38.Hidup di Paris??

7.4K 347 28
                                    

Hari demi hari aku lalui seperti biasa. Aku sudah mulai bisa duduk meskipun belum bisa berjalan dan tangan kiri ku masih belum bisa digerakkan dengan baik. Dan tepat hari ini, aku akan mengikuti Aunty ke Paris. Entah itu keputusan ku benar atau tidak.

Aku mengambil secarik kertas dan bolpoin di nakas meja. Aku mulai menggoreskan tinta hitam ke kertas tersebut untuk seseorang.

Teruntuk Satya ku,
Hari ini aku akan pergi ke Paris,
Menuruti keinginan Auntyku.
Kamu kemana Satya??
Kenapa menghilang tanpa kabar.
Aku ingin mencari mu namun
Kondisi ku tidak memungkinkan.
Aku ingin menjumpai mu untuk
Terakhir kalinya.
Apa kamu sudah tidak
Mencintaiku lagi??
Apa kamu lelah denganku?
Ohhh.. maafkan aku Satya, yang
Selalu merepotkan mu.
Tenang saja, setelah ini tidak
Akan ada lagi yang mengganggumu
Dengan ribuan chat dariku.
Aku sangat berbohong jika
Aku mengatakan 'aku tidak mencintai mu' tapi kenyataan nya,
Aku masih mencintaimu.
Aku tidak tahu hubungan kita
Akan bagaimana, tapi aku
Selalu berharap bahwa itu tidak
Akan berakhir seperti ini.

Untuk Kesatria Negara ku
Aku mencintaimu tanpa syarat.

Felisha Shalsabilla.

Aku melipat kertas tersebut kemudian ku masukkan ke dalam amplop sebelum Aunty ku datang, aku menyembunyikan nya di balik tubuhku.

"Felis,udah siapkan, sayang"tanya Ema

"Udah kok Aunt"ucapku

"Baiklah, aunty ambilkan kursi rodamu dulu"ucap Ema

Aku hanya duduk di kursi roda dan Aunty Ema yang mendorong kursi roda ku. Sebelum keluar aku menatap rumah sakit yang selama ini aku bekerja di sana, sebelumnya aku telah mengajukan surat pengunduran diri ku di rumah sakit ini. Sungguh berat memang, namun aku harus melakukan nya.

"Felis!!!"panggil seseorang membuat ku menoleh

"Gita??"ucap ku melihat Gita mendekat ke arahku

"Loe mau pergi hari ini ya??"tanya Gita sedih

"Iya Git, jangan sedih gitu dong"ucap ku memegang tangan Gita

"Aunty panggil sopir dulu ya, kamu sama Gita dulu"ucap Ema dan aku hanya mengangguk

"Huaaa Felis cepet banget sih loe mau ke Paris"ucap Gita

"Yaa mau gimana lagi, aku harus nurutin permintaan Aunty"ucap ku

"Tapi gue masih belum puas buat ketemu loe,Fel"ucap Gita

"Udah gakpapa, kita kan masih bisa Skype. Oh Git, aku boleh minta bantuanmu gak?"ucapku

"Bantuan apa?"tanya Gita

"Tolong kasihin ini ke Satya"ucapku memberikan sebuah surat pada Gita

"Apa ini??"tanya Gita

"Udah kasihin aja, jangan dibuka. Anggap itu permintaan terakhir ku sebelum pergi ke Paris"ucapku tersenyum

"Iya deh, gue usahain ngasihin ini ke Satya"ucap Gita

"Ya udah yuk, gue anterin loe ke lobi"ucap Gita mendorong kursi roda ku

Aku menatap jalanan kota yang padat ini sebelum aku tidak bisa melihatnya lagi. Entah mengapa aku merasa berat  meninggalkan tempat ini. Banyak sekali kenangan disini yang tidak ingin aku lupakan.

*******

Aku menatap keramaian kota Paris dari atas apartemen milik keluarga Aunty Ema. Dari sini aku menatap lampu mobil berlalu lalang dari atas, meskipun suasana nya jelas berbeda dengan suasana di ibukota tempat tinggal ku.

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang