Part 43

375 20 0
                                    

Kini semuanya sudah berjalan seperti semula, Diandra hari ini sudah siap untuk pergi kesekolah. Setelah kemarin masih menginap dirumah sakit untuk pemulihan.

"Di, mom sama dad harus pergi kebali siang ini. Kamu berdua ngga papa kan dirumah?" ucap Shella.

"Biasanya juga berdua, yaudah jelas ngga papa lah!" batin Diandra

Diandra memasang senyum kepalsuannya "Ya mom" ucap Diandra,

"Dad sama mom, satu minggu di sana. Jadi kalian jangan nakal" ucap Revan.

"Oppa sama omma udah kembali ke Milan?" tanya Diandra.

"Iya, mereka pulang semalam. Omma kamu kan harus mengurus bisnis kue nya, oppa kamu ada metting penting besok" ucap Revan,

Diandra muak, sangat muak. Lagi lagi masalah pekerjaan! Diandra tahu mereka bekerja keras demi Diandra dan Arsen. Namun cobalah meluangkan waktu sedikit untuk dirinya dan Arsen.

Brakkk!

Diandra menggebrakan meja, setelah itu Diandra pergi meninggalkan ruang makan pergi keluar. Di luar sudah ada Arka yang hendak masuk,

"Udah ngga usah, ayo cepet!" tarik Diandra,

"Hei kenapa?"

Arka menghentikan langkahnya, menatap Diandra yang matanya berkaca kaca.

"Okey, kamu tunggu di mobil. Aku pamit dulu" ucap Arka

Diandra masuk kedalam mobil, sedangkan Arka masuk kedalam rumah untuk berpamitan dengan Shella dan Revan.

"Pagi dad, mom, Arsen. Arka sama Diandra berangkat kesekolah dulu" Arka menyalami tangan Shella beserta Revan.

"Hati hati ya ka" ucap Shella, Arka mengangguk setelah itu kembali ke dalam mobil.

Arka menoleh ke Diandra. Arka bertanya tanya kepada dirinya sendiri. Sebenarnya ada apa dengan Diandra,

Arka melajukan mobilnya dengan kecepatan rata rata, diperjalanan Diandra hanya diam sembari menatap ke jendala.

Tak biasanya Diandra bersikap seperti ini, Arka kemudian membuka suara.

"Kamu kenapa?" tanya Arka melirik Diandra.

Diandra menggelengkan kepalanya, tak minat bercerita pagi ini.

"Kenapa hm?" tanya Arka kembali,

"Ngga papa"

"Di balik ngga papa, pasti ada apa apa" ucap Arka,

Diandra menatap Arka yang sedang fokus menyetir, Arka yang merasa ditatap menoleh kearah Diandra lalu tersenyum.

"Mereka ngga pernah punya waktu, mereka cuma kerja, kerja, dan kerja. Aku sama Arsen juga butuh perhatian mereka!" ucap Diandra dengan nada kesal.

Arka kini paham mengapa mata gadisnya berkaca kaca sejak tadi,

Arka menghela nafasnya,

"Mereka kerja buat kamu sayang, kalau mereka ngga kerja, nanti uang sekolah kamu gimana? Uang sekolah Arsen gimana? Kamu ngga kasian sama mereka? Mereka juga capek loh kerja. Masa kamu marah marah, tadi muka mom sedih loh liat kamu gitu. Kamu harusnya merasa beruntung punya keluarga yang mau kerja keras buat kamu sama Arsen. Kamu pernah liat ngga anak anak yang di pinggir jalan? Sebagian dari mereka harus kerja keras bantu orang tua, ninggalin sekolah mereka, kamu harusnya bersyukur bisa hidup dengan berkecukupan" ucap Arka sepanjang jalan.

Tanpa terasa kini mobil Arka sudah terparkir di area sekolah, Arka menoleh ke Diandra.

Arka memegang wajah Diandra, hingga berhadapan dengannya.

Menyimpan Rasa-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang