Tahun demi tahun, Aku lewati dengan penuh suka cita. Umurku kini telah beranjak 22 tahun dan sebentar lagi umurku menjadi 23 tahun. Setelah aku menganyam pendidikan di dunia kedokteran. Kini aku bekerja di sebuah Rumah Sakit yang cukup terkenal di kota ini.
Aku memasukkan tanganku kedalam saku jas kebesaranku. Kini aku bertugas di UGD menggantikan dr. Kania yang sedang cuti beberapa hari.
"Dokter Felis, ada pasien terkena tembakan"ucap perawat tiba-tiba membuatku langsung bergegas keluar
Aku membantu petugas ambulans untuk menurunkan pasien tersebut. Aku melihat sekilas pasien tersebut adalah seorang tentara. Aku dan perawat lainnya mendorong brankar namun sebelumnya aku menekan bagian perut pasien tersebut yang mengalami pendarahan cukup hebat. Aku tidak ingin pasien ini kehabisan banyak darah.
Aku telah siap dengan pakaian yang steril sebelum masuk ke dalam ruang operasi. Kali ini aku yang memimpin operasi ini.
Hampir satu jam aku berkutat dengan alat bedah lainnya.
"Suster Mia, apa yang kamu lakukan!!"ucapku saat melihat darah tiba-tiba memancar mengenai wajahku yang tertutup oleh masker
Aku melihat ke arah Pasien Monitor, denyut nadi pasien tiba-tiba menurun.
"Ceroboh!!, kamu menyobek pembuluh darah arteri"ucapku gusar
"Maaf"ucap Mia
Kami semua berkutat untuk menyelamatkan pasien ini. Suasana berubah menjadi tegang, aku tidak boleh panik. Tetap tenang dan fokus.
10 menit......
15 menit.......
30 menit......
Denyut nadi pasien kembali seperti semula. Aku bernafas lega karna usaha ku tidak sia-sia. Setelah beberapa jahitan untuk menutup luka, akhirnya sebagian memindahkan pasien tersebut ke ruang inap.
****
Selang beberapa waktu aku berniat untuk menemui pasien tersebut yang kondisi nya mulai membaik.
"Selamat siang"ucapku setelah membuka pintu dan melihat pasien tersebut yang sedang menyandarkan tubuhnya
"Selamat siang, dok"ucap pasien tersebut
Aku melihat sekilas nama yang ada di ranjang tersebut Gilang Pratama
"Bagaimana kondisimu, Gilang?"tanyaku ramah
"Lebih baik dok"jawab Gilang tersenyum
"Aku sebagai wali mu disini"ucapku mendekat ke ranjang
"Kalau begitu, terima kasih telah menyelamatkan nyawaku"ucap Gilang dan kubalas anggukan
"Silahkan untuk istirahat, aku akan keluar setelah ini"ucapku lalu berbalik
Aku berjalan melewati lorong rumah sakit hingga tidak sengaja aku menabrak seseorang. Tubuhku terpental dan jatuh. Awalnya aku ingin memaki orang tersebut namun saat aku mendongak, aku melihat seseorang yang berdiri tegap dengan tatapan lurus ke depan.
Sosok yang membuatku membeku seketika, nafas ku memburu melihat orang tersebut. Aku kemudian berdiri dan menatap tak percaya orang yang ada di depanku ini.
"Satya.."lirihku meneteskan airmataku
Setelah bertahun-tahun lamanya aku menantinya pulang tanpa kepastian. Namun janji nya ia tepati, ia telah kembali. Aku ingin memeluknya namun tubuh Satya hanya diam tak bergerak dan hanya menatapku lurus tanpa ekpresi sama sekali. Kening ku mengerit, apa yang terjadi dengan Satya?? Kenapa dia tidak memelukku?? Kenapa dia tidak menunjukkan wajah bahagia nya justru wajah datar yang ia tunjukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
RomanceBELUM DIREVISI JADI BANYAK YANG MASIH TYPO Satya Raharja adalah seorang pemimpin pasukan khusus ia menjabat sebagai seorang kapten. Umurnya yang masih terbilang muda yaitu 22 tahun sudah berkecipung di dunia militer dan merelakan masa muda nya demi...