dad! Kak Di, baik baik aja kan"
Alih alih menjawab, Revan malah memeluk keluarga kecilnya.
"Diandra gimana van?" tanya Dika
Semua yang berada didepan ruangan UGD, menunggu Revan bersuara.
"Benturan dikepala Diandra, bikin saraf mata Diandra mengalami beberapa masalah"
"Anak kita"
"Anak kita apa Revan!Diandra kenapa. " bentak Shella.
"Diandra mengalami kebutaan untuk sementara waktu, sampai kita dapat pendonor"
Setelah mendengar ucapan Revan semuanya melongo, Arka mengusap wajahnya gusar.
Iska dan Rani sudah berpelukan mencoba saling menguatkan. Seka dan Andri menatap Arka yang sedang termenung di pojokan.
Cecil dan Dika saling melempar tatapan, Cecil berjalan mendekati Arka yang sedang termenung di pojokan.
"Kak" panggil Cecil
"Diandra bun" ucap Arka lirih
"Diandra kuat sayang, Diandra pasti dapat donor mata" ucap Cecil memeluk putra sulungnya.
Seka, Andri, Rani, Iska dan Putra berjalan menghampiri Arka. Setelah para orang tua pergi untuk berbicara masalah donor mata.
"Diandra pasti dapet donor mata Ka" ucap Andri
"Iya Ka, lo tenang aja" ucap Seka dan yang lainnya hanya mengangguk, Arka tak berniat menjawab.
Gadisnya, Arka tak bisa melihat betapa kecewanya Diandra ketika bangun dari koma.
*****
Next? Votment-,-
Follow!
Ig//triaslsbilh21
Tq.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyimpan Rasa-2
Ficțiune adolescențiKarena aku mencintaimu tanpa "karena"-Arka Ardikari Bagaskara Ini adalah sekuel menyimpan rasa part 1. Bagi yg belum membaca part 1 silahkan baca terlebih dahulu.