14. Kelulusan

8.8K 402 1
                                    

Hari pertama ujian telah ku lewati dengan sangat mudah. Enam bulan telah berlalu Satya masih setia dengan tugasnya yang entah sampai kapan akan berakhir. Setelah terakhir berkomunikasi empat bulan yang lalu tepatnya saat aku kalah dalam olimpiade sains di Singapura itu. Satya tak pernah menghubungiku atau sekedar membalas spamchat dariku, meskipun begitu keyakinan ku masih sangat besar untuk berharap Satya cepat pulang.

Bicara tentang Fauzan, ia semakin gencar mendekatiku. Mulai dari sering mengantar jemputku pulang, mengajakku jalan-jalan, atau memberikan sebuah puisi-puisi berisi kan tentang cinta. Entahlah dia memang menarik dan terlihat begitu romantis tidak seperti Satya yang selalu datar dan kaku namun bukan itu yang kucari dari diri Satya namun ketulusan hati dan keyakinan dalam mencintaiku dengan caranya sendiri membuatku semakin yakin bahwa Satya lah yang pantas untuk menjadi pemilik hatiku saat ini.

"Felishaaaaa"teriak seseorang dari belakang

"Apaan sih Mei gak usah lebay juga kali"ucapku memutar mata malas

"Ehehehe, gimana sama pelajaran Bahasa Indonesia??"tanya Meisha menjajarkan langkahku

"Lumayan lah, gak susah-susah amat"jawabku seadanya

"Loe kan emang pinter jadi gak masalah lah. Ohh ya loe abis ini mau lanjut mana?"tanya Meisha

"Aku mau ambil jurusan kedokteran, ya mungkin aku nyari kampus sekitar kota ini"ucapku

"Siap bu dokter"ucap Meisha cengengesan

"Belum juga jadi dokter, oh ya kamu mau lanjut kemana??"tanyaku

"Kalo gue sih mau lanjut akpol, surat dan persyaratan udah siap. Sebagian tes juga udah gue jalanin. Doain gue masuk akpol yee"ucap Meisha yang notabene adalah cewek tomboy

"Ahhh Meishaa kitaa bakalan pisahh dongg"ucapku memeluk sahabatku ini

"Gak usah mewek kalo gue tinggal yaa. Jaga diri loe, karna besok gue udah gak bisa ngelindungin loe"ucap Meisha

Teringat saat aku duduk dibangku kelas 10 tepatnya waktu MPLS berlangsung. Kebanyakan dari pengurus osis terutama kaum laki-laki, mendekatiku dan saat itu juga siswi pengurus osis menjadi geram selain itu kakak kelas waktu itu juga menyuruh geng nya untuk membantai habis hidupku dengan mempermalukan diriku di depan banyak murid-murid. Namun dengan santai, Meisha datang lalu membelaku tanpa rasa takut. Bahkan sebagian kakak kelas membenci Meisha karna sok pahlawan namun Meisha tak peduli.

"Helloowww Fel, kenapa sih loe ngalamun??"tanya Meisha membuyarkanku

"Aku jadi keinget aja waktu pertama kali kita sekolah disini terus aku kena bully dan kamu dateng buat ngebela aku"ucap ku tersenyum

"Ohh yang itu, gue juga masih inget dan bakalan inget sampai kapanpun karna gara-gara hal itu kita jadi deket kan"ucap Meisha nyengir

"Udah ahh yukk, kita pulang"ucapku menyudahi topik pembicaraan

Saat aku dan Meisha sampai di gerbang sekolah, aku melihat Fauzan menghampiriku menggunakan motor ninja nya.

"Cie ciee pangeranmu udah dateng tuh"ucap Meisha menggodaku

"Mei Mei"ucapku geram

"Ehehehe candaa Fel, lagian loe kan udah Satya"ucap Meisha mengerti

"Tuh kamu tahu, ya walaupun dia gak pernah lagi ngehubungi aku. Tapi aku percaya kok dia bakal pulang"ucapku tetap optimis meskipun ada keraguan di hatiku

"Ehh Fel, pulang bareng gue yuk"ucap Fauzan membuatku menoleh

"Terus Meisha gimana??"tanyaku melirik Meisha

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang