3.Pertemuan

18.3K 666 18
                                    

Aku tengah berlari menerobos jalan raya yang super padat hari ini karna mobil yang di tumpangi ku terjebak macet. Jarum jam menunjukkan angka 6.45 berarti lima belas menit lagi aku terlambat ke sekolah. Aku tidak ingin terlambat ke sekolah hari ini, tepat sebelum gerbang di tutup tubuhku dengan sigap menyelinap masuk ke celah gerbang yang akan dikunci itu.

"Oalah non, cantik-cantik kok sering terlambat"ucap satpam dengan gaya jawanya yang khas

"Ehehe maaf pak, yang penting gak bolos sekolah"ucap ku nyengir

Aku berjalan santai menuju kelas ku namun seketika langkah ku terhenti ketika guru terkiller di sekolah sudah berada di depan papan tulis. Aku meringis melihat postur tubuh guru itu yang berbadan gemuk pendek memakai kacamata dan memegang senjata rahasia yang dimiliki oleh beberapa guru.

"Kira-kira sakit gak yah kena ceplesan penggaris rotan itu"ucapku membayangkan bagaimana jadinya ia di pukul pakai penggaris

"Ya allah bantu hamba"ucapku mantap lalu masuk kedalam kelas dan tanpa menyadari sorot tajam dari guru

"Assalamualaikum"ucapku tersenyum tanpa dosa

"Darimana saja kamu Felis??"tanya guru tersebut

"Dari rumah bu, kok gak dijawab salam dari saya??"tanyaku polos

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh"

Aku pun menoleh ke arah semua teman kelas ku yang kompak menjawab salam dan seketika banyak siswa yang menahan tawa.

"Kenapa kamu terlambat?"tanya guru datar

"Kejebak macet bu"jawabku menunduk

"Kamu itu disekolah untuk apa??sering terlambat"ucap guru itu dingin

"Thalabul Ilmi bu"ujar ku pelan

"Kamu bilang apa?!!"ucap guru tinggi

"Siap bu!!, tidak ada kata terlambat dalam menuntut ilmu"ucapku tegap membuat seluruh siswa tertawa terbahak bahak

"Kamu pinter tapi kok gemblung keset pula"ucap guru itu tak habis pikir

"Mei mei, bantuin aku"bisikku pada Meisha yang berada di bangku urutan kedua

Aku mendengus ketika Meisha berpura-pura tidak mendengar dan memilih melanjutkan membaca novelnya. Ingin sekali ku lempar dia sepatu tapi ku urungkan niatku karna cikgu besar menyuruhku untuk membersihkan kamar mandi. Ohh kasihan nya dirimu nak.

Aku mengepel lantai kamar mandi yang herannya kenapa seluruh sudut ruangan tercecer banyak air. Aku hanya menyelupkan kain pel di dalam ember berisi air dan mengepelnya tanpa ku peras sama sekali. Aku menggaruk rambutku yang tak gatal saat melihat ember yang tadi ku isi penuh kini tinggal sisa-sisa air.

"Letak kesalahan ku dimana yaa??"tanyaku pada diri sendiri heran

Aku pun memutuskan untuk mengembalikan pel tersebut ketempat semula namun belum sempat beberapa langkah

BUKKK!!!

"Aihh sakit juga kepeleset "ucapku meringis menahan perih dipantatku

Aku pun mencoba berdiri dan berjalan meskipun langkah ku pelan dan tertatih-tatih.

"Weehhh ngapain loe Fel jalan nya lambat kek putri Solo"ucap salah satu  sahabat Raihan

"Berisik kamu Ar, bantuin kek bukan malah ngeledek"ucapku kesal

"Iya iya gue bantu ke uks"ucap Arga menuntun ku ke uks

"Rebahan aja dulu, apa perlu gue undang Raihan buat kesini??"tanya Arga seketika aku pun menoleh

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang